Lama tak terdengar kabarnya, pemerintah kembali mendekati bos Alibaba, Jack Ma. Dalam pertemuan di Beijing, China, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara resmi mengundang Ma sebagai penasihat industri e-commerce Indonesia.

"Menindaklanjuti dikeluarkannya Perpres Peta Jalan e-Commerce, secara resmi menyampaikan undangan kepada Jack Ma untuk menjadi salah satu penasehat kepada steering committee yang diketuai Menko Perekonomian Darmin Nasution,"ujar Rudiantara melalui pesan singkat, Selasa (22/8).

Dalam pertemuan tersebut, Jack Ma menyampaikan bahwa ia bertekad mengembangkan ekosistem ekonomi digital dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.

"Saya akan datang bukan sebagai perusahaan Tiongkok, namun akan mengembangkan ekosistem agar UMKM, masyarakat sub urban dan pedesaan, khususnya di dunia sedang berkembang bisa mendapat nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi," tulis Rudiantara menirukan perkataan Jack Ma.

Keinginan Rudiantara menggaet Jack Ma sebagai penasihat industri e-commerce sebenarnya sudah terjadi sejak tahun lalu. Rudiantara menilai figur seperti Ma diperlukan untuk mengangkat industri e-commerce ke level internasional.

Keinginan sang menteri itu bermula ketika ia bertemu Jack Ma di Hangzhou, China, untuk membahas pemberdayaan UKM lokal agar bisa bersaing di pasar China dan global. Namun hasratnya menggaet Ma sempat tertunda karena bos Alibaba itu terlebih dahulu dipinang Malaysia.

Selain bertemu Jack Ma, Rudiantara juga ditemani oleh VP Alibaba, Angel Zhao. Pertemuan tersebut masuk ke dalam High Level Economy Dialogue (HLED) antara pemerintah Indonesia dan China. Ekonomi digital dan e-commerce jadi fokus pembicaraan kedua pihak, di samping aspek ekonomi secara keseluruhan.

Rudiantara tak sendiri menemui Jack Ma di Beijing. Pertemuan ini sejatinya juga diikuti oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution. Darmin juga yang mengepalai delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut.

Pemerintah sendiri baru saja mengesahkan Peraturan Presiden No.74/2017 mengenai Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik pada 3 Agustus lalu. Perpres ini dinilai bentuk dukungan pemerintah untuk mengembangkan industri e-commerce di Indonesia.

"Jangan lupa apa yang kita bangun ini adalah hal yang baru. Sama sekali yang lima tahun nggak ada dan dia lintas sektor manapun. Berada di seluruh Sabang sampai Merauke. Maka tantangannya tentu harus membangunnya secara pelan-pelan. Perlu punya visi yang sekarang diterapkan, termasuk visi menjadi digital ekonomi terkuat di Asia Tenggara," ucap ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Aulia Marinto.