- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Daftar Tol yang Mangkrak di Tangan Swasta


TS
aghilfath
Ini Daftar Tol yang Mangkrak di Tangan Swasta
Spoiler for Ini Daftar Tol yang Mangkrak di Tangan Swasta:

Quote:
Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, besarnya porsi perusahaan pelat merah dalam proyek infrastruktur, disebabkan banyak proyek yang dipegang swasta namun tak kunjung rampung selama puluhan tahun.
Di sisi lain, pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mempercepat pembangunan. Untuk itu, proyek-proyek yang mangkrak di tangan swasta, terpaksa diambil alih BUMN agar pembangunannya lebih cepat. Sebagai contoh, adalah proyek-proyek jalan tol.
"Saya sebut jalan tol. Itu kan mayoritas, khususnya di Jawa, izinnya kita beli dari swasta. 20 tahun di pegang swasta enggak diapa-apain. Kita harus beli kembali dari swasta. Kita beli loh itu izin yang kita kasih dari negara, ini kita beli biar selesai Trans jawa," aku Rini ditemui di Istana Negara, Kamis (27/7/2017).
detikFinance pun menelusuri sejumlah proyek jalan tol yang mangkrak di tangan swasta, namun ngebut di tangan BUMN. Ini daftarnya:
Jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi)
Jalan tol sepanjang 54 km ini memiliki sejarah panjang, dari mangkrak, hingga gonta-ganti investor.
Tahun 2007, Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ditandatangani oleh Konsorsium Bukaka Teknik Utama. Konsorsium saat itu terdiri dari PT Bukaka Teknik Utama sebesar 35%, PT Graha Multitama Sejahtera 32,5% dan PT Karya Perkasa Insani menguasai 32,5% saham PT Trans Jabar Tol, pengelola Jalan Tol Bocimi
Pada tahun 2011, terjadi perubahan struktur pemegang saham. Grup Bakrie menjadi pemegang saham pengendali atas PT Trans Jabar Tol. Komposisi pemegang saham kala itu adalah Bakrie Toll Road 60%, PT Marga Sarana Jabar 25% dan PT Bukaka Teknik Utama 15%.
Tahun 2014, Grup MNC mengakuisisi PT Bakrie Toll Road yang merupakan anak usaha Grup Bakrie yang menguasai 5 ruas jalan tol termasuk Bocimi. Bakrie Toll Road pun berganti nama menjadi MNC Toll Road. Sejak saat itu, penguasaan tol Bocimi secara resmi berpindah tangan dari Grup Bakrie ke Grup MNC. Hingga periode itu tol masih mangkrak.
Baru pada tahun 2015, PT Waskita melalui anak usahanya Waskita Toll Road secara bertahap mengambil alih kepemilikan jalan tol-jalan tol yang dikuasai MNC Toll Road. Pada Februari 2015, proyek pun dikebut hingga saat ini.
Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu)
Proyek jalan tol penghubung Bekasi-Jakarta itu digagas sejak zaman Presiden Soeharto di 1995. Pada 1996, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga yang merupakan patungan empat perusahaan yakni PT Tirtobumi Prakarsatama, PT Citra Mandiri Sukses Sejati, PT Indadi Utama (Indadi), dan PT Remaja Bangun Kencana menadi investor pertama proyek ini.
Di tangan mereka, proyek ini hanya menghasilkan tiang-tiang pancang yang kini telah usang.
Baru pada Oktober 2014, PT Waskita Karya lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) mengambil alih sebagian besar saham Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau pengelola Jalan Tol Becakayu PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.
Dengan berbagai upaya percepatan yang dilakukan pemerintah saat ini, tol Becakayu bukan hanya dilanjutkan, tetapi juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Tol Pemalang-Batang
Proyek tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 kilometer (km) ini dilanjutkan pembangunannya oleh PT Waskita Toll Road setelah mangkrak selama 10 tahun. Waskita Toll Road melanjutkan proyek yang tak kunjung rampung di tangan PT Langkah Hutama Perkasa, Countryside Investment Corp, dan PT Sumber Mitra Jaya.
Tol Batang-Semarang
Sama dengan tetangganya yakni Tol Pemalang-Batang, Tol Batang Semarang juga sempat mangkrak selama puluhan tahun.
Saat itu, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) alias pengelola jalan tol Batang-Semarang, PT Marga Setia Puritama sahamnya dimiliki oleh PT Intsia Persada Permai sebesar 40%, PT Banyuwen Permatasari 55%, dan PT Karya Terampil Mandiri 5%.
Pada 2008, PT Bakrie Toll Road mengambil alih 65% kepemilikan saham dari PT Marga Setia Puritama namun keluar dan melepas seluruh sahamnya pada 2011. Proyek pun terus mangkrak hingga akhirnya diambil alih oleh PT Waskita lewat anak usahanya Waskita Toll Road.
Semenjak diambil alih sekitar tahun 2015, proyek tersebut dikebut pembangunannya sehingga sempat dipakai fungsional alias darurat pada mudi tahun 2017 lalu.
Di sisi lain, pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mempercepat pembangunan. Untuk itu, proyek-proyek yang mangkrak di tangan swasta, terpaksa diambil alih BUMN agar pembangunannya lebih cepat. Sebagai contoh, adalah proyek-proyek jalan tol.
"Saya sebut jalan tol. Itu kan mayoritas, khususnya di Jawa, izinnya kita beli dari swasta. 20 tahun di pegang swasta enggak diapa-apain. Kita harus beli kembali dari swasta. Kita beli loh itu izin yang kita kasih dari negara, ini kita beli biar selesai Trans jawa," aku Rini ditemui di Istana Negara, Kamis (27/7/2017).
detikFinance pun menelusuri sejumlah proyek jalan tol yang mangkrak di tangan swasta, namun ngebut di tangan BUMN. Ini daftarnya:
Jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi)
Jalan tol sepanjang 54 km ini memiliki sejarah panjang, dari mangkrak, hingga gonta-ganti investor.
Tahun 2007, Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ditandatangani oleh Konsorsium Bukaka Teknik Utama. Konsorsium saat itu terdiri dari PT Bukaka Teknik Utama sebesar 35%, PT Graha Multitama Sejahtera 32,5% dan PT Karya Perkasa Insani menguasai 32,5% saham PT Trans Jabar Tol, pengelola Jalan Tol Bocimi
Pada tahun 2011, terjadi perubahan struktur pemegang saham. Grup Bakrie menjadi pemegang saham pengendali atas PT Trans Jabar Tol. Komposisi pemegang saham kala itu adalah Bakrie Toll Road 60%, PT Marga Sarana Jabar 25% dan PT Bukaka Teknik Utama 15%.
Tahun 2014, Grup MNC mengakuisisi PT Bakrie Toll Road yang merupakan anak usaha Grup Bakrie yang menguasai 5 ruas jalan tol termasuk Bocimi. Bakrie Toll Road pun berganti nama menjadi MNC Toll Road. Sejak saat itu, penguasaan tol Bocimi secara resmi berpindah tangan dari Grup Bakrie ke Grup MNC. Hingga periode itu tol masih mangkrak.
Baru pada tahun 2015, PT Waskita melalui anak usahanya Waskita Toll Road secara bertahap mengambil alih kepemilikan jalan tol-jalan tol yang dikuasai MNC Toll Road. Pada Februari 2015, proyek pun dikebut hingga saat ini.
Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu)
Proyek jalan tol penghubung Bekasi-Jakarta itu digagas sejak zaman Presiden Soeharto di 1995. Pada 1996, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga yang merupakan patungan empat perusahaan yakni PT Tirtobumi Prakarsatama, PT Citra Mandiri Sukses Sejati, PT Indadi Utama (Indadi), dan PT Remaja Bangun Kencana menadi investor pertama proyek ini.
Di tangan mereka, proyek ini hanya menghasilkan tiang-tiang pancang yang kini telah usang.
Baru pada Oktober 2014, PT Waskita Karya lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) mengambil alih sebagian besar saham Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau pengelola Jalan Tol Becakayu PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.
Dengan berbagai upaya percepatan yang dilakukan pemerintah saat ini, tol Becakayu bukan hanya dilanjutkan, tetapi juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Tol Pemalang-Batang
Proyek tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 kilometer (km) ini dilanjutkan pembangunannya oleh PT Waskita Toll Road setelah mangkrak selama 10 tahun. Waskita Toll Road melanjutkan proyek yang tak kunjung rampung di tangan PT Langkah Hutama Perkasa, Countryside Investment Corp, dan PT Sumber Mitra Jaya.
Tol Batang-Semarang
Sama dengan tetangganya yakni Tol Pemalang-Batang, Tol Batang Semarang juga sempat mangkrak selama puluhan tahun.
Saat itu, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) alias pengelola jalan tol Batang-Semarang, PT Marga Setia Puritama sahamnya dimiliki oleh PT Intsia Persada Permai sebesar 40%, PT Banyuwen Permatasari 55%, dan PT Karya Terampil Mandiri 5%.
Pada 2008, PT Bakrie Toll Road mengambil alih 65% kepemilikan saham dari PT Marga Setia Puritama namun keluar dan melepas seluruh sahamnya pada 2011. Proyek pun terus mangkrak hingga akhirnya diambil alih oleh PT Waskita lewat anak usahanya Waskita Toll Road.
Semenjak diambil alih sekitar tahun 2015, proyek tersebut dikebut pembangunannya sehingga sempat dipakai fungsional alias darurat pada mudi tahun 2017 lalu.
detik
Diurus swasta juga ga jamin berjalan lancar, untung pemerintah sigap mengatasinya

Diubah oleh aghilfath 27-07-2017 19:43
0
3.1K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan