- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Waspadai Calo Jemaah di Tempat Ibadah Gan!


TS
azriel_bahrie
Waspadai Calo Jemaah di Tempat Ibadah Gan!

Quote:
Jeddah - Ada oknum yang ditengarai memanfaatkan situasi dalam prosesi haji. Beberapa menjual jasa membantu beribadah dan tarifnya gila-gilaan. Jauh di atas tarif resmi. Jemaah diminta waspada.
Oknum calo kadang menggunakan surat 'sakti' Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, bupati tertentu, dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Padahal surat itu sebetulnya tidak pernah ada.
Pejabat Fungsional Penerangan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) KJRI Umar Badarsyah mengaku mendapat informasi oknum mukimin (WNI yang sudah bermukim di Arab Saudi) memiliki surat pengantar dari KJRI Jeddah.
"Kami tegaskan bahwa KJRI, apalagi Konsul Jenderal, tidak pernah mengeluarkan surat apa pun, kepada siapa pun, terkait pelayanan haji," kata Umar, Selasa (15/8/2017).
Jemaah haji Indonesia diimbau berhati-hati jika didekati orang-orang lokal, baik mukimin Indonesia maupun dari negara lain yang kebetulan mampu berbahasa Indonesia dan mengaku memiliki surat resmi.
"Tetap pada grupnya. Ikuti saja pimpinan rombongan dan panitia resmi. Panitia resmi bisa dibedakan dengan pakaian dan tanda pengenal," ujarnya.
Sejauh ini, petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Mekah menemukan sejumlah oknum mukimin di pemondokan jemaah haji Indonesia yang menawarkan jasa dorong kursi roda untuk tawaf (mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali) serta sai (jalan kaki dan berlari kecil antara bukit Safa dan Marwah). Ada yang memasang tarif 600 riyal (1 riyal setara Rp 3.500). Bahkan ada yang tarifnya 1.000 riyal. Padahal resminya hanya 200 riyal atau Rp 700 ribu.
Jasa dorong kursi roda makin ramai menjelang puncak haji seiring dengan banyaknya jemaah haji. Jemaah diharapkan berhati-hati.
Selain itu, ada calo yang menawarkan badal haji (mewakilkan haji). Tarif normal berkisar 1.500 riyal, tapi calo memasang tarif 2 kali lipat. Bahkan lebih.
(try/aan)
Oknum calo kadang menggunakan surat 'sakti' Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, bupati tertentu, dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Padahal surat itu sebetulnya tidak pernah ada.
Pejabat Fungsional Penerangan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) KJRI Umar Badarsyah mengaku mendapat informasi oknum mukimin (WNI yang sudah bermukim di Arab Saudi) memiliki surat pengantar dari KJRI Jeddah.
"Kami tegaskan bahwa KJRI, apalagi Konsul Jenderal, tidak pernah mengeluarkan surat apa pun, kepada siapa pun, terkait pelayanan haji," kata Umar, Selasa (15/8/2017).
Jemaah haji Indonesia diimbau berhati-hati jika didekati orang-orang lokal, baik mukimin Indonesia maupun dari negara lain yang kebetulan mampu berbahasa Indonesia dan mengaku memiliki surat resmi.
"Tetap pada grupnya. Ikuti saja pimpinan rombongan dan panitia resmi. Panitia resmi bisa dibedakan dengan pakaian dan tanda pengenal," ujarnya.
Sejauh ini, petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Mekah menemukan sejumlah oknum mukimin di pemondokan jemaah haji Indonesia yang menawarkan jasa dorong kursi roda untuk tawaf (mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali) serta sai (jalan kaki dan berlari kecil antara bukit Safa dan Marwah). Ada yang memasang tarif 600 riyal (1 riyal setara Rp 3.500). Bahkan ada yang tarifnya 1.000 riyal. Padahal resminya hanya 200 riyal atau Rp 700 ribu.
Jasa dorong kursi roda makin ramai menjelang puncak haji seiring dengan banyaknya jemaah haji. Jemaah diharapkan berhati-hati.
Selain itu, ada calo yang menawarkan badal haji (mewakilkan haji). Tarif normal berkisar 1.500 riyal, tapi calo memasang tarif 2 kali lipat. Bahkan lebih.
(try/aan)
sumber
Harap berwaspada untuk para calon jemaah haji

0
613
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan