- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bahkan Zakir Naik Saja Pernah Bantah Bumi Datar


TS
victimofgip.66
Bahkan Zakir Naik Saja Pernah Bantah Bumi Datar
Jakarta - Beberapa penggemar pseudoscienceBumi Datar yang muslim memelintir ayat Al-Quran untuk argumennya. Pendakwah Zakir Naik sampai pernah membantah mereka.
Flat Earth Theory adalah teori yang menyebutkan Bumi itu datar. Teori ini disebut pseudosciencekarena menyerupai ilmiah, namun faktanya tidak berdasar sama sekali. Aslinya dari abad ke-19, namun dibangkitkan lagi sekarang dengan bantuan media sosial yang masif.
Baca Juga: Naik-Turun Kisah Si Bumi Datar
Nah, diskusi Bumi Datar di kalangan penggemarnya yang muslim lebih pelik lagi karena memelintir ayat Al-Quran biar tampak meyakinkan. Yang sering dipakai adalah Surat An-Naziyat ayat 30 yang berbunyi, "Dan Bumi sesudah itu dihamparkan-Nya."
Kata 'dihamparkan' diklaim sebagai bukti bahwa Bumi itu datar. Padahal 'dihamparkan' terbatas pada jangkauan visual mata manusia. Tak ayal, sampai pendakwah Zakir Naik membantah Bumi Datar dalam ceramahnya yang banyak beredar di YouTube seperti ditonton detikcom, Selasa (1/8/2017).
Baca Juga: Soal Bumi Datar, Lapan: Sama Sekali Tidak Ilmiah
Menurut Zakir Naik, kata kerja 'dahaha' dalam bahasa Arab pada ayat itu bisa berarti 'menghampar' tapi ada sinonimnya, yaitu 'membulat'. Membulat di sini dalam konsep membulat seperti telur.
"Kata 'dahaha' juga merupakan turunan dari kata bahasa Arab 'duya' yang artinya telur, bukan telur pada umumnya, tapi telur burung unta yang nyaris bulat," kata pendakwah yang paspornya dicabut karena bermasalah dengan pemerintah India ini.
Kata Zakir Naik, hari ini kita mengetahui bentuk Bumi tidak sepenuhnya bulat seperti bola, tapi agak mampat di kedua kutubnya. Penelusuran detikcomdari data World Geodetic System (WGS-84) yang disimpan National Geospatial-Intelligence Agency juga menemukan hal serupa.
Baca Juga: Kisah Al-Biruni, Ilmuwan Muslim yang Mengukur Bumi Bulat
Keliling Bumi di Khatulistiwa adalah 40.075,071 km. Sedangkan keliling Bumi dari Kutub Utara ke Kutub Selatan adalah 40.007,86 km. Ada selisih 67,211 km, artinya Bumi agak lonjong, namun hal ini tidak akan kentara dilihat mata.
Zakir Naik pun mencontohkan ayat lain dalam Al-Quran tentang pergantian siang dan malam, yaitu Surat Az-Zumar ayat 5, "Allah menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam." Kata kerja yang digunakan adalah 'kawaro-yukawwiru' yang artinya menggulung.
"Kata 'kawaro' bermakna seperti Anda melingkarkan sorban di kepala. Jadi fenomena menggulung dari siang ke malam dan malam ke siang hanya mungkin jika bumi itu berbentuk bola. Jika bentuknya datar, itu tidak mungkin," tegas pendakwah yang banyak fans-nya di Indonesia ini.
Paham? (fay/fay)
Flat Earth Theory adalah teori yang menyebutkan Bumi itu datar. Teori ini disebut pseudosciencekarena menyerupai ilmiah, namun faktanya tidak berdasar sama sekali. Aslinya dari abad ke-19, namun dibangkitkan lagi sekarang dengan bantuan media sosial yang masif.
Baca Juga: Naik-Turun Kisah Si Bumi Datar
Nah, diskusi Bumi Datar di kalangan penggemarnya yang muslim lebih pelik lagi karena memelintir ayat Al-Quran biar tampak meyakinkan. Yang sering dipakai adalah Surat An-Naziyat ayat 30 yang berbunyi, "Dan Bumi sesudah itu dihamparkan-Nya."
Kata 'dihamparkan' diklaim sebagai bukti bahwa Bumi itu datar. Padahal 'dihamparkan' terbatas pada jangkauan visual mata manusia. Tak ayal, sampai pendakwah Zakir Naik membantah Bumi Datar dalam ceramahnya yang banyak beredar di YouTube seperti ditonton detikcom, Selasa (1/8/2017).
Baca Juga: Soal Bumi Datar, Lapan: Sama Sekali Tidak Ilmiah
Menurut Zakir Naik, kata kerja 'dahaha' dalam bahasa Arab pada ayat itu bisa berarti 'menghampar' tapi ada sinonimnya, yaitu 'membulat'. Membulat di sini dalam konsep membulat seperti telur.
"Kata 'dahaha' juga merupakan turunan dari kata bahasa Arab 'duya' yang artinya telur, bukan telur pada umumnya, tapi telur burung unta yang nyaris bulat," kata pendakwah yang paspornya dicabut karena bermasalah dengan pemerintah India ini.
Kata Zakir Naik, hari ini kita mengetahui bentuk Bumi tidak sepenuhnya bulat seperti bola, tapi agak mampat di kedua kutubnya. Penelusuran detikcomdari data World Geodetic System (WGS-84) yang disimpan National Geospatial-Intelligence Agency juga menemukan hal serupa.
Baca Juga: Kisah Al-Biruni, Ilmuwan Muslim yang Mengukur Bumi Bulat
Keliling Bumi di Khatulistiwa adalah 40.075,071 km. Sedangkan keliling Bumi dari Kutub Utara ke Kutub Selatan adalah 40.007,86 km. Ada selisih 67,211 km, artinya Bumi agak lonjong, namun hal ini tidak akan kentara dilihat mata.
Zakir Naik pun mencontohkan ayat lain dalam Al-Quran tentang pergantian siang dan malam, yaitu Surat Az-Zumar ayat 5, "Allah menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam." Kata kerja yang digunakan adalah 'kawaro-yukawwiru' yang artinya menggulung.
"Kata 'kawaro' bermakna seperti Anda melingkarkan sorban di kepala. Jadi fenomena menggulung dari siang ke malam dan malam ke siang hanya mungkin jika bumi itu berbentuk bola. Jika bentuknya datar, itu tidak mungkin," tegas pendakwah yang banyak fans-nya di Indonesia ini.
Paham? (fay/fay)
https://m.detik.com/news/berita/d-35...tah-bumi-datar
Jadi kata dahaha itu bisa berarti menghampar, membulat, dan berasal dari kata duya yang berarti telur. Telur seperti telur burung unta
Lihat gambar berikut ini

Jadi sudah paham siapa yang dimaksud dengan kaum bumi datar?
Diubah oleh victimofgip.66 01-08-2017 17:11


pakisal212 memberi reputasi
1
6.6K
46


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan