TEMPO.CO, Jakarta- Johannes Marliem, saksi penting dalam dugaan korupsi kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP), dikabarkan meninggal Kamis, 10 Agustus 2017, di Amerika Serikat. Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah, membenarkan kabar itu, namun mengaku belum mendapat keterangan rinci.
Koran Tempo pada edisi 19 Juli 2017 menurunkan laporan utama tentang Marliem, yang mengklaim mempunyai rekaman pembicaraan dengan para perancang proyek E-KTP dengan anggaran Rp 5,9 triliun itu. Di antaranya rekaman pertemuannya dengan Setya Novanto, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang telah ditetapkan sebagai tersangka perkara itu.
Spoiler for johannes:
Dalam wawancara khusus dengan Tempo melalui aplikasi Facetime pada Juli 2017, Marliem, yang mengaku berada di Amerika Serikat, menyatakan merekam semua pertemuan yang ia ikuti dalam membahas proyek itu. "Rekaman pertemuan selama empat tahun," ujarnya. Menurut dia, rekaman yang disebutkan total berukuran 500 gigabita itu bisa menjadi bukti buat menelisik korupsi yang merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun tersebut.
Dalam tuntutan dua terdakwa yang sudah diadili, yakni Irman dan Sugiharto, Marliem disebut sebagai penyedia produk sistem perekaman sidik jari bermerek L-1. Menurut jaksa, ia beberapa kali bertemu dengan pengusaha Andi Agustinus. Dikenal sebagai Andi Narogong, menurut Komisi Pemberantasan Korupsi, Agustinus merupakan kepanjangan tangan Setya dalam perencanaan, pembahasan anggaran, dan pengadaan barang proyek e-KTP.
Marliem mengatakan dua kali penyidik KPK meminta keterangan. Pemeriksaan pertama dilakukan di Singapura pada Februari 2017 dan yang berikutnya di Amerika Serikat pada bulan Juli 2017. Menurut dia, pemeriksaan di Amerika bahkan dihadiri dua pejabat selevel direktur.
Dimintai konfirmasi tentang pernyataan Marliem, Setya mengatakan tidak tahu. Ia menyatakan tidak mengenal dan tidak pernah bertemu dengan Marliem. "Enggak kenal saya,"katanya.
Dalam konferensi pers di Jakarta, 18 Juli 2017 itu, Setya mengatakan tidak menyangka KPK menetapkan dia sebagai tersangka. "Saya kaget," ujar Ketua Umum Partai Golkar itu. Ia kembali membantah terlibat dan menerima aliran dana proyek e-KTP. "Saya percaya Allah tahu apa yang saya lakukan. Insya Allah apa yang dituduhkan tidak benar," ia menambahkan.
Paulus Tannos, Direktur Utama PT Sandipala Arthapura, perusahaan anggota konsorsium pelaksana proyek e-KTP, yang kini juga bermukim di Singapura, membenarkan identitas Marliem yang diwawancara Tempo. Tapi ia menolak berkomentar tentang pernyataan-pernyataan Marliem.
KPK menolak memberikan konfirmasi soal rekaman yang dimiliki Johannes Marliem.
ini logika gila yg baru gw denger menyandera anak istri sendiri lalu bunuh diri,
seperti yg ditulis disini
nggak mungkin, paling mungkin:
1 Johannes Marliem, dibunuh.
2 Dalam rangka melarikan diri pembunuh menyandera anak istri Johannes
atau
3 kasus ini nggak ada, bohongan
berita lokal sana, tp bukan media top kelas bloglah atas dikit
Quote:
Coroner ID’s Suspect in Beverly Grove Hostage Scene as WeHo Resident Johannes Marliem
UPDATE: Aug. 11, 2017, 5:47 p.m. The suicide victim in this story was misidentified in a release from a local news service as Johannes Marlie. His name is Johannes Marliem and the story has been updated to reflect that.
Authorities today identified as a West Hollywood resident the man who barricaded himself in a house on Edinburgh Avenue in the Beverly Grove area. That man, Johannes Marliem, 32, was found dead of an apparent self-inflicted gunshot wound at 2 a.m. on Thursday.
The standoff began about 4:20 p.m. Wednesday, when police were called to the 600 block of North Edinburgh Avenue, said Los Angeles police Officer Tony Im. The area around Melrose Avenue and Crescent Heights Boulevard, just south of WeHo, was shut down for hours while crisis negotiators and a SWAT team attempted to remove two hostages from the scene. A woman and child finally got out of the building safely about 7:30 p.m. Wednesday.
The L.A. County Coroner’s office identified the dead suspect as Johannes Marliem, however, no additional information is available at this time. wehoville.com..