- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kabar Kemerdekaan Itu Sampai Jambi dengan Kode Morse


TS
linoleum123
Kabar Kemerdekaan Itu Sampai Jambi dengan Kode Morse

Quote:

Perjuangan meraih kemerdekaan sungguh tak mudah. Kala itu sekedar menyampaikan pesan kemerdekaan pun sulit. Masih kuatnya masa pendudukan Jepang, menjadikan para pejuang harus bertaruh nyawa agar pesan sang proklamator tersiar di seluruh negeri.
Jangankan media sosial, alat komunikasi yang langka menyebabkan pesan pembacaan proklamasi oleh Bung Karno dan Bung Hatta hanya bisa didapat oleh orang-orang tertentu saja. Salah satunya adalah pesan berupa kode melalui alat morse.
"Dari kode itulah, para tokoh di Jambi mendengar berita kemerdekaan," ujar salah seorang sejarawan dan budayawan Jambi, Jafar Rasuh, pertengahan 2015 lalu.
Menurut dia, cita-cita kemerdekaan benar-benar mempersatukan berbagai tokoh di Jambi. Mulai dari tokoh politik, pemuda/pemudi, tokoh masyarakat. Bahkan hingga kalangan pejabat.
Berdasarkan catatan dalam buku Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI (1945-1949) di Provinsi Jambi yang disusun oleh Dewan Harian Daerah Angkatan 45 menyebutkan, Jambi pada awal-awal kemerdekaan terbagi dalam sembilan wilayah.
Berita kemerdekaan 17 Agustus 1945 didengar pertama kali di Jambi melalui alat morse. Pesan itu diterima oleh pegawai telegrap. Salah satu tokoh penting dalam menyebarkan berita kemerdekaan itu adalah Abdulah Kartawirana. Pada saat itu ia adalah salah satu pejabat penting di Jawatan Penerangan Jepang (Hodohan).
Nama Abdulah Kartawirana saat ini diabadikan sebagai salah satu nama jalan di Kelurahan Telanaipura, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Meski bekerja di kantor Jepang, Abdulah adalah salah satu tokoh pergerakan. Mendengar proklamasi sudah dibacakan, jiwa perjuangannya muncul. Pekik kemerdekaan tak ingin disimpannya sendiri. Ia ingin mengabarkan kepada seluruh khalayak di Jambi.
Dengan sembunyi-sembunyi, pada 20 Agustus 1945, Abdulah kemudian menghubungi tokoh-tokoh politik dan pemuda di Jambi. Hingga pada 22 Agustus 1945, ia mengumpulkan perwakilan dari seluruh golongan di rumahnya di Kota Jambi.
Dalam pertemuan itu disepakati untuk membentuk organisasi atau badan perjuangan. Usai pertemuan itu, berita akan kemerdekaan benar-benar tak terbendung. Setiap pemuda di Jambi memakai lambang merah putih di dada. Pekik kemerdekaan sahut menyahut saat sesama saling menyapa.




Spoiler for sumber:
0
2.2K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan