wahyuningdiahAvatar border
TS
wahyuningdiah
Bahasa Cinta Tanpa Kata
seperti hari-hari lainnya. aku berangkat kerja dengan terburu-buru. meneriaki abang ojek yang mager nempel ditiang listrik. "Bang ojek!". "Ketempat biasanya Neng?". "Oyi bang".hanya butuh waktu 4 menit untuk sampai ditempat kerjaku, dan tepat didepan kedai aku diturunkan, wajah orang dari dalam seketika menyorot pada kedatanganku. "Ah sial, pasti kena omel lagi nih". menggerutu sudah batinku ini."Sorry mas saya telat 2 menit". tanpa menjawab lelaki itu langsung saja menyodorkan kertas pernyataan sanksi. sial banget telat 2 menit gaji dipotong. masa bodo!.


sore kali ini kedai sepi, tak seperti malam minggu biasanya, mungkin dipojok kota sedang ada konser artis ibu kota. lagi pula hal seperti ini jarang sekali ditemui, kapan lagi bisa bersantai seperti ini. saking keasyikannya mantengin youtube, sampai tak sadar bahwa sedari tadi berdiri seorang pelanggan. untung aja bos lagi keluar. "Silahkan, mau pesan apa kak?" sapaku sembari melempar senyum manis. lelaki itu pun sibuk memperhatikan buku menu. "Mbak, aku mau minum Choco Oreonya satu sama cemilannya sosis hot ya". "Oke kak, nota atas nama siapa?.". selain diam dan saling pandang, tak ada yang kata dalam detik itu. "Kak?." tanyaku sekali lagi. "Rio". "Oke kak, ditunggu ya orderannya. terima kasih". kemudian kedua teman kerjaku pun menyelesaikan pesanan yang ada, saat itu aku berjalan kedepan meja pesan dan mendapati kunci sepedah yang tertinggal. aku menduga pasti milik pelanggan itu. aku pun pergi kelantai dua dengan membawa pesanan. "Permisi kak, ini pesanannya. oiya, tadi kunci sepedahnya ketinggalan ya kak". lelaki yang duduk dipojok sembari memainkan gitar itu hanya tersenyum. hingga bertemu lagi pada malam minggu kedua. lelaki itu kembali kekedai. kali ini aku sedang malas sekali bicara banyak. sedang lelaki itu terus menatapku untuk beberapa menit."Mbak aku pesen kayak yang kemarin". "Maaf, kemarin kakak pesen apa ya?.". entah, kenapa lelaki itu selalu memandangku seperti itu,untuk kesekian kalinya. "Choco OReo sama Sosis Hot mbak.". kali ini aku hanya tersenyum padanya, tanpa kata. dan seperti minggu kemarin, lelaki itu meninggalkan kunci sepedahnya. tempat duduknya juga masih sama, dipojok sebelah jendela dan memainkan gitar. "Permisi kak, ini pesanannya tadi. dan kuncinya ketinggalan lagi ya kak". lagi. lelaki itu hanya menatap dan tersenyum.


dimalam minggu ketiga, lelaki itu datang diwaktu yang sama. aku menyapanya seperti biasanya. dan lagi lelaki itu menatapku dalam beberapa menit dengan tatapan yang semakin lama semakin mendalam. dan entah, saat itu aku merasa hatiku dibuatnya jatuh. sambil pergi lelaki itu berkata. "Mbak kayak biasanya". dan entah kenapa, kunci sepedahnya selalu tertinggal diatas meja pesanan. dan aku selalu mengantar pesanan sembari mengembalikan kuncinya yang tertinggal. begitulah seterusnya, pada minggu keempat hingga minggu ke12. dimana setiap pertemuan tiada kata yang berarti yang diucapkan. selain tatapan yang makin lama semakin mendalam, yang menitnya pun selalu mendetakkan jatungku. aku tak mungkin bertanya, atau memulai. tidak. lagipula siapa aku?



sampai pada Juli tanggal 15, yang aku tau itu bukan malam minggu. dan laki-laki itu datang ke kedai. "Malam kak, tumben gak dateng pas malming". "Sudah berapa minggu saya datang kesini waktu malam minggu?, tapi cuma dapet senyum aja dari kamu". katanya cengengesan, balasku pun cengengesan. kali ini kunci sepedahnya tak lagi tertinggal, dan aku mengatar pesanan seperti biasanya. kali ini tak lagi duduk dipojok dekat jendela, dan tak lagi membawa gitar tuanya itu. lelaki itu duduk di lantai 3 dimana viewnya emang asik dan ditambah lagi anginnya yang sepoi-sepoi."Permisi kak, pesanannya". dan saat hendak membalikkan badan, lelaki itu menarik tangan kiriku yang membawa nampan. aku hendak tanya waktu itu, tapi jari telunjuknya telah mengisyaratkan padaku untuk diam. nampan dalam genggamanku pun disisihkan. kedua tanganku digenggam erat. aku menunduk, tatapannya. sungguh aku tak mampu membalas. tubuhnya semakin mendekat padaku, semakin mendekat. sampai tak ada lagi cmdiantara kita, nafasnya pun sampai dapat kudengar dan terasa dipipiku. aku mencoba menatapnya kembali, untuk beberapa menit kita bertatapan. dan tak lama, lelaki itu memelukku lama sekali sembari berbisik pelan. "Selamat ulang tahun mbak". aku menarik tubuhku dari dekapannya, "Kakk..?". lelaki itu menarik tasnya, mengambil setangkai bunga mawar, memberikanya padaku. aku tak berkata, tak berterima kasih, tak tau harus apa. kemudian aku memeluknya erat, erat, erat sekali, aku tak ingin melepasnya, aku tak ingin kehilangannya, benar sudah, jatuh hatiku padanya. lelaki itu mencium keningku, dan semakin mengeratkan pelukan kami. dibisiknya lagi "Aku sayang kamu Mbak". "aku juga sayang kamu, meski aku tau. bunga ini kamu dapet secara gratis diacara pembagian bunga di alun-alun kota". kita pun saling tatap dan tertawa kegelian.


Quote:



sayang, tulisan ini hanya mimpi mantan seorang waitters huhuhu ... emoticon-Sorryemoticon-Sorry emoticon-Cape d...
Diubah oleh wahyuningdiah 21-08-2017 06:39
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan