Kudus... Sebuah kota kecil nan menawan... Kabupaten yang terletak di sebelah timur kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah iru menyimpan banyak keunikan... Nafas Islam memang mendominasi di kota yang juga tenar dengan industri rokoknya... Namun percampuran budaya, adalah bagian uniknya... Coba tengok bangunan menara Kudus yang seperti candi Hindu dan sudah terkenal seantero nusantara...
Kehidupan beragama dan bermasyarakat warga Kudus, tak lepas dari bimbingan Raden Ja'far Shodiq atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus... Bersama Raden Umar Said, atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Muria beliau menyebarkan ajaran Islam di wilayah Kudus... Ajaran toleransi juga sudah Mbah Sunan ajarkan sejak dahulu... contoh konkritnya, beliau melarang warga Kudus menyembelih sapi sebagai penghormatan bagi masyarakat Hindu yang saat itu menjadi agama yang dipeluk oleh mayoritas warga Kudus... Sampai sekarang, ajaran itu masih dipatuhi oleh sebagian besar warga Kudus.. Maka jangan heran, jika kuliner Kudus, lebih didominasi daging kerbau daripada daging sapi...
Ada satu
local wisdom atau
local culture yang dikenal sebagai warisan Mbah Sunan yang masih terjaga sampai kini...
"GUSJIGANG"...
GUSJIGANG adalah akronim dari ba
GUS, nga
JI, da
GANG... Kalo mau diterjemahkan lebih jelas, Bagus Akhlaknya, Pandai Mengaji dan Pintar berdagang... So, mari kita kupas satu per satu filsafat warisan Mbah Sunan Kudus...
Quote:
1. Bagus Akhlaknya...
Akhlak atau dalam bahasa yang lebih mudah dipahami kita sebut dengan perilaku... Manusia berakhlak bagus, dapat diartikan sebagai manusia yang berperilaku layaknya manusia... Seperti bayi yang tidak pernah bohong, tidak pernah manipulatif, jujur, menyenangkan orang lain dan seterusnya... Itulah akhlak yang bagus... Kanjeng Sunan Kudus mengajarkan akhlak yang seperti ini kepada warga Kudus... Termasuk di dalamnya adalah akhlak bergaul dengan yang berbeda keyakinan... harus menghormati dan saling menjaga...
Quote:
2. Pandai Mengaji...
Bagaimana Agar akhlak yang bagus itu dapat tercapai??? Tentu harus ada yang menuntun dan ada referensi penuntun... Maka Mbah Sunan pun mengajarkan agar rajin mengaji...
Ngajiitu tidak sekedar membaca Al Quran dan Kitab yang lainnya... Lebih dari itu, ngaji adalah
NGAsah
JIwo... Mengasah Jiwa, itu istilah Bahasa Indonesianya... Bagaimana caranya??? membaca ayat tidak sekedar dibaca, tapi juga dipahami maknanya... Semua peristiwa, semua kejadian, tidak dimakan mentah -mentah... Selalu ada permenungan yang dalam... Dan instrumen paling penting adalah membuang ego merasa bisa, dan menggantinya dengan bisa merasa...
Karena ketika kita merasa bisa, maka kita akan menyingkirkan hal yang lain... Tapi ketika bisa merasa, maka ilmu akan masuk dengan lancar... Saya bodoh saya mendengarkan pendapat orang lain, itu adalah bisa merasa... Tapi, ah, siapa dia sih, bodoh ini, ga penting, ini sikap merasa bisa... Jiwa yang terasah dan senantiasa rendah hati, akan membuka pintu ilmu seluas-luasnya... Itulah kenapa Ngaji selalu ditekankan oleh para orang tua di Kudus...
Ngaji juga diartikan sebagai mencari ilmu... Agar setiap permasalahan dapat terpecahkan dan tercipta masyarakat Kudus yang cerdas dan pintar... Jadi makna ngaji luas, makanan jiwa itu tidak hanya agama, tapi pengetahuan pun bisa menjadi makanan bagi jiwa... lihat, ketika kita lebih tau, apa yang timbul dalam jiwa??? Ketenangan menghadapi setiap masalah bukan???
Quote:
3. Pintar Berdagang...
Berdagang di sini juga mempunya arti yang luas... apa itu??? Kemampuan untuk berwirausaha... Menciptakan sesuatu yang kreatif dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya... Maka tidak heran jumlah pengusaha di Kudus, banyak sekali... Mulai dari yang raksasa, sampai yang mikro... Pengaruh maindset dan filosofis tadi, bahwa sebaik-baiknya orang adalah orang yang bisa berusaha sendiri, pintar berusaha... Bahkan dalil untuk berdagang ada dalam Qur'an...
Dengan segala keunikan dan keberagamannya, Kudus memang menarik untuk dikunjungi... Kerifan lokal masih dijaga, tradisi adiluhung dari para leluhur tetap dilestarikan... Karena budaya adalah bagian identitas dari suatu bangsa... Jangan kita mendewakan budaya asing tapi justru lupa dengan budaya kita sendiri... Salam damai semuanya dan tetap Bhineka Tunggal Ika,,,
Ciaooo...