- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenapa garam bisa mahal ????


TS
c4punk1950...
Kenapa garam bisa mahal ????
Quote:
Banyak orang bingung kok garam bisa mahal dan langka di Indonesia ??

Kelangkaan garam di sebuah negeri yang memiliki matahari, laut, dan garis pantai lebih banyak dibanding di sebagian besar negara dunia tentu amat mencengangkan. Karena itu, pasti ada yang tidak beres ihwal kebijakan pengelolaan komoditas yang proses produksinya sungguh sederhana ini, yaitu dengan cara menguapkan air laut.
Karena kita ini biasa dimanjakan alam makannya produksi garam hanya mengandalkan proses dari alam tidak pernah berfikir untuk produksi memakai mesin. Produksi garam biasa memakai matahari sebagai penguapan secara alami.
Padahal cara ini masih banyak kendala diantaranya kualitasnya rendah dan tergantung dari sinar matahari, secara otomatis kalau musin hujan tiba produksi garam berhenti total, tambak tambak garam dialihkan menjadi tambak ikan.
Kalau produksi memakai mesin otomatis harga garam juga agak mahal dari biasanya tapi harga akan lebih stabil, dan pasokan garampun tetap ada.
Tapi yah itu tadi kita ini selalu bergantung pada alam, ketika alam marah maka hancurlah segi ekonomi kita.
Dan tahukah kalian asal mula dari mineral garam yang membuat air laut menjadi asin !!

Air laut berasal dari air hujan yang turun yang mengalir melalui sungai-sungai dan pada akhirnya bermuara di laut.
setelah itu akan mengalami menguap menjadi awan dan turun kembali menjadi hujan. Sepanjang proses tersebut, air yang mengalir melalui sungai-sungai membawa garam-garam mineral seperti kalium, kalsium, natrium dan lain-lain.
Garam-garam mineral tersebut didapatkan dari batu-batuan serta kerak bumi yang dilalui sepanjang air mengalir. Saat sampai di laut, garam-garam mineral tersebut tetap tinggal sedangkan H2O menguap menjadi awan. Garam-garam mineral yang tinggal inilah yang membuat air laut menjadi asin.
Tingkat keasinan air laut di setiap bagian dunia berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh keadaan suhu yang berbeda-beda. Sebagai contoh Laut Mati di Israel, karena suhu yang panas, penguapan yang dilakukan pun lebih besar sehingga tingkat keasinan air lautnya semakin tinggi.
Kadar garam Laut Mati sekitar 30% lebih tinggi dibandingkan air laut pada umumnya sehingga airnya pun 9 kali lebih asin dibandingkan air laut biasa.
Ok kita kembali ke masalah garam yukkk kita intip sedikit cara pengolahan garam.
Secara Alami

Kolam kolam diisi dengan air laut dan air didiamkan untuk menguap, yang tersisa setelah semua air hilang adalah garam laut.
Proses ini akan bekerja lebih baik pada daerah di mana ada banyak sinar matahari dan sedikit hujan.
Adalah sangat penting untuk mengumpulkan air garam dari sumber yang bersih. Jika Anda tahu daerah mana yang tercemar, jangan mengumpulkan air dari sana. Polusi udara, minyak dan limbah kimia, juga jenis-jenis polusi lain akan mempengaruhi rasa dan kualitas dari garam.
Jika suatu daerah aman untuk memancing, kemungkinan juga akan aman untuk air pembuatan garam.
Dan hasil yang menggunakan tehnik ini hanya menghasilkan kadar garam yang rendah bisa dibilang garam krosok belum bisa untuk standart konsumsi.
Petambak hanya mampu memproduksi garam dengan kualitas K2 yang mengandung kadar NaCl antara 80 – 88 %, dan kualitas K3 yang mengandung kadar NaCl di bawah 80 %.
Kalau untuk garam sebagai bahan produksi biasanya masih berbentuk krosok bisa di gunakan, seperti produksi es batu balok.
Sistem Modern dengan Mesin

Penguapan air laut bisa dilakukan dengan mesin tanpa mengandalkan sinar matahari. Cara kerjanya seperti dimasukkan dalam oven besar untuk memaksa air laut menguap, dan meninggalkan kristal garam biasa disebut garam krosok.

Kemudian dari bentuk garam krosok dimasukan ke mesin hammer mill (alat pemecah) yang berfungsi memecah butiran kasar menjadi halus.
“Pengecilan butiran ini supaya bisa mengurai pengotor yang ada dalam garam karena di kristal garam masih terbungkus oleh endapan yang memperkecil kandungan NaCl,”

Pengecilan butiran garam ini dapat dilakukan dengan cara basah yaitu sambil dialiri air pada saat dihancurkan sebagai pencucinya setelah itu dialirkan ke bak penampungan. Atau bisa juga dihancurkan secara kering tanpa dialiri air. Setelah itu, dilakukan pemisahan kotoran dengan memasukan garam ke wash tank (tangki pembersih).
Di dalam wash tank terjadi proses pemutaran garam dengan dorongan udara. Hasilnya, ditampung dan ditiriskan dengan menggunakan spinner yang prinsip kerja mirip seperti pengering mesin cuci. Lalu, garam masih agak lembab dimasukan ke drum dryer (tabung pengering) untuk dipanaskan pada suhu 80 0C selama 15 menit. “Pada proses ini, garam tidak boleh dipanaskan terlalu tinggi dan kering agar tidak gosong,”

Setelah selesai, tahapan selanjutnya sebelum dilakukan pengemasan adalah memberikan yodium pada garam sesuai dengan kadar yang sudah distandarkan. Yodium dapat dicampurkan ke garam dengan disemprot atau lewat proses pencampuran dengan alat pengaduk.

Dan garam pun akhirnya bisa dikonsumsi, dengan kualitas K1 yang mengandung kadar NaCl (Natrium Clorida) di atas 92 %.

Menarik bukan cara pembuatan garam yang dilakukan, kadang kita hanya bisa ngoceh ini mahal itu mahal tapi prosesnya ternyata kita masih tergantung pada alam, maka wajarlah kalau alam tak bersahabat kitapun kelabakan.
Apakah bisa diantisipasi untuk kelangkaan garam, jawabannya tentu bisa dengan kebijakan import garam tapi jadi lucu negara yang lebih banyak lautan ko import garam ???
Bagaimana pendapat agan2 sekalian ???
Referensi
Wikipedia
Trubus
Tempo.co.id
Dan sumber lainnya.
Diubah oleh c4punk1950... 03-08-2017 16:28
0
43K
Kutip
265
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan