Harga Gula di Puncak Jaya Rp 1,45 Juta Per Sak, Menteri Rini Minta Turun 25 Persen
TS
aghilfath
Harga Gula di Puncak Jaya Rp 1,45 Juta Per Sak, Menteri Rini Minta Turun 25 Persen
Spoiler for Harga Gula di Puncak Jaya Rp 1,45 Juta Per Sak, Menteri Rini Minta Turun 25 Persen:
Quote:
PUNCAK JAYA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memberikan instruksi khusus kepada BUMN PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) saat kunjungan ke Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Tugas khusus itu adalah menurunkan harga tiga komoditas di Kabupaten Puncak Jaya hingga 25 persen dalam waktu sebulan. Komoditas yang harus diturunkan yaitu gula, tepung, dan minyak goreng.
"Jadi sampai 22 September (2017) ya," ujarnya di Kantor Bupati Puncak Jaya, Selasa (22/8/2017).
Saat ini harga gula di Kabupaten Puncak Jaya mencapai Rp 1,45 juta per sak, jauh lebih tinggi dari harga di Jayapura yang hanya sebesar Rp 650.000 per sak.
Sementara itu harga tepung terigu di Kabupaten Puncak Jaya mencapai Rp 600.000 per sak, lebih mahal dari harga di Jayapura sebesar Rp 180.000 per sak.
Adapun harga minyak goreng di Kabupaten Puncak Jaya mencapai Rp 150.000 per jerigen, lebih mahal dari harga di Jayapura yang sebesar Rp 75.000 per jerigen.
Rini meminta PPI menjadi distributor utama penyaluran komoditas gula, tepung terigu, dan minyak goreng ke Puncak Jaya.
Dengan begitu diharapkan harga tiga komoditas tersebut bisa turun hingga 25 persen dalam tempo sebulan. Penugasan khusus kepada PPI bukan hal baru. Sebab PPI juga sudah menjadi distributor semen ke Puncak Jaya.
Hasilnya, harga semen bisa turun dari Rp 2.000.000 per sak menjadi Rp 500.000 per sak. Menteri Rini berjanji akan memonitor upaya penurunan harga tiga komoditas tersebut.
Bila berhasil, bukan hal mustahil BUMN akan berupaya menurunkan biaya logistik untuk komoditas lainnya sehingga harganya bisa turun.
Selama ini masyarakat di Puncak Jaya selalu terbebani harga barang-barang yang mahal. Hal ini diakibatkan mahalnya biaya logistik akibat daerahnya yang sulit dijangkau.
Satu persatu disparitas harga komoditas di papua mulai diturunkan, semoga dengan pembangunan yg masive benar2 dapat mengurai benang kusut masalah di papua