- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede


TS
o.best
[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/05/14/9736268_201705141144290605.jpg)
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/05/30/9736268_201705300403570702.png)
BEGUNDAL KARAWANG
LUKAS KUSTARYO
Spoiler for Begundal karawang:
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/08/09/9736268_201708090758540754.jpg)
Mayjen TNI (Purn.) Lukas Kustaryo (lahir di Magetan, Jawa Timur, 20 Oktober 1920 – meninggal di Cipanas, Jawa Barat, 8 Juni 1997 pada umur 76 tahun) adalah tokoh pejuang yang dicari-cari tentara Belanda pada saat Pembantaian Rawagede.
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2016/10/07/8580496_201610070148590697.gif)
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2016/10/07/8580496_201610070148590697.gif)
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/05/30/9736268_201705300404210089.png)
Quote:
Spoiler for :
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/08/09/9736268_201708090801020507.jpg)
Komandan Kompi Divisi Siliwangi, yang diburu tentara NICA Belanda. Kapten Lukas Kustaryo terkenal karena kemampuannya dalam ahli sabotase, pertempuran brutal dan penyergapan yang dilakukan secara mendadak di pos-pos Belanda.
Kapten Lukas berhasil menghancurkan bantuan logistik pasukan Belanda di Karawang sampai Subang, menghancurkan rel kereta api dan melakukan konsolidasi dengan seluruh kesatuan militer.
Kapten Lukas Sutaryo juga kerap mengenakan baju seragam tentara Belanda yang baru saja dibunuhnya. Dengan mengenakan seragam itu, dia menembaki tentara Belanda yang lain. Karena kegigihannya itu, tentara Belanda menjulukinya "Begundal Karawang".
Karena ulahnya itu, Kapten Lukas juga sempat ditembak dari jarak kira-kira 25 meter oleh Letnan Sarif, anak buahnya. Sarif awalnya tidak menyadari bahwa sosok yang ditembaknya itu komandannya sendiri. Untunglah tembakan itu tak mengenai sasaran.
Saat itu Rawagede, Karawang dijadikan tempat persembunyian Kapten Lukas sebelum menyerang pos besar Cililitan, tapi gerakan Kapten Lukas Kustaryo dibaca oleh NICA Belanda karena ada laporan dari NEFIS (intelijen Belanda) bahwa Kapten Lukas berada di sebuah desa bernama Rawagede, sebuah desa tak jauh dari stasiun kereta api Karawang.
Akhirnya Belanda menyerang desa Rawagede, namun Kapten Lukas sudah keburu berangkat ke Sukatani, Kapten Lukas yang dicap sebagai 'Bandit Van Karawang' oleh NICA tidak ditemukan, tapi 4.000 penduduk di Rawagede, tidak mau angkat bicara kemana Kapten Lukas Kustaryo pergi. Para penduduk tidak mau bicara, mereka masih punya impian negerinya merdeka, merah putih berkibar di udara Indonesia, dan tak mau lagi menjadi orang terjajah.
Mereka bungkam kemana Kapten Lukas pergi, sore itu Selasa 9 Desember 1947 jam 16.00 wib. Angkasa Republik menangis, karena penduduk bertahan untuk tak mau memberitahu kemana Kapten Lukas pergi, mereka setia pada negaranya, mereka setia pada bangsanya dan lebih jauh lagi mereka setia pada mimpi tentang Indonesia Raya.
Satu persatu akhirnya mereka disuruh maju, dan beberapa orang disuruh menggali kuburan, Mayor Alphons Wijjnen memerintahkan menembak mati mereka semua. 'Sebagai pelajaran bungkam' karena tidak mau memberi informasi tentang Kapten Lukas Kustaryo, Bandit Van Karawang.
Satu persatu mereka ditembaki, para perempuan menangis keras-keras anaknya mati, suaminya mati. Seorang anak kecil berusaha lari tapi ditembak mati juga.
Hari itu tanah Rawagede berwarna merah darah, sungai di Rawagede dibanjiri darah merah yang menghitam dan tangis air mata anak-anak yang kehilangan bapaknya, hari itu Merah Putih berkibar keras di seluruh rakyat Rawagede, hari itu Indonesia sungguh nyata.(SUMBER)
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/05/30/9736268_201705300445420337.png)
Quote:
Spoiler for :
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/08/09/9736268_201708090809310487.jpg)
Pria ini bertubuh kecil, namun kiprahnya sangat merepotkan pemerintahan Belanda di Indonesia. Pria Magetan kelahiran 1920 ini bernama Lukas Kustaryo. Saat zaman pendudukan Jepang, Lukas masuk dalam pasukan Peta dan ditempatkan di Brigade III/Kian Santang, Purwakarta, yang saat itu dipimpin Letkol Sidik Brotoatmodjo. Lukas Kemudian menjadi Komadan Kompi Batalyon I Sudarsono/ Kompi Siliwangi atau yang dikenal sebagai Kompi Siliwangi Karawang-Bekasi. Saat ini menjadi Batalyon Infantri 302 Tajimalela, Bekasi, di bawah Kodam III Siliwangi. Saat menjadi komandan kompi, Lukas memang dikenal sebagai pejuang yang gagah berani dan punya banyak taktik untuk mengalahkan pasukan Belanda. "Ia suka memakai seragam pasukan Belanda untuk membunuh para tentara Belanda. Selain itu pria tersebut sangat gesit seperti belut saat disergap Belanda," kata Sukarman, Ketua Yayasan Rawagede.
Sementara Sya'ih Bin Sakam pejuang asal Rawagede mengatakan, kiprah Lukas dalam memperjuangkan kemerdekaan sangat besar. Sebab Lukas seringkali menyabotase kereta yang membawa persenjataan Belanda yang diangkut pakai kereta api. Suatu hari, kata Sa'ih, Lukas pernah membajak rangkaian kereta yang berisi penuh senjata dan amunisi bagi pasukan Belanda dari Karawang menuju Jakarta. Peristiwa itulah yang membuat pasukan Belanda menjadi kesal bukan kepalang kepada Lukas. Hingga akhirnya, Lukas pun menjadi target utama bagi pasukan Belanda di wilayah Karawang hingga Jakarta. Sebagai orang yang sangat dicari pasukan penjajah Belanda, semua kegiatan Lukas dimonitor. Pasukan Belanda pun rela mengeluarkan uang sejumlah ribuan golden untuk sekadar mencari informasi di mana keberadaan Lukas. Nah, pada 8 Desember 1947, Belanda mendengar kabar kalau Lukas sedang ada di Rawagede. Informasi itu pun langsung disikapi pasukan Belanda. Skenario penyergapan pun dilakukan pasukan Belanda di Karawang-Bekasi. Bahkan karena dianggap sebagai orang yang paling berbahaya, Pasukan Belanda juga mengerahkan pasukan dari Jakarta. Pasukan yang datang ke Rawagede bersenjatakan lengkap. Mereka sebagian besar berasal dari pos pasukan Belanda yang ada di Jakarta. Bahkan Pasukan Belanda sampai-sampai mengerahkan tank untuk mengakhiri perjuangan Kapten Lukas saat itu.
"Tapi sejumlah tank itu tidak bisa masuk ke Rawagede lantaran para pejuang dan warga memutus semua jembatan yang menghubungkan ke Rawagede. Akhirnya pasukan infantri yang masuk," jelas Sya'ih seorang saksi hidup, yang meninggal pada Juni 2011, lalu. Saat itu pasukan infantri Belanda mengepung Rawagede. Sementara pasukan kavaleri melepaskan tembakan meriam dan cannon ke arah desa. Namun tetap saja Kapten Lukas saat itu masih bisa lolos. Soal lolosnya Lukas dari kepungan Belanda, ada dua versi. Pertama, sebelum pengepungan terjadi Lukas dan pasukannya sudah pergi terlebih dahulu dari Rawagede sehingga pasukan Belanda tidak bisa menemukannya. Sementara versi lainnya, Lukas ada di Rawagede saat pengepungan terjadi. Hanya saja ia berhasil lolos lantaran diselamatkan para pejuang lainnya. "Kapten Lukas saat pengepungan bersama anak buahnya lolos dari kepungan dan bersembunyi di Desa Pasirawi (berjarak 2 kilometer dari Rawagede. Saya dapat cerita dari ayah saya (Marta), yang ikut menyelamatkan Kapten Lukas," kata Edi Junaidi, anak korban pembantaian Rawagede saat ditemui detik+.
Dikatakan Junaidi, Lukas bersembunyi di Desa Pasirawi selama 1 minggu. Setelah itu Lukas berangkat ke Jakarta. Lukas diketahui pergi ke wilayah Cililitan untuk menggempur pasukan Belanda yang ada di sana. Lolosnya Lukas terang saja membuat pasukan Belanda menjadi kesal. Akhirnya mereka membantai warga Rawagede karena dianggap menyembunyikan Lukas. Warga akhirnya dibantai secara keji oleh pasukan Belanda yang mengepung Rawagede. Saking bencinya terhadap Lukas, pemerintah Belanda sampai-sampai mengabadikannya dalam bentuk patung. Soal patung Lukas diungkapkan Sukarman yang sempat dua kali datang ke Belanda untuk menghadiri pengadilan gugatan pembataian Rawagede. Kata Sukarwan, ahli waris korban pembantaian Rawagede, patung itu ada di sebuah gedung di Den Hag, Belanda. "Saya tidak tahu persis lokasinya. Tapi saat datang ke gedung itu saya melihat patung separuh badan yang bertuliskan "Lukas" dan di bawah tulisan itu tertulis "Begundal dari Karawang," jelas Sukarman.
Usai hengkangnya pasukan Belanda dari Indonesia, nama Lukas seolah hilang ditelan Bumi. Ia baru muncul ketika monumen pembantaian Rawagede didirikan. Saat itu, kata Sukarman, Lukas 3 kali datang ke pemakaman pahlawan Rawagede. Dan setahun kemudian, 8 Juni 1997, Lukas meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cipanas.(SUMBER)
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/05/30/9736268_201705300446230183.png)
Quote:
Spoiler for monumen rawagede:
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/08/09/9736268_201708090812330230.jpg)
Monumen Rawagede dibangun pada bulan November 1995. Setelah itu diresmikan pada tanggal 12 Juli 1996. Areal dari bangunan bersejarah ini berada dekat dengan bebragai perkebunan dan persawahan penduduk yang ada di pinggaran Timur perkampungan. Monumen ini hanya dibatasi dengan pagar seingga sangat mudah ditemukan.
Tercatat Monumen Rawagede memiliki 17 anak tangga pada undakan menuju lantai dua. Angka ini melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sedangkan bentuk bangunan pada lantai dasar berbentuk persegi delapan yang melambangkan bulan Agustus. Puncak monumen berbentuk piramid yang terbagi menjadi 4 bagian dengan ketinggian sekitar 5 m yang ,elambangkan tahun kemerdekaan, 1945.
Di kiri dan kanan dinding luar bagian bawah Monumen Rawagede, kita bisa menjumpai relief yang menyimbolkan peristiwa perjuangan masyarakat Karawang dalam perang merebutkan kemerdekaan. Setelah puas meniti lantai pertama. Naik ke lantai atas, kita akan menemui ada patung seorang ibu yang terbuat dari perunggu. Patung ini bersama dengan jasad suami dan anaknya yang terbujur tewas dipangkuannya yang berlumur darah. Di belakang patung terdapat panil yang berisi penggalan puisi karya dari Chairil Anwar dengan judul Antara Karawang Bekasi .
Nuansa yang dihadirkan dalam lantai bawah menggambarkan sebuah peristiwa pembantaian dari rakyat Karawang oleh tentara Belanda yang kejam. Pada belakang monumen ada halaman untuk tempat upacara dan akses ke Sampurna Raga yang menampung sekitar 181 jasad pahlawan nasional.
Spoiler for jumlah korban:
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/08/09/9736268_201708090815560724.jpg)
Data korban yang meninggal karena tragedi Rawagede bisa kita dijumpai di samping timur jalan menuju makam pahlawan. Data tersebut menjelaskan bahwa korban tewas dari peristiwa 9 Desember 1947 sejumlah 431 orang. Untuk orban tewas Januari sampai dengan Oktober 1948 ada 43 orang. Sedangkan korban tewas Juli sampai dengan November 1950 ada sekitar 17 orang.
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/05/30/9736268_201705300446330392.png)
Quote:
Spoiler for sejarah pembataian rawagede:
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/08/09/9736268_201708090816400364.jpg)
Sejarah pembantaian di Rawagede bermula pada tanggal pada 9 Desember 1947 sekitar jam 4 pagi. Di tengah hujan yang lebat, Tentara Belanda masuk ke rumah penduduk untuk mencari Kapten Lukas Kustaryo. Beliau adalah Komandan Kompi Siliwangi yang menjadi Komandan dari Batalyon Tajimalela atau Brigade II Divisi Siliwangi.
Kapten Lukas dicari oleh Belanda karena beberapa kali berhasil menyerang patroli dan pos pada militer Belanda. Tak hanya itu saja, beliau juga membajak kereta yang berisi senjata dan ribuan amunisi tentara Belanda. Namun pada Senin pagi pada pukul 7, tanggal 8 Desember , Lukas tiba di Rawagede. Setelah bertindak dalam penyerangan posisi tentara Belanda di Subang, Pamanukan, dan Cikampek. Kedatangan Lukas lalu dilaporkan oleh mata-mata dari pihak Belanda.
Hari itu juga, Lukas bersama Barisan Keamanan Rakyat berencana untuk menyerang markas Belanda yang ada di Cililitan. Malam hari setelah itu, Lukas bersama pasukannya meninggalkan Rawagede, tanpa terfikirkan keesokan harinya Tentara Belanda melakukan penyerangan, penyergapan dan pembunuhan kepada peduduk sipil Karawang.
Pada pukul sekitar 04.00 pagi yang hari itu hujan turun deras. Tentara Belanda yang dibawah kendali seorang mayor mengadakan penggeledahan rumah ke rumah inyik mencari Lukas. Semua laki-laki yang ada digelandang ke tanah lapang untuk diminta memberitahu dari keberadaan Kapten Lukas Kustaryo. Namun laki-laki tersebut menolak untuk berkerjasama dengan Belanda. Lalu pemberontakan dan pembantaian pun terjadi begitu bengis dan kejam.
Spoiler for monumen:
![[Event Sejarah] Lukas Kustaryo Dan Rawagede](https://s.kaskus.id/images/2017/08/09/9736268_201708090821270602.jpg)
Setelah 60 tahun pasca peristiwa tersebut, pengadilan di Den Haag pada tanggal 14 September 2011 menyatakan bahwa pemerintah Belanda bersalah. Mereka harus bertanggung jawab untuk terjadinya peristiwa tragis dan bengis itu. Sehingga pada Desember 2011, Pemerintah Belanda membayar kompensasi kepada sembilan janda ahli waris tragedi Rawagede sekitar Rp240 juta lebih.(SUMBER)
0
43.3K
Kutip
164
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan