Sejarah Resimen Mahasiswa-MENWA (Brigade 17/TNI-Tentara Pelajar)
Profil Menwa (Resimen Mahasiswa)

Resimen Mahasiswa (disingkat Menwa) adalah salah satu kekuatan sipil yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Menwa juga merupakan salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan militer (unsur mahasiswa). Markas komando satuan Menwa bertempat di perguruan tinggi di kesatuan masing-masing yang anggotanya adalah mahasiswa atau mahasiswi yang berkedudukan di kampus tersebut. Menwa merupakan komponen cadangan pertahanan negara yang diberikan pelatihan ilmu militer seperti penggunaan senjata, taktik pertempuran, survival, terjun payung, bela diri militer, senam militer, penyamaran, navigasi dan sebagainya.
Anggota menwa (wira) di setiap perguruan tinggi atau kampus membentuk satuan-satuan yang merupakan salah satu bagian organisasi mahasiswa / mahasiswi di unit kegiatan mahasiswa (UKM). Menwa diberikan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dengan UKM lain dan berada langsung d ibawah rektorat.
Salah satu organisasi mahasiswa yang nyentrik adalah Resimen Mahasiswa (Menwa). Berbeda dari organisasi kemahasiswaan lainnya yang ada di lingkungan kampus, hanya Menwa yang dididik oleh TNI. Apa alasannya?
Menwa awalnya dibentuk sebagai Komponen Kompartemen Pertahanan Negara dan hanya TNI yang memiliki metode atau kurikulum yang paling baik dalam meningkatkan kedisiplinan dan penanaman nasionalisme. Dua faktor fundamental itulah yang menjadi landasan mengapa Menwa dididik oleh TNI.
Karena awalnya Menwa dibentuk sebagai Komponen Cadangan Pertahanan Negara, makanya Menwa dididik di TNI. Kenapa TNI yang mendidik? kalau ada lembaga sosial-kemasyarakatan yang memiliki metode atau kurikulum tentang bagaimana meningkatkan kedisiplinan dan penanaman nasionalisme yang lebih baik. Cuma lembaga TNI yang punya metode dan kurikulum yang pas untuk menanamkan nilai-nilai itu, sehingga Menwa dididik oleh militer (TNI). Selain itu, Menwa juga memang dari awal pembentukan sampai hari ini sebagai Komponen Cadangan Pertahanan Negara.
Dalam Rancang Pokok Pelajaran (RPP), Menwa dididik untuk faham Permilda (Peraturan Militer Dasar). Menwa juga dididik untuk mengusai Nikpursar (Teknik Tempur Dasar).
Menwa juga diajarkan tentang HTF (How to Fight), dilatih bongkar pasang senjata, termasuk diajarkan bagaimana cara menembak. Kenapa? Karena Menwa difungsikan sebagai Komponen Cadangan Pertahanan Negara, sehingga Menwa harus mampu memiliki kemampuan dasar itu. Pada saat Menwa dimobilisasi, misalnya negara dalam kondisi yang darurat perang sudah siap.
Quote:
Lambang Menwa
MAKNA UNSUR LAMBANG 9 UNSUR
Perisai Segilima:Menggambarkan keteguhan sikap
Padi dan Kapas: Menggambarkan dasar bernegara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
Bintang , Sayap Burung , Jangkar dan Lambang Polri: Resimen Mahasiswa berada di bawah naungan ketiga unsur angkatan/TNI dan Polri
Pena dan Senjata: Di dalam pengabdiannya, wira melakukan keselarasan antara ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan.
Buku Tulis: Tugas pokok setiap wira adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, di samping melaksanakan tugas-tugas kemenwaan.
Semboyan: “Widya Castrena Dharma Siddha”
Komponen lambang Garuda
- Bintang di kanan atas di hadapan burung Garuda dengan sayap kanan 6 (enam) dan kiri 7 (tujuh), leher 59 dan ekor enam dengan warna kuning emas dan melirik ke sebelah kanan.
- Di tengah-tengah di depan burung Garuda terdapat lambang silang senjata pena dalam genggaman burung Garuda dengan warna putih.
- Pita yang melandasi dengan warna putih dengan tulisan di tengah warna merah “Widya Çastrena Dharma Siddha”.
- Perisai yang menjadi alas warna hitam.
Makna
- Bintang di kanan berarti cita-cita yang luhur, baik dan benar.
- Bulu sayap berjumlah 13, ekor 6 dan leher 59 (13 Juni 1959 = tahun kelahiran Resimen Mahawarman).
- Perisai berarti sebagai komponen pertahanan Negara.
Quote:
Prolog
Sengaja saya cantumkan nama "Brigade 17/TNI-Tentara Pelajar" untuk menjawab berbagai cibiran dan nyinyiran mengenai Menwa. Cap lama ”ABCD” alias ABRI Bukan Cepak Doang, PM (paramiliter), intel-TNI, hansip kampus, TNI gagal, TNI wannabe, sok militer, arogan, dll. Di thread ini akan saya runtuhkan semua tudingan yang terdengar meremehkan dan merendahkan Menwa tersebut.
Menwa adalah satu-satunya organisasi sipil yang menjadi underbouw dari TNI dan juga Polri. Menjadi satu-satunya yang pantas menyandang julukan Angkatan ke-5 setelah TNI dan Polri. Pada tahun 1965, Partai Komunis Indonesia menentang keras keberadaan Menwa karena menjadi organisasi penjegal gerakan PKI di sekolah dan kampus-kampus perguruan tinggi. Dalam perkembangan sejarah selanjutnya, di mana Menwa memiliki andil yang besar dalam membantu menegakkan NKRI, maka PKI (Partai Komunis Indonesia) merasakan ancaman, sehingga pada tanggal 28 September 1965, Ketua PKI D.N. Aidit menuntut kepada Presiden Soekarno supaya Resimen Mahasiswa yang telah dibentuk di seluruh Indonesia dibubarkan. Tetapi hal itu tidak berhasil.
Bisa dibilang Menwa itu satu tingkat dibawah polisi gan karena mereka dapet pendidikan militer dari TNI dan emang resmi bertugas sesuai dengan tujuan dibentuknya yaitu Komponen Cadangan Pertahanan Negara.
Selain itu, menwa juga bisa dibilang salah satu bentuk pengamanan orde baru pada mahasiswa yang gemar melakukan aksi dan penolakan kebijakan pemerintahan baik dikampusnya sendiri atau di kota lokasi diadakannya aksi. Kalo pernah baca sejarah tentu tau bagaimana Soe Hok Gie yang sangat membenci menwa sehingga beliau menciptakan MAPALA pertama di Indonesia
Kata JK, Menwa adalah Militer tanpa pangkat. Beberapa KOMENWA juga memakai seragam loreng, dan menjadikan Menwa satu-satunya organisasi sipil yang berhak menggunakan seragam loreng.
Perdebatan ttg eksistensi Menwa
Perdebatan tentang Resimen Mahasiswa (Menwa) dan militerisme itu masalah klasik. Dua kubu berseberangan telah mengunci pendapat masing-masing dan sulit mendiskusikannya di satu meja.
Kubu antimiliter, yang merindukan kejayaan masyarakat madani, dan kubu yang merasa tak ada persoalan dengan militerisme. Konsekuensi dari perdebatan lama ini membuat pendapat pembaca didominasi anggota dan mantan Menwa.
Bagi yang kontra?
”Perdebatan itu sudah selesai, kami anti-militerisme dengan segala bentuknya. Mereka arogan,” begitu salah satu pendapat yang masuk.
Sorotan soal sifat militerisme yang dibenci sebagian orang, Menwa memiliki struktur pendapat yang pasti dan tak akan berubah soal pentingnya pendidikan kedisiplinan dan bela negara. Setelah mereka lulus dan bekerja, banyak yang mengaku sangat terbantu dengan tradisi di Menwa.
Posisi Menwa di universitas/perguruan tinggi negeri dan swasta kini hanya menjadi UKM, setara dengan UKM lainnya. Hanya saja, Menwa punya sedikit embel-embel, yaitu UKM khusus. Ada embel-embel ’khusus’ karena setiap anggotanya harus melalui dan lulus pendidikan dasar militer serta tercatat sebagai komponen pasukan cadangan nasional.
Berbeda dengan perguruan tinggi/universitas, di Perguruan Tinggi Kedinasan, Menwa adalah bagian manifesto kehidupan militer di kampus serta sistem pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip militer. Tentu saja prinsip militer yang diterapkan bukanlah militer murni, karena sebagian besar lulusan PTK ditujukan untuk pegawai di lingkungan sipil. Meskipun begitu, sebagian lulusan juga melanjutkan pendidikan calon TNI.
Quote:
Pendahuluan
Kehidupan dunia pada era globalisasi dimana setiap peristiwa disuatu negara menjadi perhatian dan konsumsi Internasional yang telah meresap dalam kehidupan masyarakat, demikian halnya dengan Indonesia tidak luput dari pantauan dunia Internasional. Untuk menjaga tetap tegaknya NKRI pada era globalisasi sekarang ini, kesadaran bela negara serta jiwa nasionalisme merupakan materi yang lebih tepat dibina serta dikembangkan karena merupakan kunci perekat antar masyarakat, antar agama, antar budaya serta antar daerah. Oleh karena itu dalam rangka pembinaan dan pengembangan kesadaran belanegara bagi setiap komponen masyarakat salah satunya dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan kesadaran bela negara khususnya kepada generasi muda sebagai penerus bangsa.
Peningkatan kesadaran bela negara merupakan bagian penting dari Ketahanan Nasional yang berfungsi untuk meningkatkan motif moral. Motif moral menjadi gambaran kecerdasan sosial dalam wujud kemampuan mengamati dan mengawasi secara komprehensif. Kemampuan ini berguna untuk menumbuhkan kemampuan partisipatif warga negara dalam wujud kemampuan melakukan kontrol sosial yang dilandasi nilai moral kebangsaan.
Resimen Mahasiswa Indonesia sebagai salah satu wadah yang berperan dalam membentuk jiwa dan karakter generasi bangsa yang handal, berwawasan kebangsaan, penuh kreativitas dan dedikasi untuk menyongsong hari depan yang lebih baik. Kesadaran belanegara lebih terfokus dan bersifat universal serta penerapannya lebih fleksibel sesuai kepentingan Nasional dan perkembangan jaman yang berorientasi pada kepentingan, kebutuhan situasi dan kondisi perkembangan masyarakat, sehingga terwujud warga negara Indonesia yang memiliki kesadaran bela negara, berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air.
Dengan demikian pembinaan Resimen Mahasiswa Indonesia yang di dalamnya sudah memuat kesadaran bela negara, diarahkan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian yang memiliki jiwa kebangsaan dan cinta tanah air, serta memiliki kesadaran dalam pembelaan negara sebagai upaya membangun sumberdaya manusia Indonesia seutuhnya, juga sebagai prasyarat dalam membangun sistem pertahanan negara.
Perubahan nama Menwa dari masa ke masa:
Organisasi non-militer:
1. Indische Verenigde (VI)
2. Perkoempoelan Indonesia (PI)
3. Perhimpoenan Indonesia (PI)
4. Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI-1926)
5. Pemoeda Indonesia (1927)
Organisasi Militer
6. GAKUKOTAI
7. BKR Pelajar
8. TKR Pelajar
9. IPI
10. MPP
11. TRIP
12. TP / CP / Brigade 17/TNI-Tentara Pelajar
13. TGP (tentara Genie Pelajar)
14. MOBPEL
15. CM (Corps Mahasiswa)
16. WALA 59 (Wajib Latih tahun 1959)
17. RINWA (Resimen Induk Mahasiswa)
18. MENWA (Resimen Mahasiswa)
19. Walawa (Wajib Latihan Mahasiswa/Reserve Officer Training Centre)
20. CRMI (Corps Resimen Mahasiswa Indonesia)
21. Konas Menwa ( Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia)
Quote: