- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bantah Pentolannya Remas Payudara, PMII Balik Laporkan Kepala Satpol PP ke Polisi


TS
p0congkaskus
Bantah Pentolannya Remas Payudara, PMII Balik Laporkan Kepala Satpol PP ke Polisi
Bantah Pentolannya Remas Payudara, PMII Balik Laporkan Kepala Satpol PP ke Polisi

RILIS.ID, Jakarta— Pernyataan Kasatpol PP Kota Bogor, Jawa Barat, Herry Karnadi tentang anggotanya yang diduga mengalami kasus pelecehan seksual saat mengamankan unjuk rasa yang dilakukan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dianggap sebagai kebohongan dan fitnah. Atas tuduhan itu, Herry Karnadi melapor balik dengan tuduhan melakukan pengeroyokan, ujaran kebencian dan pencemaran nama baik.
"Kami juga melakukan aksi hari ini untuk menuntut mundur Kepala Satpol PP. Sahabat PMII di daerah lain juga akan aksi karena sudah menyangkut nama baik organisasi," kata Ketua Umum PMII Cabang Kota Bogor, Fahrizal ketika dihubungi rilis.id Rabu (2/8/2017).
Fahrizal mengatakan tidak mengetahui tentang sangkaan pelecehan seksual yang dituduhkan Satpol PP. Karena ada juga anggota PMII yang dipukul, ditendang hingga dimasukan ke mobil dan diintimidasi.
"Kita tidak tahu tentang sangkaan pelecehan seksual yang dituduhkan oleh Satpol PP. Karena dalam kondisi chaos seperti itu Satpol PP juga melakukan kekerasan terhadap kader perempuan kami hingga memar kakinya," katanya.
Sebelumnya dilaporkan seorang Satpol PP perempuan diremas payudaranya oleh salah seorang pengunjuk rasa ketika massa merangsek. Satpol PP sudah divisum dan kasusnya ditangani Polres Kota Bogor.
Senin (31/8/2017), PMII Kota Bogor menggelar aksi untuk melakukan evaluasi kinerja terhadap Satpol PP Kota Bogor. Massa aksi dari PMII hendak menyampaikan hasil investigasi dari kajian Perda kepada Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto terkait pelanggaran yang di lakukan Satpol PP.
"Kami ingin memberi tahu kepada Bima Arya, jadi kami ingin masuk ke dalam karena balai kota kan milik rakyat mempunyai hak untuk masuk ke balai kota. Dalam hal ini Satpol PP menahan kami sehingga terjadilah chaos," jelasnya.
Ia juga mempertanyaan Standard Operating Procedure (SOP) dari pihak Satpol PP yang mengamankan aksi saat demo berlangsung. "Karena dia (Kepala Satpol PP) yang memberikan komando untuk menyerang kami. Ya, kami mempertanyakan SOP gimana. Karena yang menangani tugas pengamanan demo seharusnya kepolisian bukan Satpol PP," tutupnya.
sumber: http://rilis.id/bantah-pentolannya-r...ke-polisi.html

RILIS.ID, Jakarta— Pernyataan Kasatpol PP Kota Bogor, Jawa Barat, Herry Karnadi tentang anggotanya yang diduga mengalami kasus pelecehan seksual saat mengamankan unjuk rasa yang dilakukan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dianggap sebagai kebohongan dan fitnah. Atas tuduhan itu, Herry Karnadi melapor balik dengan tuduhan melakukan pengeroyokan, ujaran kebencian dan pencemaran nama baik.
"Kami juga melakukan aksi hari ini untuk menuntut mundur Kepala Satpol PP. Sahabat PMII di daerah lain juga akan aksi karena sudah menyangkut nama baik organisasi," kata Ketua Umum PMII Cabang Kota Bogor, Fahrizal ketika dihubungi rilis.id Rabu (2/8/2017).
Fahrizal mengatakan tidak mengetahui tentang sangkaan pelecehan seksual yang dituduhkan Satpol PP. Karena ada juga anggota PMII yang dipukul, ditendang hingga dimasukan ke mobil dan diintimidasi.
"Kita tidak tahu tentang sangkaan pelecehan seksual yang dituduhkan oleh Satpol PP. Karena dalam kondisi chaos seperti itu Satpol PP juga melakukan kekerasan terhadap kader perempuan kami hingga memar kakinya," katanya.
Sebelumnya dilaporkan seorang Satpol PP perempuan diremas payudaranya oleh salah seorang pengunjuk rasa ketika massa merangsek. Satpol PP sudah divisum dan kasusnya ditangani Polres Kota Bogor.
Senin (31/8/2017), PMII Kota Bogor menggelar aksi untuk melakukan evaluasi kinerja terhadap Satpol PP Kota Bogor. Massa aksi dari PMII hendak menyampaikan hasil investigasi dari kajian Perda kepada Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto terkait pelanggaran yang di lakukan Satpol PP.
"Kami ingin memberi tahu kepada Bima Arya, jadi kami ingin masuk ke dalam karena balai kota kan milik rakyat mempunyai hak untuk masuk ke balai kota. Dalam hal ini Satpol PP menahan kami sehingga terjadilah chaos," jelasnya.
Ia juga mempertanyaan Standard Operating Procedure (SOP) dari pihak Satpol PP yang mengamankan aksi saat demo berlangsung. "Karena dia (Kepala Satpol PP) yang memberikan komando untuk menyerang kami. Ya, kami mempertanyakan SOP gimana. Karena yang menangani tugas pengamanan demo seharusnya kepolisian bukan Satpol PP," tutupnya.
sumber: http://rilis.id/bantah-pentolannya-r...ke-polisi.html
0
6K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan