Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Populasi Harimau Sumatra Semakin Memprihatinkan



PERAMBAHAN hutan ataupun pembalakan liar (ilegal logging) merupakan salah satu perusak habitat Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae). Hingga kini, Harimau sumatra hanya ada sekitar 20 ekor di Sumatra Selatan, selebihnya ada di daerah lain di Pulau Sumatra.



"Data dari IUCN (International Union for Conservation of Nature), di Indonesia ada sekitar 400 ekor Harimau Sumatra. Sementara di Sumsel ada sekitar 20 ekor," kata Hari Priyadi, Public Sector Manager Zoological Society of London (ZSL) Kelola Sendang.



Ia mengakui, bahwa sebagai bagian dari Kelola Sendang yang konsentrasi dalam pelestarian harimau di dalam lansekap, harimau masih terdeteksi keberadaannya. Pihaknya pun konsentrasi dalam membantu pemerintah dalam melestarikan habitat harimau yang jumlahnya sudah sangat sedikit ada di Sumsel. Baca juga: Pelestarian Harimau Sumatra Perlu Perhatian Semua Pihak



Disebutnya, Harimau Sumatra masih menyebar di Taman Nasional Sembilang dan Dangku. Aksi dan strategi dari Kelola Sendang sejauh ini yakni melakukan patroli bersama dengan BKSDA Sumsel dan Taman Nasional Sembilang untuk melihat dan mengawasi habitat harimau tersebut.



"Habitat harimau sangat ditentukan oleh aktivitas manusia. Sejauh ini, ada banyak faktor yang merusak habitat harimau mulai dari perburuhan liar, pencurian kayu, perambahan hutan. Harimau yang terganggu habitatnya akan sangat mudah masuk ke pemukiman warga," kata dia.



Untuk itu, saat ini terus dilakukan upaya membangun koridor satwa yakni menghubungkan TN Sembilang dan Dangku serta kawasan konservasi PT Reki. Upaya tersebut melibatkan peran serta masyarakat, pemerintah daerah dan swasta.



"Kelola Sendang dengan kemitraan masyarakat juga mendukung agar pihak swasta mengelola usaha dengan mengutamakan prinsip ramah lingkungan. Ini akan sangat berpengaruh dalam hal menjaga konservasi hewan dilindungi dan harimau adalah salah satu komponen penting yang harus dijaga dan dilindungi," kata Hari.



Ditambahkan Octavia Susilowati, Koordinator Urusan Konservasi, Keanekaragaman Hayati, Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Kerjasama Teknis BKSDA Sumsel mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemetaan dimana ada delapan kantong harimau yang ada di Sumsel. Hampir semua kantong harimau itu berada di Musi Banyuasin.



"Kita mengawasi pergerakan harimau dengan membuat site monitoring harimau dimana BKSDA Sumsel membentuk tim Tenaga Pengamat Hutan. Bukan hanya keberadaan harimau saja, kita juga mencatat keberadaan satwa pakan bagi harimau di lokasi tersebut," kata dia.



Umumnya satwa pakan bagi harimau, yakni rusa dan kijang. Keberadaan harimau ini bukan hanya melalui kamera trap yang dipasang di sejumlah lokasi namun juga melihat tanda-tanda dari kotoran, cakar dan jejak harimau. (OL-3)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...kan/2017-08-01

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Pendapatan KIJA Semester Pertama 2017 meningkat 19%

- Imunisasi Cegah 9 Penyakit Berbahaya

- Provinsi Jabar dan DKI Paling Sering Dilaporkan ke Saber Pungli

tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
626
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan