Jika Ingin Nyapres di 2019, Ini Tantangan Gatot Nurmantyo



RILIS.ID, Jakarta— Saat ini menguat pembicaraan banyak kalangan terkait Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo akan mewarnai bursa pencalonan presiden di 2019 mendatang.

Menanggapi hal tersebut, peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes memiliki argumen tersendiri. Baginya, saat ini Gatot berada di posisi yang belum leluasa untuk melakukan manuver politik.

"Beliau kan masih terikat kedinasan (militer). Mungkin setelah nanti Pensiun, Pak Gatot bisa lebih fleksibel bergerak," ungkap Arya di Jakarta, Minggu (16/7/2017)

Dijelaskan oleh Arya, pada dasarnya Gatot Nurmantyo memiliki tantangan tersendiri jika nanti memutuskan untuk terlibat dalam pertaruangan Pilpres 2019. Tantangan terseberat Gatot adalah dirinya harus mengantongi dukungan dari partai politik.

"Pak Gatot tantangannya adalah dukungan partai, karena dia bukan politisi," ujar Arya.

Arya menambahkan, Gatot yang tahun depan telah pensiun ini juga belum memiliki basis massa yang besar. Hal ini berbeda dibandingkan dengan besarnya tingkat dukungan untuk Presiden Joko Widodo dan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto.

"Panglima TNI tidak punya basis massa seperti Jokowi (maupun Prabowo) di Pulau Jawa," paparnya.

Disamping itu, lanjutnya, petinggi TNI kelahiran Tegal, 13 Maret 1960 ini sangat memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas politik guna meningkatkan elektabilitasnya. "Kecuali beliau sudah pensiun nanti," tuturnya.

Arya menambahkan, Gatot juga akan sangat kesulitan untuk pemilih. Sebab, Gatot bukanlah kepala daerah yang kerap bertemu dengan masyarakat luas.

"Pada prinsipnya, Gatot juga harus turun ke bawah (jika ingin maju di Pilpres 2019," pungkasnya.

sumber: http://rilis.id/jika-ingin-nyapres-d...nurmantyo.html