Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

5.novemberAvatar border
TS
5.november
Rencana Pembunuhan Ahok dan Petinggi Polri via Telegram Terungkap
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkap daftar 17 aksi teror di Indonesia yang menggunakan aplikasi Telegram sebagai sarana komunikasinya. Aksi-aksi yang masuk daftar ini dilancarkan sejak tahun 2015.

Dari ke-17 daftar tersebut, terungkap pada 23 Desember 2015 ada rencana pengeboman (bom mobil) tempat ibadah dan rencana pembunuhan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), petinggi Polri, serta Warga Negara Asing (WNA).

Saat ditanya mengenai detail rencana itu, Kemkominfo tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut.



"Dari semua aksi teror di Indonesia yang sejak 2015 memanfaatkan Telegram, hanya ada dua aksi yang tidak menggunakannya," ujar Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan, kepada awak pers, Senin (17/7).

Penggunaan Telegram dalam aksi-aksi teror itu merupakan salah satu faktor yang membuat pemerintah memblokir layanan web dari aplikasi pesan asal Rusia tersebut, di samping radikalisme, ujaran kebencian, ajaran merakit bom, hingga disturbing images.

Pemblokiran dilakukan terhadap 11 Domain Name System (DNS) Telegram sehingga pengguna internet tak bisa mengakses web Telegram, sementara aplikasinya masih bisa dipakai.

Hal ini dilakukan karena layanan web Telegram memiliki fitur pengiriman file besar, 1,5 GB, yang disebut sering dimanfaatkan para teroris dalam bertukar informasi.

Meski begitu, Kemkominfo tidak menutup kemungkinan untuk membuka kembali layanan web Telegram apabila sudah terjalin kesepakatan di antara kedua pihak, terutama untuk menangkal konten terorisme di dalam aplikasinya.

Sumber

Tidak ada yang salah dengan aplikasi telegram, yang salah hanya usersnya yang menggunakannya untuk kegiatan yang gak bener...setidaknya dengan kasus ini, telegram bisa berbenah diri dengan mampu memfilter konten2 yang berbau radikalisme... semua sosmed juga harus demikian, mereka harus membangun sebuah sistem untuk dapat memfilter konten2 tersebut.

sosmed sejatinya untuk mendekatkan yang jauh, berteman dengan orang baru.. bukan untuk membentuk sebuah permusuhan baru terhadap sesama manusia emoticon-Traveller
Diubah oleh 5.november 20-07-2017 06:34
0
1.6K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan