- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tak Menarik Minat Anak Muda, Mebel Rumahan di Jepara Melemah


TS
mtx98
Tak Menarik Minat Anak Muda, Mebel Rumahan di Jepara Melemah
Jepara - Produksi mebel rumahan di Kabupaten Jepara mulai melemah. Salah satu penyebab utamanya adalah minimnya minat anak-anak muda yang bekerja di sektor industri mebel rumahan, terutama tukang kayu.
Sebagian besar anak muda di Jepara lebih memilih bekerja di luar daerah dan menjadi buruh pabrik. Hal ini kemudian mengakibatkan menurunnya tenaga tukang kayu.
Seorang pengusaha mebel di Kecamatan Tahunan, Bambang menuturkan pekerja tukang kayu di industri mebel mulai berkurang cukup signifikan. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi kuantitas produksi mebel.
Tukang kayu di industri mebel miliknya saat ini hanya ada 20 orang saja. Tahun-tahun sebelumnya berjumlah 40 orang. Rata-rata mereka yang keluar karena memilih bekerja sebagai buruh pabrik dan merantau keluar daerah.
"Dulu punya 40 tukang kayu, sekarang tinggal 20 orang. Yang keluar biasanya lebih memilih bekerja di pabrik," katanya, Selasa (29/8/2017).
Munculnya pabrik-pabrik di sekitar Jepara menurutnya semakin menggerus industri mebel rumahan. Bukan hanya tukang kayu, untuk mencari tenaga amplas yang didominasi kaum perempuan pun sulit.
"Generasi muda hampir semuanya ke pabrik, tidaj mau lagi kerja di mebel," paparnya.
Ia menepis jika kerja di mebel berpendapatan kecil. Bambang menyebut upah seorang tukang kayu akan lebih tinggi dari karyawan pabrik saat mendapat orderan banyak.
"Kalau pas orderan banyak, penghasilannya banyak. Tapi kalau pas sepi hasilnya sedikit. Orang-orang memilih bekerja di pabrik karena upahnya rutin tiap bulan," kata dia.
Pengusaha mebel lainnya Ahmad Fauzi mengatakan lebih dari 30 persen tenaga kerja industri mebel terserap ke sektor lain.
"Diakui atau tidak, kenyataannya pabrik modern berdampak pada industri mebel rumahan," tandas dia.
https://news.detik.com/berita-jawa-t...jepara-melemah
Sebagian besar anak muda di Jepara lebih memilih bekerja di luar daerah dan menjadi buruh pabrik. Hal ini kemudian mengakibatkan menurunnya tenaga tukang kayu.
Seorang pengusaha mebel di Kecamatan Tahunan, Bambang menuturkan pekerja tukang kayu di industri mebel mulai berkurang cukup signifikan. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi kuantitas produksi mebel.
Tukang kayu di industri mebel miliknya saat ini hanya ada 20 orang saja. Tahun-tahun sebelumnya berjumlah 40 orang. Rata-rata mereka yang keluar karena memilih bekerja sebagai buruh pabrik dan merantau keluar daerah.
"Dulu punya 40 tukang kayu, sekarang tinggal 20 orang. Yang keluar biasanya lebih memilih bekerja di pabrik," katanya, Selasa (29/8/2017).
Munculnya pabrik-pabrik di sekitar Jepara menurutnya semakin menggerus industri mebel rumahan. Bukan hanya tukang kayu, untuk mencari tenaga amplas yang didominasi kaum perempuan pun sulit.
"Generasi muda hampir semuanya ke pabrik, tidaj mau lagi kerja di mebel," paparnya.
Ia menepis jika kerja di mebel berpendapatan kecil. Bambang menyebut upah seorang tukang kayu akan lebih tinggi dari karyawan pabrik saat mendapat orderan banyak.
"Kalau pas orderan banyak, penghasilannya banyak. Tapi kalau pas sepi hasilnya sedikit. Orang-orang memilih bekerja di pabrik karena upahnya rutin tiap bulan," kata dia.
Pengusaha mebel lainnya Ahmad Fauzi mengatakan lebih dari 30 persen tenaga kerja industri mebel terserap ke sektor lain.
"Diakui atau tidak, kenyataannya pabrik modern berdampak pada industri mebel rumahan," tandas dia.
https://news.detik.com/berita-jawa-t...jepara-melemah
0
1.6K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan