- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Anna Ladd si "Pemahat Wajah Baru" untuk Prajurit PD I yang Terluka


TS
okoki
Anna Ladd si "Pemahat Wajah Baru" untuk Prajurit PD I yang Terluka
Orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk membantu sesama layak mendapat penghargaan.
Apalagi orang-orang yang menggunakan keahlian mereka untuk membantu tentara perang saat Perang Dunia I.

Anna Coleman Ladd si Pelukis Wajah Korban PD I
sumber: http://news.okezone.com/read/2017/06...i-yang-terluka

Apalagi orang-orang yang menggunakan keahlian mereka untuk membantu tentara perang saat Perang Dunia I.


Anna Coleman Ladd si Pelukis Wajah Korban PD I
Quote:
Salah satu dari mereka adalah Anna Coleman Ladd. Ia menggunakan keahliannya untuk membantu para tentara yang cacat akibat Perang Dunia I.
Ladd adalah pematung asal Philadelphia, Amerika Serikat.Lahir dari pasangan John dan Mary Watts, ia belajar di berbagai sekolah swasta di Eropa dan Amerika. Setelah menikah dengan Dr. Maynard Ladd pada 1905, ia pindah ke Boston dan meneruskan studi selama tiga tahun di Sekolah Museum Boston.
Ladd adalah perempuan penuh passion yang kerap menantang diri sendiri untuk melampaui pencapaiannya di bidang artistik.
Anna Ladd menulis dua buku. Salah satunya merupakan ejekan terhadap masyarakat Boston. Buku berjudul The Candid Adventurer itu terbit pada 1913. Sedangkan buku lainnya, Hieronymus Rides, berisi kisah romansa abad pertengahan. Ia juga menulis beberapa judul drama, termasuk kisah tentang perempuan pematung yang pergi berperang. Nampaknya, Ladd terinspirasi dirinya sendiri.
Tidak hanya penulis dan pematung, Ladd juga memiliki bakat melukis. Ia mendapat banyak pengakuan atas berbagai hasil karyanya. Ia melukis berbagai karakter mitos, dan lukisannya masih dilelang hingga kini.
Pada 1917, satu tahun sebelum Perang Dunia I berakhir, Ladd mendirikan Studio untuk Topeng-Wajah - Palang Merah Amerika di Paris. Dilansir Vintage News, studio ini memberikan layanan wajah prostetik bagi para tentara yang terluka di medan perang.
Ladd tidak bekerja sendiri. Ia mendapat bantuan pemahat Inggris, Captain Derwent Wood, yang memberikan sentuhan akhir pada topeng yang mereka buat di studionya, "Tin Noses Shop."
Membuat topeng bukanlah pekerjaan yang mudah. Tetapi untuk seseorang yang memberi kesempuran pada semua yang ia sentuh, hal itu tidak mustahil dilakukan. Para fotografer akan memotret kerusakan pada wajah para tentara sebagai perbandingan atas wajah mereka sebelum terluka. Foto-foto ini menjadi acuan Ladd untuk membuat cetakan topeng di clay atau plastisin.
Hasil cetakan itu lalu digunakan untuk merekonstruksi wajah para tentara yang rusak akibat cidera saat berperang. Ladd mengirim topengnya ke bengkel Wood untuk dilukis sesuai wajah pemiliknya. Bahkan, topeng ini bisa juga ditambahi kacamata dan kumis jika diinginkan.
Dalam 1,5 tahun, Ladd dan timnya memproduksi lebih dari 100 topeng. Rata-rata, satu topeng butuh biaya produksi USD18, dan semua uang tersebut diberikan sebagai sumbangan.
Hasil kerja Ladd tidak hanya dikenali, tetapi juga dikagumi banyak orang. Pada 1932, ia mendapat penghargaan Chevalier of the Legion dari Pemerintah Prancis dan Serbian Order of Saint Sava.
Ketika Perang Dunia I berakhir, Ladd membuat model monumen peringatan dari mayat yang membusuk pada pagar kawat berduri. Patung lainnya berjudul "Triton Babies" hingga kini masih berdiri tegang sebagai hiasan air mancur di taman Boston.
Ladd menghabiskan masa pensiun bersama suaminya pada 1936 di California. Di kota ini pula ia meninggal dunia tiga tahun kemudian. Selain berbagai karya seni cantik yang ia tinggalkan, Ladd juga dikenang sebagai perempuan yang mendedikasikan hidupnya membantu para tentara yang terluka saat perang untuk melanjutkan hidup secara normal.
Kini, hasil kerjanya dikenal sebagai to anaplastology, yaitu cabang ilmu medis yang mempelajari rehabilitasi prostetik pada bagian wajah dan tubuh yang tidak sempurna. Meskipun terminologi "anaplastology" diperkenalkan oleh Walter G. Spohn dan digunakan secara umum, Ladd menjadi pionir praktik tersebut.
Ladd adalah pematung asal Philadelphia, Amerika Serikat.Lahir dari pasangan John dan Mary Watts, ia belajar di berbagai sekolah swasta di Eropa dan Amerika. Setelah menikah dengan Dr. Maynard Ladd pada 1905, ia pindah ke Boston dan meneruskan studi selama tiga tahun di Sekolah Museum Boston.
Ladd adalah perempuan penuh passion yang kerap menantang diri sendiri untuk melampaui pencapaiannya di bidang artistik.
Anna Ladd menulis dua buku. Salah satunya merupakan ejekan terhadap masyarakat Boston. Buku berjudul The Candid Adventurer itu terbit pada 1913. Sedangkan buku lainnya, Hieronymus Rides, berisi kisah romansa abad pertengahan. Ia juga menulis beberapa judul drama, termasuk kisah tentang perempuan pematung yang pergi berperang. Nampaknya, Ladd terinspirasi dirinya sendiri.
Tidak hanya penulis dan pematung, Ladd juga memiliki bakat melukis. Ia mendapat banyak pengakuan atas berbagai hasil karyanya. Ia melukis berbagai karakter mitos, dan lukisannya masih dilelang hingga kini.
Pada 1917, satu tahun sebelum Perang Dunia I berakhir, Ladd mendirikan Studio untuk Topeng-Wajah - Palang Merah Amerika di Paris. Dilansir Vintage News, studio ini memberikan layanan wajah prostetik bagi para tentara yang terluka di medan perang.
Ladd tidak bekerja sendiri. Ia mendapat bantuan pemahat Inggris, Captain Derwent Wood, yang memberikan sentuhan akhir pada topeng yang mereka buat di studionya, "Tin Noses Shop."
Membuat topeng bukanlah pekerjaan yang mudah. Tetapi untuk seseorang yang memberi kesempuran pada semua yang ia sentuh, hal itu tidak mustahil dilakukan. Para fotografer akan memotret kerusakan pada wajah para tentara sebagai perbandingan atas wajah mereka sebelum terluka. Foto-foto ini menjadi acuan Ladd untuk membuat cetakan topeng di clay atau plastisin.
Hasil cetakan itu lalu digunakan untuk merekonstruksi wajah para tentara yang rusak akibat cidera saat berperang. Ladd mengirim topengnya ke bengkel Wood untuk dilukis sesuai wajah pemiliknya. Bahkan, topeng ini bisa juga ditambahi kacamata dan kumis jika diinginkan.
Spoiler for Wajah tentara Prancis yang terluka saat perang (kiri) diperbaiki dengan hasil kerja Anna Ladd dan timnya (kanan).:

Dalam 1,5 tahun, Ladd dan timnya memproduksi lebih dari 100 topeng. Rata-rata, satu topeng butuh biaya produksi USD18, dan semua uang tersebut diberikan sebagai sumbangan.
Hasil kerja Ladd tidak hanya dikenali, tetapi juga dikagumi banyak orang. Pada 1932, ia mendapat penghargaan Chevalier of the Legion dari Pemerintah Prancis dan Serbian Order of Saint Sava.
Ketika Perang Dunia I berakhir, Ladd membuat model monumen peringatan dari mayat yang membusuk pada pagar kawat berduri. Patung lainnya berjudul "Triton Babies" hingga kini masih berdiri tegang sebagai hiasan air mancur di taman Boston.
Ladd menghabiskan masa pensiun bersama suaminya pada 1936 di California. Di kota ini pula ia meninggal dunia tiga tahun kemudian. Selain berbagai karya seni cantik yang ia tinggalkan, Ladd juga dikenang sebagai perempuan yang mendedikasikan hidupnya membantu para tentara yang terluka saat perang untuk melanjutkan hidup secara normal.
Kini, hasil kerjanya dikenal sebagai to anaplastology, yaitu cabang ilmu medis yang mempelajari rehabilitasi prostetik pada bagian wajah dan tubuh yang tidak sempurna. Meskipun terminologi "anaplastology" diperkenalkan oleh Walter G. Spohn dan digunakan secara umum, Ladd menjadi pionir praktik tersebut.
sumber: http://news.okezone.com/read/2017/06...i-yang-terluka
0
1.1K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan