Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Masyarakat Perlu Kuasai Teknik CPR



TEKNIK resusitasi jantung paru atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) sebaiknya diketahui banyak orang, tidak hanya petugas kesehatan, karena CPR dapat menyelamatkan korban yang mengalami henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest).



Namun, teknik itu harus dilakukan dengan benar.



Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Jetty Sedyawan mengatakan CPR berguna untuk menormalkan detak jantung dengan menekan dada dan memberikan pernapasan sementara sebelum korban mendapat penanganan lebih lanjut.



Namun, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) itu mengingatkan pentingnya korban segera mendapatkan pertolongan CPR karena masa emas pertama setelah terjadinya henti jantung mendadak, hanya 7 sampai 10 menit.



Setelah periode itu, ujarnya, kemungkinan terjadi kerusakan jaringan pada otak korban karena aliran darah yang membawa oksigen ke otak sempat terhenti.



"Semakin lama, risiko korban menderita kerusakan otak akibat serangan tersebut semakin besar," katanya dalam diskusi bertema Semua orang bisa bantu selamatkan nyawa yang diselenggarakan Phillips Indonesia dalam memperingati Hari Jantung Sedunia di Jakarta, Kamis (14/9).



Jetty menjelaskan secara singkat teknik CPR pada korban henti jantung mendadak.



Pertama, cek keselamatan korban dengan memastikan korban berada di tempat aman.



Kedua, cek respons korban dan denyut nadinya.



Apabila tidak ada respons, segera hubungi petugas medis.



Ketiga, sambil menunggu petugas medis datang, orang terdekat dapat memberikan tekanan pada bagian dada secara berulang sebanyak 30 kali selama 2 menit.



Ditekan dengan posisi tangan lurus.



Setiap 30 kali tekanan, korban diberi bantuan pernapasan dengan cara menutup hidung dan meniupkan napas dari mulut ke mulut.



Pada kesempatan yang sama, Kepala Unit Pelayanan Ambulans Gawat Darurat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Erizon Safari mengatakan CPR merupakan penanganan henti jantung mendadak prahospital.



"Selain keterampilan CPR, ketersediaan alat automated external defibrillator (AED) juga sangat dibutuhkan di ruang publik karena henti jantung mendadak dapat terjadi sewaktu-waktu pada seseorang," imbuhnya.



Peristiwa henti jantung mendadak sering terjadi.



Berdasarkan data Perki 2016, ada sekitar 300 ribu hingga 350 ribu peristiwa henti jantung mendadak setiap tahun.



Oleh karena itu, Phillips Indonesia terdorong untuk memberikan pelatihan resusitasi dan pengetahuan dasar CPR kepada masyarakat umum untuk menyebarkan kesadaran tentang CPR secara luas.



Hari Jantung



Yayasan Jantung Indonesia (YJI) kembali menggelar peringatan Hari Jantung Sedunia pada 29 September.



Ketua Umum YJI Syahlina Zuhal mengatakan Hari Jantung Sedunia yang dicanangkan World Health Federation sejak 2000 bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat di seluruh dunia agar lebih waspada terhadap penyakit kardiovaskular, yakni penyakit jantung dan stroke.



Penyakit itu, sambung Syahlina, ialah penyebab kematian nomor satu di dunia.



"Tema Hari Jantung Sedunia pada tahun ini ialah Share the power, detak jantung sehat untuk negeri. Melalui tema itu, YJI mengajak masyarakat lebih meningkatkan kepedulian tentang kesehatan jantung," katanya.



(Dhk/H-2)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...cpr/2017-09-16

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Empat Wakil Indonesia Melaju

- Makin Mudah Pesan Pengawal Pribadi

- Kecerdasan Buatan Masa Depan

0
1.1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan