Kaskus

Entertainment

ryan.manullangAvatar border
TS
ryan.manullang
[G 30 S] Suara Bisu Perempuan Tragedi 65
Gerakan 30 September (dalam dokumen pemerintah tertulis Gerakan 30 September/PKI, disingkat G30S/PKI), Gestapu (Gerakan September TigaPuluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 ketika tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha kudeta.
id.wikipedia.org

Peristiwa G 30 S memang sebuah tragedi yang punya sekelumit konspirasi politik yang bahkan hingga hari ini benang merah kebenarannya belum mampu atau mungkin tidak akan pernah padu untuk ditemukan. Bahkan untuk kalangan Sejarawan hal ini sangat sulit mengingat banyaknya intrik dalam maupun luar yang mempengaruhi peristiwa ini baik rencana maupun tujuan sebenarnya.

Namun, hal yang pasti adalah rakyat kecil sebagai korban yang paling nyata. Tak terkecuali para anak-anak maupun perempuan. Berikut beberapa kesaksian kecil oleh para perempuan yang mengalami langsung maupun melihat lansung bagaimana keberingasan efek peristiwa ini :

[G 30 S] Suara Bisu Perempuan Tragedi 65
"Uang saya hanya cukup untuk menyambung nyawa"
Sumilah berusia 14 tahun ketika ia ditangkap tahun 1965. Tuduhannya: Dia adalah anggota dari gerakan perempuan "Gerwani".Aparat menghajarnya sampai pingsan. Mereka kemudian menyekap Sumilah
di kamp Plantungan. Di sana baru diketahui bahwa ia korban salah tangkap. Di masa tua, Sumilah hidup
di Yogyakarta dengan uang pas-pasan.


[G 30 S] Suara Bisu Perempuan Tragedi 65
"Mereka memukuli ayahku hingga hampir mati"
Ayah Kina diduga merupakan simpatisan Komunis. Ia ditangkap dan tak boleh bekerja.
"Itu sebabnya saya mengambil peran sebagai pengganti ayah,"kata dia.
Kina berpakaian seperti anak laki-laki, bekerja di ladangan mengumpulkan kayu bakar. Masyarakat mengecapnya sebagai "anak komunis". Oleh
karena itu, ia dan saudara-saudaranya kehilangan hak atas tanah ayah mereka.


[G 30 S] Suara Bisu Perempuan Tragedi 65
"Masih tersimpan luka di hati saya"
Suami Lasinem ditangkap tahun 1969, disiksa & dikirim ke Pulau Buru. "Suamiku diangkut oleh kawannya sendiri, yang merupakan tentara. Dia dipukuli, punggungnya diinjak-injak sampai luka di sekujur tubuh,"papar Lasinem. Perempuan ini ditinggalkan sendirian dengan anak-anaknya. Tahun 1972, mereka menyusul sang kepala keluarga ke Buru. Trauma ketakutan melekat di diri Lasinem hingga saat ini.


[G 30 S] Suara Bisu Perempuan Tragedi 65
"Meski dipukuli bertubi-tubipun saya tidak menangis"
Sri adalah seniman dan penyanyi yang tergabung dalam organisasi yang dekat dengan Partai Komunis Indonesia. Pada tahun 1965 ia ditangkap, disiksa, dan dipenjara. "Depan kamar tidur kami penuh
tahi,"
kenangnya. "Kotoran itu baunya tak tertahankan."
Ketika dia dibebaskan pada tahun 1970, rumahnya sudah dirampas keluarga lain. Sri menjadi tunawisma.
Di masa tua, ia tinggal bersama keponakannya.


[G 30 S] Suara Bisu Perempuan Tragedi 65
"Aku harus meninggalkan bayi perempuanku"
Berkali-kali Yohana ditangkap, ditahan, diinterogasi. Ketika ditangkap ke-2 kalinya, ia baru saja melahirkan. Ia dipisahkan dari bayinya masih menyusu. Dua tahun kemudian baru ia bertemu anak perempuannya lagi. "Pengalaman kekerasan itu menghantuiku terus,"paparnya. Namun, sepanjang hayatnya, ia tak pernah menceritakan apa yang menimpanya saat itu, bahkan pada keluarganya sekalipun.

[G 30 S] Suara Bisu Perempuan Tragedi 65
"Mungkin takkan pernah lupa"
Ketika Juriah beumur 7 tahun, ayahnya diasingkan ke Pulau Buru tahun 1966. Saat menginjak usia 18 tahun, Juriah dipaksa ikut pernikahan massal. Dia harus berjanji tidak pernah meninggalkan Buru. Meskipun penuh penderitaan, ia tetap di sana, "Jika kita datang ke tempat-tempat tertentu, kita akan berbicara tentang masa lalu dan terasa seolah-olah kita tertusuk pisau."

[G 30 S] Suara Bisu Perempuan Tragedi 65
"Orang-orang belum tahu kebenarannya"
"Begitu banyak hilang pada tahun 1965, tanpa pengadilan atau bukti-bukti keterlibatan dengan kasus 65,"kata Migelina. Seluruh keluarganya dipenjara pada tahun 1965, ia kehilangan orang tuanya dan kakaknya. Meski tragedi sudah berlalu berakhir, tetapi ia tetap mendoakan. Migelina percaya bahwa Tuhan memberinya kehidupan lebih panjang, untuk bisa mengetahui apa yang terjadi dengan keluarganya.



sumber
Diubah oleh ryan.manullang 24-09-2017 03:13
0
4.3K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan