peace.tv.Avatar border
TS
peace.tv.
AS: Saudi Tak Junjung Kebebasan Beragama
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengecam sejumlah sekutunya, termasuk Arab Saudi dan Bahrain, karena tidak menjunjung prinsip kebebasan beragama pada 2016 lalu.

Tillerson melontarkan komentar itu di Kementerian Luar Negeri saat meluncurkan laporan tahunan soal kebebasan beragama yang diwajibkan oleh akta Kongres 1998. Laporan itu menjadi yang pertama di bawah pemerintahan Donald Trump.

Arab Saudi, kata Tillerson, mesti "menjunjung lebih tinggi kebebasan beragama untuk semua warganya." Dia menggarisbawahi hukuman mati untuk pemurtadan, ateisme, penodaan agama dan penghinaan terhadap interpretasi Islam Saudi, serta serangan dan diskriminasi terhadap Syiah.

Laporan itu juga menyebut Arab Saudi menggunakan hukum kontra-terorisme untuk mengincar ateis dan Islam Syiah. Amerika Serikat dan Arab saudi telah lama bekerja sama erat dalam upaya melawan terorisme dan kerajaan itu menjadi salah satu negara yang pertama dikunjungi Presiden AS Donald Trump.

Dalam kesempatan yang sama, Tillerson juga mengecam kelompok teror ISIS yang melakukan "genosida" terhadap minoritas agama.

Kelompok teror yang menguasai beberapa bagian Irak dan Suriah itu "jelas bertanggung jawab atas genosida terhadap masyarakat Yazidi, Kristiani dan Syiah di wilayah yang dikuasai atau pernah kuasai."

Sementara itu, Bahrain disebut "mesti berhenti mendiskriminasi masyarakat Syiah."

Tak hanya itu, Turki pun disebut "terus membatasi hak asasi manusia anggota sejumlah kelompok minoritas agama," kata Tillerson. Pastor Amerika, Andrew Brunsun, dipenjara di turki sejak Oktober karena keterkaitan dengan organisasi teroris, kata sejumlah laporan media.

Tillerson mengatakan kebebasan beragama juga "diserang" di Pakistan. Dia menyoroti marjinalisasi Muslim Ahmadiyah yang dianggap non-Muslim oleh negara tersebut.

Selain itu, Tillerson menyebut Iran mengincar minoritas agama seperti Baha'i dan Kristen, dan pada 2016 telah mengeksekusi 20 orang atas tuduhan "memerangi Tuhan."

Tak berhenti sampai di situ, China pun disoroti karena menyiksa dan memenjarakan ribuan orang karena menjalankan keyakinan beragama. Anggota Falun Gong, Muslim Uighur dan Buddha Tibet menjadi korban yang disebut Tillerson.

Untuk Sudan, menurut Tillerson, masalah yang terjadi adalah penahanan dan intimidasi terhadap pendeta serta penghalangan pembangunan berikut penggusuran gereja-gereja.

Keputusan Tillerson untuk meluncurkan laporan itu bertolak belakang dengan caranya menangani laporan hak asasi manusia, Maret lalu. Dia menolak untuk mengungkapkannya secara pribadi sehingga memicu kritik.
https://m.cnnindonesia.com/internasi...asan-beragama/
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
pakisal212Avatar border
pakisal212 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
4.5K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan