fadw.crtvAvatar border
TS
fadw.crtv
Akankah Mini Market Menjadi Micro Market?

Keberadaan warung atau toko kelontong di era modern ini memang sedikit banyaknya tergerus dan tergantikan oleh mini market. Walau tidak semua warung atau toko tergantikan, tapi bisa dibilang mengurangi pendapatan karena mini market.

Selain harganya yang tertera walau tidak selalu tepat, kelengkapan dan ketersediaan barang mini market bisa dikatakan lebih maju. Selain itu terkadang ada fasilitas tambahan seperti tempat nongkrong, ATM, sampai tempat isi daya ponsel.

Beberapa perusahaan mini market di Jepang, seperti: Seven Eleven, Lawson, dan Family Mart. Berinovasi dengan menggunakan mesin penjual otomatis untuk menjual makanan dan minuman yang umum dijual di mini market. Walau bukan teknologi baru, mesin penjual otomatis ini akankah menggerus keberadaan mini market?


Rencananya mesin-mesin ini akan ditempatkan di wilayah perkantoran dan tempat istirahat di pabrik. Mesin ini dibuat dengan 4 sampai 5 rak untuk menyimpan onigiri atau nasi kepal, makanan bekal atau bentou, sandwich, serta makanan penutup atau dessert.

Di Jepang sendiri sudah ada lebih dari 55.000 mini market. Dengan adanya mesin ini diharapkan bisa menambah unit dari mini market tanpa perlu membuka toko baru.

Sampai saat ini, Family Mart yang masuk lebih awal, menjadi pemimpin sementara dengan 2.100 unit mesin yang tersebar di wilayah Kantou, Kansai dan Chubu. Selain mengembangkan ukuran mesin menjadi lebih besar, meningkatkan jumlah barang yang dapat disimpan, mereka juga memikirkan cara agar kotak makan yang hendak dibeli tidak sulit untuk diambil serta tidak mudah tumpah.


Diurutan kedua ada Lawson, sampai akhir Februari tahun depan, Lawson berencana untuk meningkatkan unit hingga 1.000 unit. Namun, walau kalah jumlah, Lawson menyediakan tidak hanya makanan berat dan minuman, tetapi juga makanan ringan, permen, es krim dan kebutuhan harian seperti masker, dan lain-lain. Jadi pelanggan melakukan pemindaian harga sendiri sampai pembayaran pun sendiri. Tapi sayangnya, pembayaran baru bisa menggunakan IC Card seperti SUICA atau PASMO.

Dan yang terakhir ada Seven Eleven yang berencana mengadakan unit skala nasional hingga 500 unit hingga akhir Februari tahun depan.
Dengan keadaan seperti ini, akankah mini market berubah menjadi micro market? Mungkin jika inovasi terus dikembangkan bukan tidak mungkin ini akan terjadi.

Selain dampak positif, tentunya ada dampak negatif. Pengurangan lapangan kerja sudah jadi nomer pertama, karena jumlah pegawai bisa terpangkas.

Yang kedua akan ada yang namanya Culture Lag, dimana ada sebagian masyarakat yang kebingungan karena terbiasa dilayani saat pembayaran. Mungkin di Indonesia masih jarang yang namanya Self Service.

Memang teknologi selalu berkembang dan selalu berinovasi. Semakin padat bumi ini, maka akan ada yang namanya pemangkasan lahan.

Referensi : NHK NEWS
20/9/2017

0
26.1K
126
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan