Mengungkap Fakta di Balik Film G30S/PKI



RILIS.ID, Jakarta— Baru-baru ini, muncul wacana jika film G30S/PKI akan diputar kembali. Wacana itu pun banyak menuai pro dan kontra.

Film yang berkisah tentang pemberontakan PKI itu tak lagi tayang sejak 1998. Padahal, film dengan judul asli "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" selalu diputar pada 30 September di TVRI sejak 1984.

Ada beberapa fakta menarik tentang film yang diusulkan Presiden Jokowi agar dikemas ulang menjadi lebih kekinian tersebut.

Berikut beberapa fakta tentang film G30S/PKI dihimpun rilis.id dari berbagai sumber.

Biaya produksi

Film G30S/PKI dibuat pada masa Orde Baru tahun 1984. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Arifin C Noer menelan biaya produksi hingga Rp800 juta pada 1984 dengan menghadirkan 120 pemain dan 10 ribu figuran. Jika dikalkulasikan di tahun 2017, jumlahnya mencapai sekitar Rp14,6 miliar.

Lima tokoh penting

Ada lima tokoh penting yang masuk dalam cerita film G30S/SPKI, yaitu Soekarno diperankan aktor Umar Kayam, Kolonel Untung (Bram Adrianto), Soeharto (Amoroso Katamsi), DN Aidit (Syubah Asa) dan Pierre Tendean (Wawan Wanisar).

Box Office

Film G30S/PKI memang sangat populer pada zamannya. Buktinya, film Tanah Air yang mengisahkan terbunuhnya para Jenderal Angkatan Darat pada 30 September 1965 itu ternyata pernah masuk dalam jajaran Box Office pada 1985.

Tokoh terhentinya film G30S/PKI

Setidaknya ada tiga tokoh yang dianggap berperan terhadap dihentikannya film "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI". Mereka adalah Marsekal Udara Saleh Basarah, Menteri Penerangan Yunus Yosfiah dan Menteri Pendidikan Juwono Sudarsono.

Dapat kritikan

Enam tahun setelah resmi ditayangkan ke publik, film ini dikritik untuk pertama kalinya. Kritik tersebut muncul dalam sebuah milis, di mana akun tanpa nama mempertanyakan soal peran pemerintah atas korban-korban lain pasca kup yang gagal dan juga menjalani berbagai penyiksaan.

Menonjolkan kesadisan

Di menit-menit terakhir, film G30S/PKI mulai memunculkan kesadisan. Banyak darah dipertontonkan dalam setiap adegan, mulai dari ditembaknya Jenderal Ahmad Yani, hingga darah yang menetes dari tubuh Ade Irma Nasution. Adegan lainnya adalah proses penyiksaan terhadap 4 pahlawan revolusi yang tertangkap hidup-hidup, menambah suasana mencekam.

sumber: http://rilis.id/mengungkap-fakta-di-...m-g30spki.html