1. Don’t mutlitask. Be present!

Jadi ketika kita kumpul bareng temen/ keluarga, usahakan untuk ngga sambil melakukan sesuatu terutama sibuk sama gadget kita. Sesekali update sosmed atau foto kebersamaan sih ngga papa. Tapi kalau cari-cari kesibukan macem scroll timelinedoi, trus pura2 ngetik teks padahal mah cuma ngecek sisa kuoata aja , ya jangan gitu lahh.
Apakah esensi dari KUMPUL masih sama ketika kita sibuk dengan urusan sendiri ? Nikmatilah momen-momen sharing sama temen, cerita sampai ngakak guling-guling atau sekedar mengulang pengalaman yang pernah dilalui bersama. Percaya deh pasti komunikasi kalian akan lebih nancep kalau kalian saling peduli satu sama lain.

2. Don’t pontificate

Pernah ngalamain kumpul di sebuah komunitas trus ada orang yang mendominasi pembicaraan ? Dia merasa yang paling tau segalanya, sampai-sampai tidak memberi space kepada orang lain untuk berpendapat. Heloooo kita disini derajatnya sama. Walaupun punya ilmu tinggi, pengalaman banyak tapi tetep aja ngga berharga apa-apa kalau merendahkan kemampuan orang.
“Everyone you will ever meet, knows something you don’t”

3. Use open ended questions

Dalam suatu obrolan tuh ngga harus kok mengangkat topik yang berat-berat , bahkan disarankan untuk mengangkat topik yang ringan tapi tetep berkualitas. Lebih luas lagi, menurut ane ngga papa kok nanya orang tuh secara basa-basi.
Misalkan nih, kita lagi naik angkot trus ketemu sama mantan yang sedang bawa belanjaan banyak. Ehh daripada keliatan kalau kita masih ada perasaan kan, nanya aja secara basa-basi, “Habis dari pasar ya ntan (mantan) ?”. (Semoga ngga di damprat aja sih sama doi karena kita ngga bantuin dia bawa barang bawaannya wkwkwk )

4. Go with the flow

Usahakan dalam sebuah percakapan, orang yang berperan di dalamnya aktif semua. Jangan ada yang agresif pun jangan cuma dieemmm, tau2 ngorok lagi wkwk. Yaudah ngalir aja gitu.

5. If you don’t know, say that you don’t know

Yang ini udah jelas kan ya. Intinya nggausah malu kalau ngga tau, karena “ngga tau” pun adalah sebuah jawaban

6. don’t equate your experience

Nahhh, ini nih yang sering terjadi di komunikasi sehari-hari. Karena kamu dan dia tidak akan pernah sama. Misalkan ada teman yang curhat, tentang betapa sedihnya dia ketika sendalnya yang baru dipake seminggu tiba2 raib sebelah, yaudah dengerin aja, ikut empati dengan apa yang sedang ia rasakan. Ngga usah ditimpal dengan cerita lain yang pernah kamu alami, misalkan “Lah lu mending cuma sendal yang ilang, gue baju selusin di laundry-an menn.. Bayangin aja 12 baju x 1jt.... %#@!-><”
Dan akhirnya ? Si dia bakal sulit lagi mempercayakan kamu sebagai ‘teman ceritanya’

7.try not to repeat yourself

Ane ngga begitu paham sama yang ini. Tapi sepaham ane, jangan ngulang2 cerita yang itu2 aja. Coba ngobrolin hal antrimainstrem lainnya.

8. Stay out the weight

Maksudnya adalah nggausah bawa-bawa hal yang detail. Misalkan kita nyeritain hal yang membuat kita nangis dua hari 3 malam pada tanggal 7 Januari 2017, di atas jembatan daerah jalan kaliurang dengan memakai kaus pink sendal krem... Well kita cukup cerita bahwa kita sedih karena sidang skripsinya diuji bapak2 yang killer. Udah stop disitu aja cukup.

9. Listen

Nah ini penting banget banget banget. Cobalah untuk belajar mendengarkan. Hargai ia yang mengemukakan pendapatnya, hargai ia yang pengen cerita heart to heart ke kamu. Belajarlah untuk “Mendengarkan untuk mengerti, bukan mendengarkan untuk menjawab”.
So, sebenarnya ngga susah kan untuk belajar mendengarkan ?

10. Be brief!