IDI Tersinggung dengan Tweet yang Analogikan Dokter dengan Pemabuk
TS
aghilfath
IDI Tersinggung dengan Tweet yang Analogikan Dokter dengan Pemabuk
Spoiler for IDI Tersinggung dengan Tweet yang Analogikan Dokter dengan Pemabuk:
Quote:
Jakarta - Cuitan pengamat kebijakan publik PIRAC Zaim Saidi yang menganalogikan profesi dokter dengan pemabuk ramai dibahas di media sosial. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) merasa tersinggung dengan cuitan Zaim.
Di akun Twitter pribadinya, Zain menyebut membahas vaksin dengan dokter ibarat membahas miras dengan pemabuk pada hari Kamis (3/8). Twitter PB IDI merespons dan mengatakan cuitan Zaim melecehkan profesi dokter.
Saat dikonfirmasi detikcom, Sekjen PB IDI Adib Khumaidi menyesalkan cuitan Zaim. Ia meminta Zaim bertanggungjawab soal tulisannya.
"Saat membicarakan profesi dokter, mengkritisi dokter boleh, tapi kemudian menyamakan dokter dengan kata-kata yang seperti itu, saya kira tidak etis dan kemudian kalau punya profesi, kalau dikatakan seperti itu, pasti marah," ujar Adib, Jumat (4/8/2017) malam.
"Kami akan meminta pertanggungjawaban dari akun Zaim Saidi apa maksud dan kemudian, itu sudah menyinggung 140 ribu dokter di Indonesia," sambungnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Zaim mengatakan cuitannya menyoroti tiga hal yang belum terjawab tuntas. Ketiganya adalah pro-kontra soal halal dan haram vaksinasi, kemanan dan risiko vaksinasi, dan efektifitas vaksinasi.
"Sebenarnya itu perhatian umum saya terhadap masalah vaksinasi yang berlangsung selama ini. Kan vaksinasi itu kontroversi,
ada isu halal-haram, ada isu keamanan dan risiko, ada isu efektifitas. Dalam ketiga isu itu belum terjawab tuntas, ada pro dan kontra," kata Zaim.
Menurut Zaim, vaksinasi tidak harus diwajibkan. Masyarakat, menurutnya, memiliki opsi lain di luar vaksinasi.
"Karena itu posisi saya adalah vaksinasi tidak bokeh diwajibkan, apalagi dipaksa dan masyarakat banyak punya pilihan. Kan isu pokoknya soal kesehatan masyarakat dan imunisasi. Jadi jalannya bukan cuma vaksinasi," ujar Zaim.