Kaskus

Entertainment

.r4hma.Avatar border
TS
.r4hma.
Tan Malaka Riwayatmu kini ...


Tan Malaka Riwayatmu kini ...

Anak muda zaman kini mungkin tak banyak tahu siapa Tan Malaka, pemikirannya memang dianggap berbahaya pada zaman orba.

Pemilik nama lengkap Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka itu adalah wakil semangat anak muda untuk melakukan pekerjaan besar tanpa mementingkan itu menguntungkan dirinya atau tidak. Bahkan hingga akhir hayatnya ia rela menjadi jomblowan sejati.

Pada zaman orba berkuasa buku-buku tentang Tan Malaka dianggap sebagai masalah. Kalaupun ada, maka orang memilih menyimpan secara diam-diam, itu juga lebih banyak dari "kopian" saja. Mereka yang sudah membacanya pun acap kali hanya bercerita kepada kalangan yang paling dia percaya saja. Sebab jika bocor bahwa ia pernah membaca bukunya, bisa menjadi masalah serius dan ini sudah rahasia umum jangan coba2 menjadi pahlawan pada masa itu kalau tidak mau celaka.

Sosok ini memang tak ada dalam pelajaran sejarah buku-buku seperti Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) nyaris tak ada tertulis, entah kenapa dan mengapa karena pemikiran Tan Malaka menjadi kiblat pemikiran sukarno pada waktu itu.

Namun semenjak jatuhnya Orde Baru, tokoh ini kembali muncul bahkan buku2 atau tulisannya seperti madilog lebih mudah di dapatkan.

Tapi tahukah anda sosok ini dianggap sebagai penghianat dan penjahat apalagi bila membaca sosok ini dalam sejarah yang masih sangat berbau Orde Baru, hingga banyak orang turut mendudukkannya sebagai penjahat. Bahkan tak sedikit juga yang mengafirkannya lantaran ideologi yang dianutnya.

Alhasil, puluhan tahun, Tan Malaka nyaris tak kenal henti didudukkan dan dihakimi sebagai penjahat, sebagai komunis, sebagai PKI.

Itu juga yang pernah disesalkan oleh salah satu tokoh Minang, Khairul Apit. "Ada beberapa pihak yang sengaja memplesetkanperjuangan-perjuangan Tan Malaka, dan mengaitkan beliau dengan golongan kiri atau komunis. Tan Malaka itu tidak seperti yang dibayangkan orang."

Apalagi jika mengulik sejarahnya, Tan Malaka dengan tokoh-tokoh PKI sendiri di masa lalu kerap kali berdiri berhadapan, sebagai lawan. Silakan lihat saja bagaimana dia berdiri di posisi lawan ketika ia berhadapan dengan Moeso. Bahkan saat PKI merencanakan untuk melakukan kudeta, Tan Malaka adalah figur sentral di kalangan kiri yang menolak rencana itu. Sebab ia sendiri masih melihat masyarakat Muslim sebagai kelompok yang tak dapat diabaikan sebagai bagian penting di negeri tempat ia berdiam dan turut dia perjuangkan.

Tan Malaka dapat dibilang sebagai tokoh sangat mengenal Islam, dan bahkan jauh mendalami Islam dibandingkan dengan Soekarno atau bahkan Mohammad Hatta. Terlebih dia pun telah belajar Islam dari kanak-kanak, dan kabarnya pernah mendalami tarikat hingga pernah menjadi guru agama di kampung asalnya, Limapuluh Koto, Sumatra Barat.

Maka itu, pemahaman luas tentang Islam di masa kecilnya, tak mampu membuatnya berhenti hingga ia pun mendalami Marxisme yang juga masih diimbangi kegandrungannya menyimak perkembangan Pan Islamisme.

Tan Malaka adalah pribadi yang tak ingin terkungkung oleh satu ideologi, maka itu alih-alih mengikuti PKI, ia lebih memilih untuk menggagas Partai Musyawarah Rakyat Banyak alias Murba. Ia punya kemiripan dengan Soekarno yang cenderung berada di tengah, meski kemudian persepsi yang lebih terbangun di tengah publik dan turut dibesar-besarkan lawan politiknya sebagai seorang komunis yang tak bedanya dengan kalangan PKI umumnya.

Semakin berjalannya waktu dan sejarah telah banyak berubah banyak catatan yang menunjukkan jika dia adalah salah satu penganut tarikat dan tak melepaskannya begitu saja meski ia berkiprah di dunia pergerakan yang acap dilabeli kekiri-kirian. Sebab bagi dia, Islam dan komunisme bukanlah dua hal yang harus dipertentangkan, karena satu sama lain memiliki kemiripan--di luar urusan agama--melainkan dalam hal konsep dan "niat baik" pada rakyat kecil yang acap terpinggirkan.

Dan pemikiran seperti ini pernah terlintas oleh Presiden Gus Dur, tap MPR tentang PKI ingin dicabut oleh Gus Dur tujuannya memanusiakan manusia, untuk idiologi biar masyarakat yang menilai dan menghakiminya layaknya idiologi ISIS yang dihakimi sebagai teroris biar masyarakat menilai.

Biarlah masyarakat memproses sendiri perbedaan-perbedaan kepentingan dalam pergaulan sosial mereka melalui dialog yang sehat.

Seperti Tan Malaka di masa kini sosoknya lambat laun membuka hati tokoh2 nusantara bahwa kini namanya bisa disebut sebagai bapak bangsa, karena gagasannya paling diingat banyak tokoh pergerakan dan aktivis "Merdeka Seratus Persen".


Referensi

sumber


Diubah oleh Ibrahim_R 19-09-2017 19:55
abdurrahman19Avatar border
abdurrahman19 memberi reputasi
1
4.4K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan