- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Fahri Hamzah Tak Percaya Ekonomi RI Melambat


TS
aghilfath
Fahri Hamzah Tak Percaya Ekonomi RI Melambat
Spoiler for Fahri Hamzah Tak Percaya Ekonomi RI Melambat:

Quote:
Jakarta - Polemik kelesuan ekonomi masih bergulir. Ada pihak yang sepakat bahwa konsumsi masyarakat melemah dan ada pula yang meyakini bahwa perekonomian masih dalam keadaan yang sehat.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengaku berada di pihak yang tidak percaya adanya perlambatan ekonomi. Menurutnya data melemahnya konsumsi masyarakat tidak komperhensif, lantaran belum adanya sistem yang mampu membaca pergeseran gaya hidup masyarakat.
"Isu perlambatan ekonomi karena ketidakakuratan kita membaca lifestyle. Ada yang bilang ini peralihan konsumsi manual ke digital," tuturnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (14/8/2017).
Menurut Fahri, penurunan konsumsi masyarakat memang masih misterius. Sebab juga belum ada yang bisa membuktikan bahwa memang benar terjadi peralihan gaya konsumi menjadi online. Oleh karena itu, Fahri berharap pemerintah bisa melacak lebih detil kondisi mikro ekonomi Indonesia.
"Para ekonom terus meyakinkan kita makro ekonomi kita baik. Tapi melacak prilaku neraca rumah tangga 250 juta itu kita harus bangun yang akurat. Menurun apakah karena berkembangnya sektor digital atau tidak," tukasnya.
Sementara Kepala BPS Suharyanto menambahkan, memang untuk saat ini melacak konsumsi masyarakat yang berbelanja secara online masih sangat sulit. Sebab e-commerce saat ini terbagi menjadi dua yakni formal dan informal.
"Kalau formal itu Lazada, Tokopedia dan lain-lain. Nah yang informal itu yang jualan lewat media sosial seperti Instagram atau Facebook, itu tinggi juga," tukasnya.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengaku berada di pihak yang tidak percaya adanya perlambatan ekonomi. Menurutnya data melemahnya konsumsi masyarakat tidak komperhensif, lantaran belum adanya sistem yang mampu membaca pergeseran gaya hidup masyarakat.
"Isu perlambatan ekonomi karena ketidakakuratan kita membaca lifestyle. Ada yang bilang ini peralihan konsumsi manual ke digital," tuturnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (14/8/2017).
Menurut Fahri, penurunan konsumsi masyarakat memang masih misterius. Sebab juga belum ada yang bisa membuktikan bahwa memang benar terjadi peralihan gaya konsumi menjadi online. Oleh karena itu, Fahri berharap pemerintah bisa melacak lebih detil kondisi mikro ekonomi Indonesia.
"Para ekonom terus meyakinkan kita makro ekonomi kita baik. Tapi melacak prilaku neraca rumah tangga 250 juta itu kita harus bangun yang akurat. Menurun apakah karena berkembangnya sektor digital atau tidak," tukasnya.
Sementara Kepala BPS Suharyanto menambahkan, memang untuk saat ini melacak konsumsi masyarakat yang berbelanja secara online masih sangat sulit. Sebab e-commerce saat ini terbagi menjadi dua yakni formal dan informal.
"Kalau formal itu Lazada, Tokopedia dan lain-lain. Nah yang informal itu yang jualan lewat media sosial seperti Instagram atau Facebook, itu tinggi juga," tukasnya.
Quote:
Darmin Sebut Orang RI Sekarang Lebih Suka Liburan Ketimbang Beli Baju
Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Jakarta - Lesunya ekonomi kini menjadi perdebatan beberapa pihak. Ada yang menyatakan ekonomi mengalami pelemahan dan ada juga yang tidak setuju dengan pendapat tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) pekan lalu mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2017 sebesar 5,01% atau sama seperti pada kuaral I-2017 lalu.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan belakangan ini tren konsumsi mengalami peralihan. Peralihan konsumsi dapat dilihat dari belanja barang menjadi belanja untuk kebutuhan rekreasi.
"Masyarakat kita memasuki tahapan konsumsi berubah. Kita di masa kecil atau remaja baju baru sesuatu penting dan merasa membanggakan yang hari-hari ini mungkin itu tidak sama sekali. Demikian yang dianggap sesuatu yang penting untuk bisa dikonsumsi adalah hal lain sama sekali mungkin hubungannya rekreasi, hubungannya gaya hidup sangat berbeda dengan beberapa tahun yang lalu," kata Darmin dalam seminar Nasional "Apakah Perekonomian Indonesia Melambat" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, (14/8/2017).
Darmin menambahkan, pergeseran konsumsi ke sektor digital atau melalui e-commerce juga perlu dikaji lebih lanjut. Pasalnya pergeseran pola konsumsi dari konvensional menuju sistem digital sudah diperhitungkan.
"Tentu bukan pada akan berkembangnya ekonomi digital. Itu sudah pasti, tapi seperti apa wujudnya 5-10 tahun akan datang," ujar Darmin.
Fenomena ini, kata Darmin, tidak hanya terjadi di Indonesia, juga di banyak negara lain.
"Kita semua sebetulnya tahu bahwa ini periode yang sangat dinamis, bukan hanya di Indonesia juga global sehingga ekonomi global sampai saat ini belum pulih benar, belum menemukan bentuknya yang baru untuk bergerak sistematis ke depan," tutur Darmin.
Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Jakarta - Lesunya ekonomi kini menjadi perdebatan beberapa pihak. Ada yang menyatakan ekonomi mengalami pelemahan dan ada juga yang tidak setuju dengan pendapat tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) pekan lalu mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2017 sebesar 5,01% atau sama seperti pada kuaral I-2017 lalu.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan belakangan ini tren konsumsi mengalami peralihan. Peralihan konsumsi dapat dilihat dari belanja barang menjadi belanja untuk kebutuhan rekreasi.
"Masyarakat kita memasuki tahapan konsumsi berubah. Kita di masa kecil atau remaja baju baru sesuatu penting dan merasa membanggakan yang hari-hari ini mungkin itu tidak sama sekali. Demikian yang dianggap sesuatu yang penting untuk bisa dikonsumsi adalah hal lain sama sekali mungkin hubungannya rekreasi, hubungannya gaya hidup sangat berbeda dengan beberapa tahun yang lalu," kata Darmin dalam seminar Nasional "Apakah Perekonomian Indonesia Melambat" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, (14/8/2017).
Darmin menambahkan, pergeseran konsumsi ke sektor digital atau melalui e-commerce juga perlu dikaji lebih lanjut. Pasalnya pergeseran pola konsumsi dari konvensional menuju sistem digital sudah diperhitungkan.
"Tentu bukan pada akan berkembangnya ekonomi digital. Itu sudah pasti, tapi seperti apa wujudnya 5-10 tahun akan datang," ujar Darmin.
Fenomena ini, kata Darmin, tidak hanya terjadi di Indonesia, juga di banyak negara lain.
"Kita semua sebetulnya tahu bahwa ini periode yang sangat dinamis, bukan hanya di Indonesia juga global sehingga ekonomi global sampai saat ini belum pulih benar, belum menemukan bentuknya yang baru untuk bergerak sistematis ke depan," tutur Darmin.
detik
Anomali nih, tiba2 banyak yg waras, fenomena apaan nih

Diubah oleh aghilfath 14-08-2017 12:19
0
985
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan