Mengenal Aneka Jenis Kain Uis Gara, Kain Adat Tradisional Karo
TS
ryan.manullang
Mengenal Aneka Jenis Kain Uis Gara, Kain Adat Tradisional Karo
Uis Garaatau Uis Adat Karo adalah pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan adat dan budaya Suku Karo dari Sumatera Utara. Selain digunakan sebagai pakaian
resmi dalam kegiatan adat dan budaya, pakaian ini sebelumnya digunakan pula dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Karo.
Kata Uis Gara sendiri berasal dari Bahasa Karo , yaitu Uis yang berarti kain dan Gara yang berarti merah. Disebut sebagai "kain merah" karena pada Uis Gara warna yang dominan adalah merah, hitam, dan putih, serta dihiasi pula berbagai ragam tenunan
dari benang emas dan perak.
Secara umum Uis Gara terbuat dari bahan kapas yang kemudian dipintal dan ditenun secara manual dan diwarnai menggunakan zat pewarna alami. Cara pembuatannya tidak jauh berbeda dengan pembuatan songket, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.
Fungsi dan Kegunaan Pada awalnya kegunaan Uis Gara, yaitu dibuat untuk dipakai sehari-hari oleh kalangan perempuan Karo. Namun saat ini Uis Gara hanya digunakan di setiap upacara adat dan budaya Karo. Baik yang dilaksanakan di
daerah Karo sendiri, maupun di luar daerah Karo, selebihnya kerap juga ditemukan dalam bentuk suvenir berupa tas, dasi, gorden, ikat pinggang, sarung bantal, dan lain sebagainya.
Jenis - Jenis Uis Gara
Spoiler for #Uis Beka Buluh:
Ukuran : 166 x 86 cm
Uis Beka Buluh memiliki ciri Gembira, Tegas dan Elegan. Kain Adat ini merupakan Simbol Wibawa dan tanda
kebesaran bagi seorang Putra Karo.
Penggunaan :
- Sebagai Penutup Kepala. Pada saat Pesta Adat, Kain ini dipakai Pria/putra Karo sebagai mahkota di kepalanya
pertanda bahwa untuk dialah pesta tersebut diselenggarakan. Kain ini dilipat dan dibentuk menjadi Mahkota pada saat Pesta Perkimpoian, Mengket Rumah (Peresmian Bangunan), dan Cawir Metua (Upacara Kematian bagi Orang Tua yang meninggal dalam keadaan umur sudah lanjut).
- Sebagai Pertanda (Cengkok-cengkok/Tanda-tanda) yang diletakkan di pundak sampai ke bahu dengan bentuk lipatan segi tiga.
- Sebagai Maneh-maneh. Setiap putra karo dimasa mudanya diberkati oleh Kalimbubu (Paman, Saudara Laki-laki dari Ibu, Pihak yang dihormati) sehingga
berhasil dalam hidupnya. Pada Saat kematiannya, pihak keluarga akan membayar berkat yang diterima tersebut
dengan menyerahkan tanda syukur yang paling berharga kepada pihak kalimbubu tadi yakni mahkota yang biasa dikenakannya yaitu Uis Beka Buluh.
Spoiler for #Uis Jongkit Dilaki:
Ukuran : 172 x 96 cm
Uis Gatip Jongkit menunjukkan karakter kuat dan perkasa.
Penggunaan :
Sebagai pakaian luar bagian bawah untuk Laki-laki yang disebut gonje (sebagai kain sarung). Kain ini dipakai oleh Putra Karo untuk semua upacara Adat yang mengharuskan berpakaian Adat Lengkap./SIZE]
Spoiler for #Uis Gatip:
[SIZE=3]Ukuran : 164 x 96 cm
Uis Gatip Jongkit menunjukkan karakter Teguh dan Ulet
Penggunaan :
- Sebagai Penutup Kepala wanita Karo (tudung) baik pada pesta maupun dalam kesehariannya.
- Untuk beberapa daerah, diberikan sebagai tanda kehormatan kepada kalimbubu pada saat wanita Karo meninggal Dunia (Maneh-maneh dan morah-morah).
Spoiler for #Uis Nipes Padang Rusak:
Ukuran : 146 x 74 cm
Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada pesta maupun dalam sehari-hari.
Spoiler for #Uis Nipes Benang Iring:
Ukuran : 154 x 62 cm
Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat duka cita.
Spoiler for #Uis Ragi Barat / Ragi Mbacang:
Ukuran : 144 x 65 cm
Penggunaan :
- Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat sukacita maupun dalam keseharian.
- Lapisan luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung) untuk kegiatan pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap.
Spoiler for #Uis Jujung - jujungen:
Ukuran : 120 x 54 cm
Kain ini dipakai hanya untuk lapisan paling luar penutup kepala wanita
(tutup tudung) dengan umbai-umbai emas pada bahagian depannya.
Spoiler for #Uis Nipes Mangiring:
Ukuran : 148 x 64 cm
Kain ini dipakai wanita Karo sebagai selendang bahu dalam upacara adat duka cita.
Spoiler for #Uis Teba:
Ukuran : 146 x 84 cm
Penggunaan :
- Kain ini dipakai wanita Karo lanjut usia sebagai tutup kepala (tudung) dalam upacara yang bersifat duka cita.
- Pada beberapa daerah, kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Kalimbubu (Maneh-maneh) pada saat orang yang sudah lanjut usia meninggal.
Spoiler for #Uis Pementing:
Ukuran : 168 x 72 cm
Kain ini dipakai Pria Karo sebagai ikat pinggang (benting) pada saat berpakaian Adat lengkap dengan menggunakan Uis Julu sebagai kain sarung.
Spoiler for #Uis Julu Diberu:
Ukuran : 172 x 96 cm
Untuk pakaian wanita bagian bawah (sebagai sarung) untuk upacara adat yang diharuskan berpakaian adat
lengkap.
Spoiler for #Uis Arinteneng:
Ukuran : 140 x 84 cm
Penggunaan :
- Alas pinggan pasuyang dipakai pada waktu penyerahan mas kimpoi.
- Alas piring makan pengantin saat makan bersama dalam satu piring pada malam hari usai pesta peradatan (man nakan persadan tendi/mukul).
Spoiler for #Perembah:
Ukuran : 160 x 67 cm
Penggunaan :
- Untuk menggendong bayi.
- Untuk anak pertama, perembah diberikan oleh Kalimbubu seiring doa
dan berkat agar anak tersebut sehat-sehat, cepat besar dan menjadi orang sukses dalam hidupnya kelak.
Spoiler for #Uis Kelam-kelam:
Ukuran : 169 x 80 cm
Kain ini bukan kain tenun manual, tapi hasil pabrik tekstil yang dicelup warna hitam menggunakan pewarna alami.
Penggunaan :
- Penutup kepala wanita Karo (tudung teger) waktu pesta adat dan pesta guro-guro aron.
- Kain ini juga digunakan sebagai tanda penghormatan kepada puang kalimbubu pada saat wanita lanjut usia meninggal dunia (morah-morah).
Spoiler for #Baju Gunting Cina:
Baju ini pada lehernya menggunakan motif cikcak-cikcak (kepala cecak).
Baju ini dikenakan pemuda karo dalam acara menari (landek) tarian budaya pada pesta guro-guro aron.