Jakarta - Indonesia mendapat pujian dari sejumlah Ketua MK se-Asia dan delegasi yang datang saat jamuan makan malam di Keraton Mangkunegaran, Solo. Pujian itu disampaikan karena mereka kagum dengan budaya yang ada di Indonesia.
"Kali ini kita memilih di Mangkunegaran sehingga masyarakat internasional bisa betul-betul melihat bagaimana kekayaan budaya Indonesia dan bisa melihat bagaimana budaya itu masih dilestarikan oleh bangsa Indonesia," ujar Ketua MK RI, Arief Hidayat, Selasa (8/8/2017).
Menurut Arief, delegasi dari berbagai negara itu mengapresiasi suguhan budaya Indonesia yang ada dalam kegiatan tersebut. Hal itu semakin meyakinkan bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta dan Bali tetapi masih banyak tempat lainnya yang memiliki kekayaan budaya serupa.
"Tadi juga kita mendapat cerita bahwa keraton ini sudah berusia 300 tahun jadi mereka sungguh mengapresiasi bahwa Indonesia tidak hanya Bali tapi masih banyak budaya yang ada di daerah lain," tuturnya.
Selain itu, kekaguman para delegasi juga ditambah lagi dengan keramahan masyarakat Indonesia. Bagi beberapa negara, Indonesia juga dikenal selalu sukses dalam menyelenggarakan kegiatan internasional.
"Mereka sangat positif. Mereka sangat apresiasi sehingga mereka berpendapat bahwa indonesia sebagai tuan rumah selalu mengadakan kegiatan yang posisinya high performance. Jadi setingkatnya sangat tinggi, dari hospitality, budayanya mereka mengatakan Indonesia sangat luar biasa dalam penyelenggaraan untuk bisa menjadi tuan rumah yang baik," kata Arief.
Arief mengakui dipilihnya Solo sebagai tempat pertemuan MK se-Asia ini merupakan bagian dari promosi wisata. Selain menghadirkan agenda-agenda sidang dan akademik, kegiatan ini juga menjadi momentum dalam mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia.
"Jadi kita gini di tengah-tengah kegiatan asosiasi yang bersifat internasional dan di tengah-tengah kegiatan akademik sesuai dengan program nasional negara Indonesia yaitu memperkenalkan pariwisata dan budaya Indonesia," tutur Arief.
"Sehingga pada malam hari ini, pertama kali sebelum pembukaan simposium oleh Bapak Presiden, ada welcoming dinner, yang kita pilih adalah pusat-pusat kebudayaan," pungkasnya.