- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Alumni 212 Yakin Pengeroyokan Hermansyah dan Kasus Rizieq Terkait


TS
aghilfath
Alumni 212 Yakin Pengeroyokan Hermansyah dan Kasus Rizieq Terkait
Spoiler for Alumni 212 Yakin Pengeroyokan Hermansyah dan Kasus Rizieq Terkait:

Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Presidium Alumni 212 meyakini pengeroyokan terhadap pakar telematika Hermansyah berhubungan dengan kasus pornografi Riziq Syihab dan Firza Husein. Alasannya, Hermansyah menjadi saksi ahli yang menyatakan chat mesum antara Rizieq dan Firza adalah palsu. "Komnas HAM harus membentuk tim investigasi karena kuat dugaan (pengeroyokan itu) untuk membungkam saksi ahli," ujar Ketua Presidum Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo, Jumat, 14 Juli 2017.
Sambo juga meminta agar Komnas HAM bersedia melindungi orang-orang yang berani mengungkapkan kebenaran dalam kasus Rizieq Syihab. Dia menganggap serangan terhadap Hermansyah itu termasuk bentuk teror. “Tujuannya, agar saksi takut untuk memberikan ketarangan yang benar,” kata Sambo. "Siapapun saksi-saksi yang mengungkapkan kebenaran nanti bisa ‘dihermansyahkan’ lagi."
Pengeroyokan terhadap Hermansyah terjadi di tol Jagorawi pada 9 Juli lalu. Saat itu pakar telematika lulusan ITB tersebut berdua dengan istrinya, Irina Ustinova. Mobil yang dikendarai bersenggolan dengan Toyota Yaris. Herman terlibat pertengkaran dengan pengemudi Yaris. Pertengkaran itu berujung pengeroyokan. Hermansyah harus dibawa ke rumah sakit karena menderita luka terbuka akibat tikaman senjata tajam.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M. Iriawan mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, dipastikan pengeroyokan tidak direncanakan. Para tersangka menganiaya Hermansyah secara spontan. Pemicunya hanya karena mobil mereka bersenggolan. Para tersangka tidak bisa mengendalikan diri karena masih terpengaruh minuman keras.
Dari lima tersangka, polisi sudah menangkap empat diantaranya. Sedangkan satu tersangka lagi masih buron namun identitasnya sudah diketahui.
Sambo juga meminta agar Komnas HAM bersedia melindungi orang-orang yang berani mengungkapkan kebenaran dalam kasus Rizieq Syihab. Dia menganggap serangan terhadap Hermansyah itu termasuk bentuk teror. “Tujuannya, agar saksi takut untuk memberikan ketarangan yang benar,” kata Sambo. "Siapapun saksi-saksi yang mengungkapkan kebenaran nanti bisa ‘dihermansyahkan’ lagi."
Pengeroyokan terhadap Hermansyah terjadi di tol Jagorawi pada 9 Juli lalu. Saat itu pakar telematika lulusan ITB tersebut berdua dengan istrinya, Irina Ustinova. Mobil yang dikendarai bersenggolan dengan Toyota Yaris. Herman terlibat pertengkaran dengan pengemudi Yaris. Pertengkaran itu berujung pengeroyokan. Hermansyah harus dibawa ke rumah sakit karena menderita luka terbuka akibat tikaman senjata tajam.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M. Iriawan mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, dipastikan pengeroyokan tidak direncanakan. Para tersangka menganiaya Hermansyah secara spontan. Pemicunya hanya karena mobil mereka bersenggolan. Para tersangka tidak bisa mengendalikan diri karena masih terpengaruh minuman keras.
Dari lima tersangka, polisi sudah menangkap empat diantaranya. Sedangkan satu tersangka lagi masih buron namun identitasnya sudah diketahui.
Quote:
Bela Hary Tanoe, Presidium Alumni 212 Bantah Dapat Uang
TEMPO.CO, Jakarta - Presidium Alumni 212 berjalan kaki dari Masjid Agung Sunda Kelapa ke kantor Komnas HAM untuk mengadukan kasus Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoe, panggilan akrab bos MNC ini, patut dibela karena dianggap menjadi korban rezim.
Ketua Alumni Presidium 212 Ansufri Idrus Sambo menyatakan kasus yang membelit Hary Tanoe merupakan korban rezim yang sat ini berkuasa. Aksi ini, kata Sambo, sebagai upaya membela kemanusiaan serta solidaritas. "Datang ke Komnas HAM karena adanya seseorang yang mengadu. Kawan-kawan usul yang dibela jangan orang Islam saja, karena yang dizalimi juga umat lain," ujar Sambo, Jumat, 14 Juli 2017.
Sambo menilai ada unsur dendam politik dalam kasus pengusaha Hary Tanoe. Hary Tanoe ditetapkan sebagai tersangka oleh badan Reserse Kriminal Mabes Polri karena diduga mengancam penjabat Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto. "Kami adukan bahwa terjadi kriminilasasi terhadap Hary Tanoe."
Menurut Sambo, Presidium Alumni 212 dalam membela Hary Tanoe tidak ada kaitannya dengan politik. Pembelaan terhadap bos MNC merupakan lahan dakwah dikemudian hari. Alasan lainnya, bantuan yang diberikan MNC berupa dukungan memberitakan Aksi 212 termasuk yang menjadi pertimbangan. "Kami membela orang yang dizalimi," kata Sambo.
Sambo membantah. Presidium Alumni 212 membela Hary Tanoe karena mendapatkan kucuran uang. Sambo mengaskan tidak pernah bertemu dengan Hary Tanoe maupun berhubungan langsung dengannya. "Saya tidak kenal tidak pernah berjumpa, tidak pernah berhubungan tidak pernah SMS-an, tidak pernah WhatsApp."
TEMPO.CO, Jakarta - Presidium Alumni 212 berjalan kaki dari Masjid Agung Sunda Kelapa ke kantor Komnas HAM untuk mengadukan kasus Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoe, panggilan akrab bos MNC ini, patut dibela karena dianggap menjadi korban rezim.
Ketua Alumni Presidium 212 Ansufri Idrus Sambo menyatakan kasus yang membelit Hary Tanoe merupakan korban rezim yang sat ini berkuasa. Aksi ini, kata Sambo, sebagai upaya membela kemanusiaan serta solidaritas. "Datang ke Komnas HAM karena adanya seseorang yang mengadu. Kawan-kawan usul yang dibela jangan orang Islam saja, karena yang dizalimi juga umat lain," ujar Sambo, Jumat, 14 Juli 2017.
Sambo menilai ada unsur dendam politik dalam kasus pengusaha Hary Tanoe. Hary Tanoe ditetapkan sebagai tersangka oleh badan Reserse Kriminal Mabes Polri karena diduga mengancam penjabat Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto. "Kami adukan bahwa terjadi kriminilasasi terhadap Hary Tanoe."
Menurut Sambo, Presidium Alumni 212 dalam membela Hary Tanoe tidak ada kaitannya dengan politik. Pembelaan terhadap bos MNC merupakan lahan dakwah dikemudian hari. Alasan lainnya, bantuan yang diberikan MNC berupa dukungan memberitakan Aksi 212 termasuk yang menjadi pertimbangan. "Kami membela orang yang dizalimi," kata Sambo.
Sambo membantah. Presidium Alumni 212 membela Hary Tanoe karena mendapatkan kucuran uang. Sambo mengaskan tidak pernah bertemu dengan Hary Tanoe maupun berhubungan langsung dengannya. "Saya tidak kenal tidak pernah berjumpa, tidak pernah berhubungan tidak pernah SMS-an, tidak pernah WhatsApp."
tempo
Makin ga jelas nih sumbu pendek melakukan aksi, macam kumpulan orang ga punya otak

Diubah oleh aghilfath 14-07-2017 22:07
0
11.2K
Kutip
62
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan