emmanuel.macronAvatar border
TS
emmanuel.macron
'Pak Ogah' Bakal Direkrut Atur Lalin, Polisi Dinilai Minim Inovasi



Jakarta - Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai wacana Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk merekrut 'Pak Ogah' sebagai pengatur lalu lintas (lalin), adalah bentuk ketidakmampuan polisi dalam mengatur lalu lintas. Minimnya inovasi dalam mengatasi kemacetan Ibu Kota, polisi juga dinilai menyerah terhadap kondisi semerawut tersebut.

"Sejatinya polisi tidak ada alasan kekurangan personel. Tetapi karena mereka tidak mampu mengoptimalkan personel yang ada, sehingga kendalanya adalah tidak serius, kurang fokus dan minim inovasi," ujar Ketua Presidium ITW Edison Siahaan kepada detikcom, Senin (24/7/2017).

Menurut Edison, peran serta masyarakat dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas), diatur dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Namun, perekrutan 'Pak Ogah' dinilai kurang tepat.

"Bukan dalam bentuk merekrut 'Pak Ogah' yang selama ini dikomplain masyarakat. Seharusnya diambil dari komunitas masyarakat yang memang punya kepedulian terhadap Kamseltibcarlantas, tetapi harus dengan menjalani pelatihan dulu tentunya, seperti Karang Taruna atau Pokdar Kamtibmas," ungkapnya.

Wacana tersebut dianggap karena ketidaksiapan polisi dalam menghadapi situasi kemacetan Jakarta yang sudah semerawut. "Rencana merekrut 'Pak Ogah' terkesan karena gugup menghadapi kondisi kemacetan yang sudah abnormal ini. Belum lagi soal dana yang akan digunakan akan menuai kecurigaan," sambungnya.

Idealnya, pengaturan lalu lintas di luar kepolisian, harus datang sendiri dari masyarakat. Hal ini untuk menghindari adanya tindakan dari menyimpang jika 'Pak Ogah' dilibatkan dalam pengaturan lalu lintas.

"Idealnya, upaya itu harus datang dari masyarakat, Ditlantas hanya terlibat dalam memberikan pelatihan dan menyertakab mereka yang tetap di bawah koordinasi Kasat Lantas. Ditlantas jangan terlibat sampai pencarian dana untuk membiayai (Pak Ogah), sebab potensi terjadinya penyalahgunaan meskipun dana berasal dari CSR perusahaan," lanjutnya.

Dikhawatirkan, jika 'Pak Ogah' dilibatkan dalam pengaturan justru akan menimbulkan permasalahan baru. Ditambah lagi adanya stigma 'Pak Ogah' yang berorientasi mencari uang dari upaya mengatur lalu lintas.

"Bila tidak dibekali pengetahuan yang memadai soal lalu lintas bisa menimbulkan permasalahan baru dan kemacetan, serta menimbulkan kecemasan masyarakat pengguna jalan. Mereka harus dari komunitas masyarakat yang memang peduli terhadap Kamseltibcarlantas, bukan yang justru menjadikan sebagai sumber pencaharian," tutupnya.

https://m.detik.com/news/berita/d-35...-minim-inovasi

Kasih aja pak ogah buat lalin biar GK mumet

Fokus polisi rampok aja di jalanan , kan lebih menguntungkan emoticon-Big Grin
0
11K
143
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan