Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Jawa Timur Siap Impor Garam



PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur menyiapkan impor garam untuk memenuhi kebutuhan industri di wilayahnya. Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan produksi garam secara nasional memang turun karena cuaca saat ini lebih banyak hujan. "Produksi garam over saat cuaca terang dan panasnya lebih," kata Soekarwo kepada wartawan di Malang, Rabu (19/7). Intensitas hujan yang masih tinggi menyebabkan penurunan produksi garam dan kalah telak jika dibandingkan dengan produksi garam di Australia Barat. "Kita kalah dengan Australia Barat karena negara itu memiliki tambang atau gunung garam," ujarnya.



Pakde Karwo--sapaan akrab gubernur--menjelaskan juga produksi garam akan merosot jika lebih banyak hujan. Kalaupun ada garam bisa dihasilkan di Jawa Timur, produksinya tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri. "Dengan cuaca lebih banyak hujan akan sulit jadi garam industri karena tercampur tanah. Satu-satunya daerah di Jatim yang masih bisa memproduksi garam untuk industri hanya di Kalianget, Madura," imbuhnya. Solusi kekurangan garam ini, menurutnya, tidak perlu dibuat ribet. "Saya sederhana saja. Tidak ada garam (lokal), ya, impor. Kalau kelebihan garam, ya, diekspor," tukasnya sembari menambahkan impor garam ini juga untuk memenuhi kebutuhan industri penyamakan kulit.



Harga garam naik

Cuaca buruk juga berdampak pada kualitas garam. Sejumlah petani garam di Palu, Sulawesi Tengah, merugi akibat gagal panen. Tambak mereka rusak akibat cuaca yang tidak menentu. Burhanuddin, 44, petani garam di Talise, Palu, mengatakan hujan dan kemarau yang tidak menentu menyebabkan tambak rusak. Menurutnya, kerusakan tambak garam dialami sejumlah petani di Talise tidak bisa diantisipasi dan diprediksi. Alasannya hujan dan panas datang dengan tiba-tiba. "Begini sudah risikonya kalau jadi petani tambak garam. Kalau hujan terus, tiba-tiba kemarau pasti tambak rusak," akunya saat ditemui di kawasan tambak garam Talise, Palu, Rabu (19/7).



Ramli Razak, 38, petani garam lainnya, menyebutkan harga garam menjadi tinggi. Bila sebelumnya ia jual Rp5.000 per liter, kini menjadi Rp15 ribu per liter. "Ini wajar karena stok menipis." Sama halnya di Kota Pasuruan, Jawa Timur. Dalam sebulan ini petani garam tidak bisa memanen garam karena cuaca tidak menentu. Akibatnya, harga garam di tingkat petani naik. Harga garam di tingkat petani Rp430 ribu per ton pada sebulan lalu, kini dijual Rp2 juta lebih per ton. "Naiknya memang luar biasa, tapi panen garamnya sedikit. Dalam seminggu cuma bisa panen dua kali dengan jumlah 1 ton," kata Samsuri, petani garam di Kelurahan Panggungrejo, Kota Pasuruan.



Sariati, pemilik usaha pengolahan garam di Kelurahan Panggungrejo, menyebutkan agar tetap berproduksi, harus mencari garam di daerah lain. "Menjelang Lebaran, tidak ada pasokan garam. Baru dua hari lalu saya mendapat pasokan dari Madura dengan jumlah minim. Cuma 4 ton," terangnya. (TB/AB/N-3)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...ram/2017-07-19

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Kades Jadi Tersangka Bakar Orang

- Tiga Kabupaten Tanggap Darurat Banjir

- Masyarakat Jatim Butuh Perubahan Ekonomi

0
2.9K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan