Di beberapa sekolah Israel, anak-anak sekolah kelas empat mempelajari pemrograman komputer, sementara anak-anak kelas 10 mengambil les dalam taktik enkripsi, coding dan bagaimana cara menghentikan hacking berbahaya. Negara ini bahkan memiliki dua taman kanak-kanak baru yang mengajarkan keterampilan komputer dan robotika.
Program pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya Israel untuk menjadi pemimpin dalam keamanan cyber (dunia maya) dan teknologi cyber dengan menempatkan harapannya pada generasi pemuda negara itu.
Untuk itu, dalam minggu ini Israel mengumumkan pembentukan Pusat Nasional untuk Pendidikan Cyber, yang dimaksudkan untuk meningkatkan bakat-bakat unit intelijen militer dan mempersiapkan anak-anak untuk berkarir di lembaga pertahanan, industri teknologi tinggi dan akademisi.
[Foto: Israeli Cyber Championship 2017]
“Kalian sebagai pelajar, perlu memperkuat negara ini dengan rasa ingin tahu kalian”, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pameran Teknologi Cyber Israel, yang duduk didekat siswa-siswi SMA dalam program pelatihan yang diawasi oleh Departemen Pertahanan. “Masa-masa kalian dalam layanan keamanan akan menjadi tahun emas bagi keamanan bangsa”.
Israel telah lama menyebut dirinya sebagai “Cyber Nation” tetapi pihak berwenang mengatakan bahwa mereka menghadapi kekurangan tenaga ahli cyber untuk bersaing pada kebutuhan pertahanan negara dan menjaga industri cybersecurity yang sedang booming.
[Foto: Israeli Cyber Championship 2017]
Untuk membangun sebuah mata air bakat, Israel memulai sejak dini, mengajarkan anak-anak membangun blok dasar dari suatu web.
“Di kelas pertama, mereka belajar huruf, selanjutnya cara membaca dan menulis. Kami sedang membangun tingkat pengetahuan selanjutnya mengenai sebuah kode”, kata Sagy Bar dari Rashi Foundation, sebuah kelompok filantropis yang menjalankan Pusat Pendidikan Cyber sebagai usaha patungan dengan departemen pertahanan Israel dan institusi akademik.
Pusat ini juga akan mengawasi program-program pendidikan yang diluncurkan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk program percontohan Kementerian Pendidikan Gvahim yang memperkenalkan kelas komputer dan robotika untuk kurikulum kelas empat di 70 sekolah, yang melatih anak sekolah berbakat tinggi dari daerah miskin dalam hal keterampilan cyber tingkat perguruan tinggi.