alphameviraAvatar border
TS
alphamevira
Darmin Bantah Daya Beli Orang RI Lesu, Ini Alasannya


Banyuwangi - Menteri Koordinator bidang Perekonomian RI, Darmin Nasution tidak sepakat kondisi ekonomi sekarang dianggap lesu lantaran perlambatan konsumsi masyarakat Indonesia. Menurutnya, saat ini konsumsi rakyat beralih pada sektor pariwisata.

Menurut Darmin, penurunan daya konsumsi masyarakat pada pasar ini terjadi sejak akhir Juni 2017. Saat itu, menurutnya masyarakat mengurangi daya belinya, karena pada masa itu adalah bulan Ramadhan dan mendekati Lebaran.

"Mereka lebih memilih save keuangan untuk mudik ke kampung halaman. Tidak lagi beli baju atau beli mobil dan kendaraan. Di tambah lagi, setelah lebaran mereka dibebani dengan biaya sekolah. Jadi sebenarnya isu itu tidak terbukti. Selain itu, masyarakat sekarang juga lebih memilih sektor pariwisata," ujarnya kepada detikFinance, Jumat (11/8/2017).

Selama tiga tahun belakangan, Darmin mengaku memperhatikan perubahan daya beli barang berpindah ke sektor pariwisata. Satu libur panjang dan libur akhir pekan sebagian tempat wisata macet.

"Saya mengamati musim liburan. Hari Jumat mencoba pergi liburan. Dan macet. Itu gejala apa, orang Indonesia mencintai berwisata, orang Indonesia bukan hanya belanja atau pergi restoran saat berwisata. Bukan menurun," ujarnya.

"Gejala perubahan ini yang harus ditangkap dan dipahami dengan baik, jika saat ini pola konsumsi masyarakat mulai menempatkan wisata menjadi hal penting," tambahnya.

Menurutnya saat ini kesempatan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam menawarkan potensi yang ada. Dari potensi tersebut, Darmin mendorong untuk dioptimalkan sebagai tempat wisata berbasis alam.

"Pariwisata ini sekarang jadi kebutuhan penting, pasarnya tidak pernah turun. Jadi, sangat tepat jika potensi taman nasional ini didorong untuk wisata berbasis alam," paparnya.

Pemandangan alam dan pertunjukan kebudayaan, lanjut Darmin, merupakan potensi yang diminati. Akan tetapi ada dua faktor yang banyak dikeluhkan oleh para wisatawan mancanegara.

"Yang dikeluhkan pertama adalah tentang environmental sustainability (pengembangan lingkungan yang berkelanjutan). Dan, kedua, adalah health and hygiene (kesehatan dan kebersihan)," paparnya.

Meski demikian, peminat wisatawan ke Indonesia masih cukup tinggi. Indonesia berada di posisi 42 dari 136 negara yang menjadi jujukan wisata. "Dari data internasional tersebut, artinya, potensi pariwisata di Indonesia cukup diminati di tingkat internasional," imbuhnya.

Untuk pemanfaatan tersebut, Darmin menyarankan kepada Menteri LHK, untuk menyusun skala prioritas pengembangannya. "Dengan modal yang tak terlalu besar, tapi memiliki dampak kepada masyarakat lokal secara luas," pesannya.

Sementara itu, Menteri LHK Siti Nurbaya akan menyusun skala prioritas tersebut, dengan melakukan pemetaan potensi wisata di beberapa Taman Nasional. "Kita tidak mungkin hanya mengembangkan di satu tempat saja, tapi harus paketan. Seperti halnya di Banyuwangi, akan disambungkan dengan Bromo dan Bali," jelasnya.

Siti Nurbaiti juga menambahkan, Banyuwangi merupakan kandidat kuat Taman Nasionalnya menjadi skala prioritas. "Jika melihat permodalannya, tidak terlalu besar. Akan tetapi, dampaknya luar biasa jika mengembangkan yang di Banyuwangi ini," ungkapnya. (mkj/mkj)

https://finance.detik.com/berita-eko...-ini-alasannya

Uangnya ada tapi bukan buat beli barang tapi buat jalan jalan, kata Menko sih... emoticon-Big Grin

Jadi kesimpulannya tetap meroket gan...
0
2.4K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan