G20 menjadi langganan target demo
bersama pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia
(World Trade Organization; WTO).
Ini terjadi karena G20 dipandang punya posisi penting dalam politik internasional. Didirikan tahun 1999, G20
menjadi salah satu forum pertemuan kekuatan besar divdunia.
Organisasi ini mencangkup 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia yang artinya mengantongi 85 persen
produk domestik bruto (gross domestic product; GDP) dunia.
Selain itu, negara anggota G20 menaungi dua pertiga populasi dunia.
Negara-negara anggota G20 adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia,
Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, China, Afrika Selatan, dan Uni
Eropa. Pertemuan G20 juga jadi penting karena mempertemukan
pemimpin kekuatan besar dunia dalam satu forum. KTT juga dihadiri orang-orang penting seperti Sekjen PBB,
Direktur WTO, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF), dan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Spoiler for #di demo aktivis dunia:
Spoiler for # di demo aktivis dunia:
Tensi yang muncul antar negara anggotanya membuat pertemuan G20 ditunggu dunia. KTT G20 menjadi momen di mana kekuatan utama dunia membahas isu global, dan diharapkan mampu mengakhiri sengkarut permasalahan yang sedang dihadapi dunia saat ini. Mulai isu keamanan di Timur Tengah, terorisme global,
pembangunan, hingga lingkungan.
Keberadaan kekuatan-kekuatan penting dunia pada KTT G20, dengan tumpukan isu krusial yang mereka bawa,
menjadi alasan bagi aktivis dunia untuk berkumpul di sana dan menggelar aksi dan memberi tekanan demi terwujudkan mimpi dunia berkeadilan dan damai yang ada di benak mereka.
Berbagai LSM internasional dan beragam jenis aktivis menyebar undangan untuk “menduduki” Hamburg. Mulai kelompok kiri moderat hingga anarkis anti-negara menggerakkan demonstrasi lewat berbagai media.
Untuk menampung demonstran yang membeludak, di pinggir kota Hamburg didirikan tenda “komunitas anti kapitalis” sebagai tempat menginap.
Isu yang menjadi sasaran tembak massa aksi adalah pembangunan ekonomi dan lingkungan. Hal ini terlihat
dari banyaknya spanduk protes dengan nada “nyinyir” bertuliskan “Anti-kapitalisme” dan “Selamatkan Bumi”.