- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
6 Fakta Unik Bahasa Jawa
TS
arfiands
6 Fakta Unik Bahasa Jawa
Quote:
Siapa yang sangka ternyata bahasa Jawa memiliki pesonanya yang mengagumkan selama ini. Mungkin saja belum pernah kita ketahui sebelumnya. Banyak fakta unik bahasa Jawa yang luput dari perhatian kita selama ini. Penasaran seperti apa fakta bahasa Jawa? Berikut 6 fakta unik Bahasa Jawa
Bahasa Jawa sampai ke luar negeri
Spoiler for :
Quote:
Siapa yang sangka mengenai salah satu fakta unik Bahasa Jawa ini? Bahasa daerah ini di tahun 2013 menjadi bahasa dengan pengguna paling banyak nomor 10 di dunia. Bahkan ternyata bahasa Jawa pernah dianggap sebagai bahasa yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan bahasa nasionalnya sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Menurut data tahun 2000, pengguna bahasa Jawa diketahui ada sekitar 85 juta jiwa, beda dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh sekitar 77 juta jiwa.
Bukan hanya di Indonesia, siapa yang sangka bahwa bahasa Jawa juga digunakan di luar negeri. Contohnya Negara Suriname yang penduduknya banyak menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-harinya. Selain di Suriname, bahasa Jawa juga digunakan di Singapura, Malaysia, Cocos Island, Nouvelle Celedonie, dan bahkan Belanda.
Bukan hanya di Indonesia, siapa yang sangka bahwa bahasa Jawa juga digunakan di luar negeri. Contohnya Negara Suriname yang penduduknya banyak menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-harinya. Selain di Suriname, bahasa Jawa juga digunakan di Singapura, Malaysia, Cocos Island, Nouvelle Celedonie, dan bahkan Belanda.
Terdapat banyak sekali dialek bahasa Jawa
Spoiler for :
Quote:
Tentunya sudah banyak diketahui bahwa dialek dalam bahasa Jawa memang sangat beragam. Walaupun sesama orang Jawa, terkadang dalam berkomunikasi mereka menggunakan dialek yang berbeda-beda tergantung dari mana asal mereka. Perkembangan dialek atau logat bahasa Jawa memang dipengaruhi oleh sebaran masyarakat di Pulau Jawa itu sendiri. Contohnya, penggunaan bahasa Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur memang memiliki perbedaannya tersendiri.
Contohnya dialek Bahasa Jawa yang dituturkan di daerah Banyumas, Tegal, Purwokerto memang cenderung dikenal sebagai bahasa Jawa “ngapak”. Perbedaan dengan bahasa Jawa pada umumnya memang jelas terlihat di sini. Kosakata “inyong” yang berarti “saya”, “kepriwe” dan “kepriben” yang berarti “bagaimana”. Dialek tersebut hanya bisa ditemukan di daerah tersebut. Sementara bahasa Jawa yang digunakan di Yogyakarta dan Surakarta yang menjadi acuan pembelajaran bahasa Jawa karena serupa dengan dialek Mataram.
Contohnya dialek Bahasa Jawa yang dituturkan di daerah Banyumas, Tegal, Purwokerto memang cenderung dikenal sebagai bahasa Jawa “ngapak”. Perbedaan dengan bahasa Jawa pada umumnya memang jelas terlihat di sini. Kosakata “inyong” yang berarti “saya”, “kepriwe” dan “kepriben” yang berarti “bagaimana”. Dialek tersebut hanya bisa ditemukan di daerah tersebut. Sementara bahasa Jawa yang digunakan di Yogyakarta dan Surakarta yang menjadi acuan pembelajaran bahasa Jawa karena serupa dengan dialek Mataram.
Bahasa Jawa memiliki tingkatan untuk penghormatan lawan bicara
Spoiler for :
Quote:
Bahasa Jawa memiliki 3 tingkatan yaitu Ngoko, Kromo dan Kromo Inggil. Ketiga tingkatan bahasa Jawa tersebut digunakan berdasarkan dengan siapa kita berbicara, baik lisan maupun tulisan. Biasanya acuan penggunaan level bahasa Jawa ini berdasarkan usia ataupun gelar kebangsawanan.
Bahasa Jawa Ngoko bisa digunakan saat kita berbicara atau berinteraksi dengan kawan sebaya atu yang lebih muda. Sedangkan penggunaan Krama dan Krama Inggil adalah untuk lawan bicara yang lebih tua. Contohnya adalah untuk mengucapkan kata “kamu” dalam bahasa Jawa Ngoko diartikan sebagaai sapaan “kowe”, berbeda lagi dengan bahasa Jawa Kromo digunakan sapaan “sampeyan”, begitu pula dengan bahasa Jawa Kromo Inggil yang menggunakan sapaan “panjenengan”.
Bahasa Jawa Ngoko bisa digunakan saat kita berbicara atau berinteraksi dengan kawan sebaya atu yang lebih muda. Sedangkan penggunaan Krama dan Krama Inggil adalah untuk lawan bicara yang lebih tua. Contohnya adalah untuk mengucapkan kata “kamu” dalam bahasa Jawa Ngoko diartikan sebagaai sapaan “kowe”, berbeda lagi dengan bahasa Jawa Kromo digunakan sapaan “sampeyan”, begitu pula dengan bahasa Jawa Kromo Inggil yang menggunakan sapaan “panjenengan”.
Bahasa Jawa bisa ditulis menggunakan alphabet, aksara Jawa dan Arab-Pegon
Spoiler for :
Quote:
Inilah keunikan bahasa Jawa lainnya yang harus kamu tau. Bahasa Jawa selain bisa ditulis menggunakan huruf alphabet, ternyata bisa juga ditulis dengan huruf-huruf khusus lainnya. Contohnya menggunakan aksara Jawa yang merupakan turunan dari aksara Brahmi yang berkembang pada zaman Hindu-Budha. Aksara Jawa ini juga lebih sering disebut sebagai huruf Hanacaraka.
Gak hanya itu, bahasa Jawa juga bisa ditulis dalam huruf Arab yang termodifikasi menjadi huruf Arab-Pegon. Konon kata “Pegon” berasal dari salah satu kosakata Bahasa Jawa yaitu “pégo” yang berarti menyimpang karena suatu hal yang tidak lazim apabila bahasa Jawa ditulis dalam huruf Arab. Huruf Arab-Pegon ini biasanya banyak ditemukan di kalangan-kalangan pesantren yang umumnya digunakan dalam tafsir Al-Quran.
Gak hanya itu, bahasa Jawa juga bisa ditulis dalam huruf Arab yang termodifikasi menjadi huruf Arab-Pegon. Konon kata “Pegon” berasal dari salah satu kosakata Bahasa Jawa yaitu “pégo” yang berarti menyimpang karena suatu hal yang tidak lazim apabila bahasa Jawa ditulis dalam huruf Arab. Huruf Arab-Pegon ini biasanya banyak ditemukan di kalangan-kalangan pesantren yang umumnya digunakan dalam tafsir Al-Quran.
Kekayaan turunan kata yang dimiliki bahasa Jawa
Spoiler for :
Quote:
Bahasa Jawa menjadi salah satu bahasa yang memiliki kosakata paling banyak. Biasanya dalam menyebut suatu benda, bahasa Jawa memiliki banyak ragam kata untuk memperjelas benda yang dimaksud dari berbagai sudut pandang.
Misalnya dari kata “padi” yang bisa dijadikan beberapa kosakata. Contohnya “pari” yang merujuk pada padi yang masih di pohon, “gabah” yaitu padi yang sudah dipetik, “beras” yaitu padi yang sudah dikupas dari kulitnya, “menir” merujuk pada pecahan butiran beras, “sego” untuk nasi atau beras yang sudah dimasak, “aking” untuk menyebut nasi yang sudah dikeringkan, dan lainnya. Sebenarnya ada manfaat dari banyaknya turunan kata ini yaitu untuk mempermudah seseorang dalam memahami pembicaraan secara spesifik.
Misalnya dari kata “padi” yang bisa dijadikan beberapa kosakata. Contohnya “pari” yang merujuk pada padi yang masih di pohon, “gabah” yaitu padi yang sudah dipetik, “beras” yaitu padi yang sudah dikupas dari kulitnya, “menir” merujuk pada pecahan butiran beras, “sego” untuk nasi atau beras yang sudah dimasak, “aking” untuk menyebut nasi yang sudah dikeringkan, dan lainnya. Sebenarnya ada manfaat dari banyaknya turunan kata ini yaitu untuk mempermudah seseorang dalam memahami pembicaraan secara spesifik.
Google Translate menyediakan fitur translate Bahasa Jawa
Spoiler for :
Quote:
Segitu perhatiannya Google dengan bahasa Jawa, pada 24 Mei 2013 layanan translate bahasa Jawa resmi dirilis. Google menyediakan ini bukan keputusan yang sembarangan. Pihak Google menyimpulkan bahwa bahasa Jawa sudah menjadi tren tersendiri di mesin pencari Google. Apalagi penutur bahasa Jawa di Indonesia mencapai 85 juta jiwa yang merupakan bukan jumlah yang sedikit. Selain itu, kehadiran Google Translate berbahasa Jawa ini memang bertujuan untuk membantu siapa pun yang ingin belajar bahasa Jawa.
Quote:
Nah itulah tadi fakta unik bahasa Jawa yang mungkin sebelumnya kamu belum tau.
Seperti yang diungkapkan oleh Google tadi, bahasa Jawa sudah menjadi tren tersendiri di mesin pencari.
Kamu berniat untuk mempelajari bahasa Jawa?
Seperti yang diungkapkan oleh Google tadi, bahasa Jawa sudah menjadi tren tersendiri di mesin pencari.
Kamu berniat untuk mempelajari bahasa Jawa?
Tambahan Kaskuser Lain
Quote:
Spoiler for Persamaan B.Jawa & B.Sunda:
Quote:
Quote:
Original Posted By rizalnht►ada kata kata bahasa jawa yg mirip bahasa sunda
Quote:
Ada bebeapa sama tapi artinya beda bre
ada yang pernah buat tritnya gan
Spoiler for ini gan:
Quote:
Original Posted By anoman_obong►
1. Maneh
Ini bener-bener pengalaman pertama yang berkesan dengan bahasa sunda, makanya ane taro pertamax. Waktu pertama ngumpul sama temen kuliah seangkatan, kita bergiliran ngisi buku biodata gitu. Pas sampe giliran ane, temen yang nulis sebelom ane nyodorin bukunya sambal bilang “maneh”.
Ane sontak bilang “lho saya belom!”, eh dia bilang “nah iya kalo belom, sekarang maneh, sekarang kamu”. Jaka Sembung Main Organ, Nggak nyambung, gan. Iya lah, ane yang orang jawa menganggap maneh itu artinya “lagi” alias “again”, sementara dia yang orang sunda bilang “maneh” yang artinya “kamu”.
Tapi buat orang jawa, kata “maneh” hanya diucapkan di jawa timur. Sementara di jawa tengah dan DIY, bentknya sedikit berbeda, yaitu “meneh”
2. Atos
Atos ini juga jauh banget perbedaan artinya dalam Bahasa jawa dan sunda. Dalam Bahasa jawa artinya “keras”, sementara dalam Bahasa sunda bermakna “sudah”. Aduh ane nggak kebayang kalo ada suami jawa istri sunda dan di malam pertama istrinya terengah2 “atos.. atoss.. atoss”
Sudah-sudah, ini bukan trit BB17
Tapi uniknya gan, meski artinya beda, tapi kalo diulang jadi “atos-atos”, baik dalam Bahasa jawa maupun sunda artinya jadi sama-sama “hati-hati” lho. Hebat ya!
3. Sampean
2 bulan pertama di Bandung, ane masih suka kelepasan manggil orang “sampean” atau yang lebih tepat ditulis “sampeyan” ya. Karena emang arti dari kata tersebut adalah “kamu”, dalam Bahasa jawa, dan ini sudah cukup diketahui oleh masyarakat luas.
Sampai akhirnya ada temen ane yang ngasih tau “bro, sampean mah Bahasa sunda artinya kaki”. Dueng! Jadi selama ini orang ane panggilin kaki. Maaf yaaaa…
4. Gandeng
Bayangan ane waktu pertama denger orang sunda bilang gandeng itu adalah truk gandeng. Lama-lama ane baru mengerti bahwa gandeng itu artinya “berisik” dalam Bahasa sunda. Pengetahuan baru buat ane kala itu.
Tapi dalam Bahasa jawa, kata “gandeng” pun punya makna lain, yaitu “berhubung” atau “dikarenakan”. Misalnya dalam kalimat “gandeng udan, dadi batal kondangan” (karena ujan, jadi batal kondangan), atau “gandeng wis podo ngumpul, ao arisane dimulai” (berhubung udah pada ngumpul, ayo kita mulai arisannya).
5. Pisan
6. Sangu
7. Urang
Yang ini ane udah lebih dulu tau bahkan sebelum menginjakkan kaki di tanah sunda. Karena orang sunda sering menyebut dirinya sebagai “urang sunda”. Ya, emang dalam Bahasa sunda, urang berarti “orang”, atau bisa juga “saya”.
Tapi agan udah tau belum, kalo kata ini punya arti lain dalam Bahasa jawa? Iya gan, dalam Bahasa jawa, urang iotu artinya “udang” gan. Nah loh jauh kan.
8. Cokot
9. Gedang
10. Dahar, Sare
Seperti contoh pada poin sebelumnya, dahar artinya makan, baik dalam Bahasa sunda maupun jawa. Sare juga demikian, artinya sama-sama tidur. Tapi kedua kata tersebut punya tingkatan yang beda dalam Bahasa sunda dan jawa.
Dalam Bahasa jawa, dahar dan sare adalah Bahasa sangat halus, dan hanya dikhususkan untuk orang yang dihormati. Misal” “Bapak dahar” atau “simbah sare”. Bahasa jawa kasar dari dahar dan sare adalah “mangan” dan turu”.
Sementara dalam Bahasa sunda, kata dahar dan sare sangat tidak sopan jika digunakan untuk orang tua. Karena kedua kata tersebut merupakan Bahasa kasar. Nah lho kebalikannya kan gan? Misalnya “si asep keur dahar” (si asep lagi makan) atau “tunduh euy, sare heula” (ngantuk euy, tidur dulu ah). Sementara versi sopan untuk “sare” adalah “kuleum”, dan untuk “dahar” adalah “tuang” CMIIW
1. Maneh
Spoiler for maneh:
Ini bener-bener pengalaman pertama yang berkesan dengan bahasa sunda, makanya ane taro pertamax. Waktu pertama ngumpul sama temen kuliah seangkatan, kita bergiliran ngisi buku biodata gitu. Pas sampe giliran ane, temen yang nulis sebelom ane nyodorin bukunya sambal bilang “maneh”.
Ane sontak bilang “lho saya belom!”, eh dia bilang “nah iya kalo belom, sekarang maneh, sekarang kamu”. Jaka Sembung Main Organ, Nggak nyambung, gan. Iya lah, ane yang orang jawa menganggap maneh itu artinya “lagi” alias “again”, sementara dia yang orang sunda bilang “maneh” yang artinya “kamu”.
Tapi buat orang jawa, kata “maneh” hanya diucapkan di jawa timur. Sementara di jawa tengah dan DIY, bentknya sedikit berbeda, yaitu “meneh”
2. Atos
Spoiler for atos:
Atos ini juga jauh banget perbedaan artinya dalam Bahasa jawa dan sunda. Dalam Bahasa jawa artinya “keras”, sementara dalam Bahasa sunda bermakna “sudah”. Aduh ane nggak kebayang kalo ada suami jawa istri sunda dan di malam pertama istrinya terengah2 “atos.. atoss.. atoss”
Sudah-sudah, ini bukan trit BB17
Spoiler for atos gan:
Tapi uniknya gan, meski artinya beda, tapi kalo diulang jadi “atos-atos”, baik dalam Bahasa jawa maupun sunda artinya jadi sama-sama “hati-hati” lho. Hebat ya!
3. Sampean
Spoiler for sampean:
2 bulan pertama di Bandung, ane masih suka kelepasan manggil orang “sampean” atau yang lebih tepat ditulis “sampeyan” ya. Karena emang arti dari kata tersebut adalah “kamu”, dalam Bahasa jawa, dan ini sudah cukup diketahui oleh masyarakat luas.
Sampai akhirnya ada temen ane yang ngasih tau “bro, sampean mah Bahasa sunda artinya kaki”. Dueng! Jadi selama ini orang ane panggilin kaki. Maaf yaaaa…
Spoiler for sampean:
4. Gandeng
Spoiler for gandeng:
Spoiler for gandeng?:
Bayangan ane waktu pertama denger orang sunda bilang gandeng itu adalah truk gandeng. Lama-lama ane baru mengerti bahwa gandeng itu artinya “berisik” dalam Bahasa sunda. Pengetahuan baru buat ane kala itu.
Spoiler for gandeng!:
Tapi dalam Bahasa jawa, kata “gandeng” pun punya makna lain, yaitu “berhubung” atau “dikarenakan”. Misalnya dalam kalimat “gandeng udan, dadi batal kondangan” (karena ujan, jadi batal kondangan), atau “gandeng wis podo ngumpul, ao arisane dimulai” (berhubung udah pada ngumpul, ayo kita mulai arisannya).
5. Pisan
Spoiler for pisan:
Kata “pisan” dalam Bahasa sunda dan jawa artinya sih sama-sama “sekali”, tapi maknanya beda. Kalo dalam Bahasa jawa, artinya adalah “satu kali”. Misalnya “mudik setahun pisan” (mudik setahun satu kali). Sementara dalam Bahasa sunda, artinya nggak jauh-jauh, yaitu: “banget”! Misalnya “eleuh eleuh, geulis pisan euy”, artinya cantik buangettt, bukan cantiknya satu kali doang
6. Sangu
Spoiler for sangu:
Awal-awal merantau di Bandung, ane kaget waktu makan di sebuah warung, ada orang bilang “bu, tambah sangu”. Ane mikirnya, ini orang udah gede masa masih minta uang saku. Mintanya ke ibu warung lagi. Iya gan, dalam Bahasa jawa, sangu itu artinya “uang saku”.
Eh ternyata, sangu dalam Bahasa sunda punya arti lain, yaitu “nasi”. Oh berarti si orang tadi minta tambah nasi. Yaudah deh bu warung, saya juga nambah uang saku, eh nambah sangu. Laperrr.
Eh ternyata, sangu dalam Bahasa sunda punya arti lain, yaitu “nasi”. Oh berarti si orang tadi minta tambah nasi. Yaudah deh bu warung, saya juga nambah uang saku, eh nambah sangu. Laperrr.
Spoiler for sangu:
7. Urang
Spoiler for urang:
Yang ini ane udah lebih dulu tau bahkan sebelum menginjakkan kaki di tanah sunda. Karena orang sunda sering menyebut dirinya sebagai “urang sunda”. Ya, emang dalam Bahasa sunda, urang berarti “orang”, atau bisa juga “saya”.
Spoiler for urang bandung:
Tapi agan udah tau belum, kalo kata ini punya arti lain dalam Bahasa jawa? Iya gan, dalam Bahasa jawa, urang iotu artinya “udang” gan. Nah loh jauh kan.
Spoiler for urang:
8. Cokot
Spoiler for cokot:
Waktu pertama tinggal di Bandung, ane juga kaget waktu temen ane bilang “nyokot duit”. Karena dalam Bahasa jawa, nyokot itu artinya gigit gan. Nggak kebayang temen ane yang putih bersih dengan wajah cantik aduhai dan gerak gerik gemulai itu gigit-gigit duit. Kan bikin ane ilfeel!
Tapi ane kemudian tau kalo dalam Bahasa sunda, nyokot itu artinya ngambil. Dicokot ya diambil, bukan digigit
Spoiler for nyokot duit:
Tapi ane kemudian tau kalo dalam Bahasa sunda, nyokot itu artinya ngambil. Dicokot ya diambil, bukan digigit
9. Gedang
Spoiler for gedang:
Yang ini ane pernah kecele gan. Waktu lagi survey lapangan ke suatu daerah di Pangalengan, Bandung selatan, ane dan tim dijamu di sebuah poskamling dengan beragam hidangan sederhana. Salah satunya buah pepaya. Salah seorang warga yang menemui kami ada yang bilang “sok manga cep, gedangna”, ane sebagai pecinta pisang otomatis berharap dong, karena dalam Bahasa jawa gedang itu artinya pisang. Ane tanya ke temen di sebelah ane, mana pisangnya. Dia juga bingung, tapi terus jelasin kalo gedang itu artinya pepaya dalam Bahasa sunda.
Jadi “dahar gedang” dalam Bahasa jawa artinya “makan pisang”
“Dahar gedang” dalam Bahasa sunda, jadi “makan pepaya”
Jadi “dahar gedang” dalam Bahasa jawa artinya “makan pisang”
“Dahar gedang” dalam Bahasa sunda, jadi “makan pepaya”
Spoiler for gedang:
10. Dahar, Sare
Spoiler for dahar, sare:
Seperti contoh pada poin sebelumnya, dahar artinya makan, baik dalam Bahasa sunda maupun jawa. Sare juga demikian, artinya sama-sama tidur. Tapi kedua kata tersebut punya tingkatan yang beda dalam Bahasa sunda dan jawa.
Dalam Bahasa jawa, dahar dan sare adalah Bahasa sangat halus, dan hanya dikhususkan untuk orang yang dihormati. Misal” “Bapak dahar” atau “simbah sare”. Bahasa jawa kasar dari dahar dan sare adalah “mangan” dan turu”.
Sementara dalam Bahasa sunda, kata dahar dan sare sangat tidak sopan jika digunakan untuk orang tua. Karena kedua kata tersebut merupakan Bahasa kasar. Nah lho kebalikannya kan gan? Misalnya “si asep keur dahar” (si asep lagi makan) atau “tunduh euy, sare heula” (ngantuk euy, tidur dulu ah). Sementara versi sopan untuk “sare” adalah “kuleum”, dan untuk “dahar” adalah “tuang” CMIIW
Spoiler for rangkuman:
ane dan temen ane yang orang sunda tulen tanpa sengaja nyiptain percakapan absurd nggak nyambung antara orang sunda dan orang jawa, kaya gini gan
J: oi sampeyan
S: sampean itu kaki
J: sampean itu kamu
S: kamu itu maneh
J: maneh itu lagi
S: ah udah ah, atos
J: sampeyan itu yang kepalanya atos
S: sampean itu kaki
(dan terus berulang)
J: oi sampeyan
S: sampean itu kaki
J: sampean itu kamu
S: kamu itu maneh
J: maneh itu lagi
S: ah udah ah, atos
J: sampeyan itu yang kepalanya atos
S: sampean itu kaki
(dan terus berulang)
Spoiler for Tanggapan & Masukan:
Quote:
Original Posted By zhenya►Friend: ...I wanna say "you" in javanese language, is that any specific rules to say it?
Me: Yes Absolutely, there's specific rule in javnese lang structure.. the word "you" can be divided into 3 meanings. Kowe, Sampeyan, Panjenengan. each meaning is different for people and bla .. bla... .bla..
Friend: whoa,.whoa besides I just wanna say "you" it took lots of effort just one word
Me: Yes Absolutely, there's specific rule in javnese lang structure.. the word "you" can be divided into 3 meanings. Kowe, Sampeyan, Panjenengan. each meaning is different for people and bla .. bla... .bla..
Friend: whoa,.whoa besides I just wanna say "you" it took lots of effort just one word
Quote:
Original Posted By riot.riot.riot►gak sedikit juga orang Jawa malah gak bisa bahasa Jawa.
lha pekok e malah bangga sinau bahasa asing.trus bilang,"apa enaknya belajar bahasa Jawa,toh nanti pas kerja gak digunakan"
nek gak ono UU iso tak kepruk karo tak unek'e :"NDASMU SEMPAL"
gak cuma jawa,hargailah budaya dari daerah kalian.kalau nanti diambil bangsa lain baru sadar.dan nyalahin orang lain.padahal itu sebenarnya tugas kita bersama buat jaga kelestarian bahasa dan budaya.masak suatu saat nanti di Jateng,Jatim ngobrol sama orang lain pake bahasa lain.kan pekok namanya
lha pekok e malah bangga sinau bahasa asing.trus bilang,"apa enaknya belajar bahasa Jawa,toh nanti pas kerja gak digunakan"
nek gak ono UU iso tak kepruk karo tak unek'e :"NDASMU SEMPAL"
gak cuma jawa,hargailah budaya dari daerah kalian.kalau nanti diambil bangsa lain baru sadar.dan nyalahin orang lain.padahal itu sebenarnya tugas kita bersama buat jaga kelestarian bahasa dan budaya.masak suatu saat nanti di Jateng,Jatim ngobrol sama orang lain pake bahasa lain.kan pekok namanya
Quote:
Original Posted By agusrazzid►Wah jik musim ngulik-ngulik materi kedaerahan saiki yo.
Sing mbikin bangga maneh, akeh wong londo/bule sing melu-melu belajar, contohe Cak Dave sing cenel yutub e londokampung, ono maneh sing wong korea karo prancis.
Cuma kalo mbagi boso jowo, saiki sing paling populer ono 3 (logat), suroboyoan, malang, karo mataraman/surakarta.
Mbedoni sakjane gampang, ndelok ae akhiran sing di guna ke, contohe wong suroboyo kui akhiran e 'tah' kalo malang 'a', sing mataram 'o'.
Contoh kalimate ngene:
Omah mu nang kono tah? - suroboyo
Omah mu nang kono a? - malang
Ngriyo ne njenengan nang mriku o? - mataram
(Wong jawa timur boso ne kabeh ngoko, cenderung kasar tapi mbanyol, dan sering ditambahi kata-kata misal e Juancuk, Juamput, Rai mu, dll)
Page one kalo boleh.
Matur suwun, CUK!
Sing mbikin bangga maneh, akeh wong londo/bule sing melu-melu belajar, contohe Cak Dave sing cenel yutub e londokampung, ono maneh sing wong korea karo prancis.
Cuma kalo mbagi boso jowo, saiki sing paling populer ono 3 (logat), suroboyoan, malang, karo mataraman/surakarta.
Mbedoni sakjane gampang, ndelok ae akhiran sing di guna ke, contohe wong suroboyo kui akhiran e 'tah' kalo malang 'a', sing mataram 'o'.
Contoh kalimate ngene:
Omah mu nang kono tah? - suroboyo
Omah mu nang kono a? - malang
Ngriyo ne njenengan nang mriku o? - mataram
(Wong jawa timur boso ne kabeh ngoko, cenderung kasar tapi mbanyol, dan sering ditambahi kata-kata misal e Juancuk, Juamput, Rai mu, dll)
Page one kalo boleh.
Matur suwun, CUK!
Diubah oleh arfiands 31-07-2017 07:03
nyimak92 dan tien212700 memberi reputasi
2
74.6K
Kutip
289
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan