Berpostur baik dan memiliki kualitas di kekuatan tembakan, Hulk merupakan pemain yang banyak diincar klub top Eropa saat dirinya masih bermain di FC Porto. Namun, dirinya malah memilih Zenit St. Petersburg di tahun 2012.

Bahkan, yang lebih mengherankan, Hulk pindah di awal tahun 2016 ke Guangzhou Evergrande. Padahal usianya belum menginjak 30 tahun saat itu. Banyak pihak yang menyayangkan keputusannya sebab kualitasnya masih layak untuk bermain di liga-liga top Eropa.

Masih berusia 22 tahun dan tampil bagus di FC Porto, Giannelli Imbula secara mengejutkan menerima tawaran Stoke City pada Februari 2016 dengan nilai sekitar 24 juta euro.

Padahal dirinya tengah diminati oleh banyak klub yang lebih berprestasi seperti AS Roma dan AC Milan. Beberapa media di Eropa sangat bingung dengan keputusannya karena Stoke bahkan dinilai tak lebih prestisius ketimbang klub lamanya, Porto.

Menjadi incaran Juventus dan AC Milan pada bursa transfer musim panas 2016 lalu, Axel Witsel gagal hijrah dari Zenit hingga periode transfer berakhir.

Namun, enam bulan berselang, dirinya malah secara mengejutkan hijrah ke Liga Tiongkok untuk bergabung dengan Tianjin Quanjian. Padahal usianya masih 28 tahun dan juga merupakan langganan Timnas Belgia hingga saat ini.

Dilepas Panathinaikos pada September 2016, Michael Essien yang tak memiliki klub tak disangka-sangka resmi ke Persib pada Maret 2017 lalu. Dirinya memang sempat dirumorkan akan bermain di Indonesia. Namun, tak sampai dua pekan dari munculnya rumor tersebut, ternyata Persib benar-benar merealisasikan hal tersebut.

Meski berjuluk [removed] player, Michael Essien hingga saat ini tak tampil reguler bersama Maung Bandung.

Datang ke Chelsea saat berusia 21 tahun di 2012, Oscar memiliki awal karier yang gemilang di Stamford Bridge. Namun dirinya perlahan tak mampu berkembang dan tampil inkonsisten. Puncaknya, dirinya sepakat untuk hijrah ke Shanghai SIPG yang diasuh oleh Andre Villas-Boas di awal tahun 2017 dengan nilai 60 juta euro.

Padahal saat ini dirinya masih berusia 25 tahun yang artinya masih memiliki banyak kesempatan untuk membuktikan diri di klub-klub Eropa lain.

'Lionel Messi dari Italia', begitulah julukan Sebastian Giovinco saat dirinya masih membela AC Parma pada kurun waktu 2010-2012. Namun, dirinya tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya setelah resmi kembali diboyong Juventus pada 2012 lalu. Ia kesulitan mendapat menit bermain hingga akhirnya harus hijrah ke Montreal FC, pada Februari 2015.

Hal ini cukup membingungkan karena Giovinco sebelumnya masih bertekad untuk masuk tim nasional Italia, sementara ia pindah ke liga yang kurang kompetitif. Padahal, masih banyak klub-klub Serie A yang masih menginginkan jasanya.