![[HSI] Kukila: Bukan Kumpulan Cerita Biasa](https://s.kaskus.id/images/2017/06/24/6301577_20170624020127.jpg)
Identitas Buku
Judul Buku: Kukila
Penulis: M. Aan Mansyur
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2016 (cetakan keempat)
Tebal Buku: 192 Halaman
Dimensi Buku (PxL): 13,5 x 20 cm
Penulis: M. Aan Mansyur
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2016 (cetakan keempat)
Tebal Buku: 192 Halaman
Dimensi Buku (PxL): 13,5 x 20 cm
Quote:
Bagi teman-teman yang punya kegemaran membaca karya sastra, tapi ingin merasakan sensasi lain selain membaca novel, ingin berpindah membacashort stories namun tetap dalam bentuk buku fisik. Tenang... Karena sastrawan-sastrawan kita telah banyak yang melahirkan karya berupa kumpulan cerita pendek. Sebut saja M. Aan Mansyur, selain terkenal dengan kumpulan puisinya yang berjudul Tidak Ada New York Hari Ini yang booming dan dikenal luas oleh masyarakat lewat film “Ada Apa Dengan Cinta 2”, M. Aan Manshur atau yang santer dikenal di dunia maya dengan nama hurufkecil ini juga memiliki beberapa karya berupa kumpulan cerita. Salah satunya ialah Kukila yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada 2012 silam. Buku yang telah memasuki cetakan keempat pada tahun 2016 ini memuat sejumlah 16 cerita. Berikut adalah daftar judul-judulnya.
Penulis yang juga merupakan seorang penyair, membuat gaya penceritaan dalam kumpulan cerpen ini terbilang cukup puitis, namun tetap tidak menghilangkan esensi 'keprosaannya'. Hal yang menarik dari buku kumpulan cerita ini salah satunya terletak pada cara penyampaian M. Aan Mansyur yang cukup santai namun tetap mengena. Selain itu, klimaks dan ending dalam cerpen-cerpen yang ada dalam buku ini tergolong unpredictable. Kita sebagai pembaca akan dengan cepat dibawa naik-turun bersama cerita-ceritanya yang penuh twist di sana-sini. Dengan tema kehidupan sehari-hari di era modernisasi, khususnya dunia percintaan yang dewasa dan universal, penulis memasukkan unsur humor satir dan sarkas yang cukup menggelitik.
Maka tidak perlu panjang lebar lagi, mari kita simak beberapa kutipan dari cerpen-cerpennya yang akan membuat teman-teman semua penasaran untuk membaca dan mengikuti semua cerita yang ada di dalam buku ini.
Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang, untuk itu ia menitipkan surat—kadang kepada sesuatu yang tak kita duga. Kita menyebutnya kenangan. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:23)
Karena aku tak mungkin membenci Ibu, maka aku membenci Tante Mare. Setiap Tante Mare “memainkan” gunting dan sisirnya di kepalaku, aku selalu menangis. Ya, menangis, hanya itu yang aku bisa. Air mataku membuat potongan-potongan rambut menempel di pipi. Aku ingin mengatakan kepadamu, jangan menangis selagi dicukur. Rasanya gatal. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:74)
Ciuman itu terjadi di balkon tempat saya tinggal waktu itu. ini ciuman paling “panas” yang pernah saya lakukan. Tetapi, saya tidak ingin bercerita kenapa saya menyebutnya panas. Malam itu, sesungguhnya, cuaca cukup dingin.
Lucu juga, semua mantan pacar saya sudah menikah, yang sebelum dan termasuk Sebut-Saja-Dia. Tiba-tiba saya berpikir, kayaknya bibir saya ini cukup ampuh buat menjadi pembuka jodoh orang lain—tapi tidak buat diri saya sendiri. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:83—84)
Aku merasa tidak punya alasan kenapa harus mandi lebih pagi. Aku selalu berpikir, banyak hal lain lebih penting daripada mandi pagi. Membersihkan lantai. Menata buku-buku. Menyelesaikan satu buku yang baru aku beli sebelum dimasukkan ke dalam katalog dan dipinjam anggota perpustakaan. Atau menulis apa saja di komputer. Seharusnya ia sadar, ia selalu menemukan komputerku sudah bangun ketika ia datang.
Siang hingga sore, aku selalu sibuk meladeni pengunjung perpustakaan. Mengurusi toko buku dan perpustakaan bukan pekerjaan enteng bagi dua orang. Seharusnya ia tahu aku tidak punya banyak waktu untuk membaca buku, selain pada hari ketika orang-orang yang mau membaca, meminjam, atau membeli buku belum datang. Karena, membayangkan ada pemilik perpustakaan dan toko buku yang tidak pernah membaca buku merupakan hal yang sangat lucu. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:107—108)
Aku kutuk kepelitanku kepada sopir taksi, tidak merelakan uang kembalian. Aku kutuk petugas yang memeriksa tiketku sambil berbincang di telepon. Aku kutuk mesin sensor yang penuh kecurigaan. Aku kutuk ponsel di kantong celanaku dan pintu yang berbunyi, membuat langkahku terhenti beberapa saat. Aku kutuk jam sopir taksi yang tidak tepat. Aku kutuk polisi yang menghentikan taksi. Aku kutuk presiden yang gemar prihatin itu karena datang bertandang saat aku mau pergi. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:126)
[…]Rahasia diam, sebab ada lebih banyak kata-kata dalam diam. Rahasia membersihkan rumah. Rahasia mencuci dan menyetrika pakaian. Rahasia memasak. Rahasia harus teratur buang air setiap pagi dan malam saja. Rahasia menghidangkan makan malam. Rahasia memijat dan melayani berahi suami. Semuanya ia lakukan dalam senyum. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:133)
Lebaran selalu membawa orang-orang pulang. Pulang melihat semua yang telah berubah[…] (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:149)
Seusai mandi sore, segelas kopi dan sebungkus rokok menemaniku di depan komputer. Skripsiku belum kelar, judulnya sudah dua kali ulang tahun. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:161)
Mengirim surat kepadamu dan kepada pacar, bukan hal aneh bagimu. Tetapi, kau pernah menyebutku gila ketika pertama menerima surat yang aku kirim kepada diri sendiri. Aku berada di Jakarta waktu itu. Aku mengirim catatan perjalananku ke rumah kita di Balikpapan. Tetapi akhirnya kau paham, anakmu ini memang gila, setiap berkunjung ke kota mana pun selalu mengirimkan catatan perjalanannya dalam bentuk surat ke rumah. Aku jarang pulang ke rumah, dan surat-suratku sendiri adalah kejutan bagiku setiap pulang ke Balikpapan. Kau pernah mengatakan, pandai-pandailah memberikan kejutan kepada hidupmu sendiri. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:176)
Itulah beberapa kutipan-kutipan menarik dari kumpulan cerpen karya Aan Mansyur berjudul Kukila. Penulis kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini memiliki sudut pandang yang unik mengenai keberagaman, tak jarang dalam kumpulan cerpennya dalam buku Kukila ini ia memasukkan latar-latar seputar daerah kelahirannya tersebut, serta mengangkat kebudayaan mengenai kehidupan di sana. Karena cerita-cerita dalam buku Kukila ini lahir di tahun 2000-an, sehingga gambaran dari cerita yang dimuat sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari dewasa ini.
- Kukila (Rahasia Pohon Rahasia)
- Kebun Kelapa di Kepalaku
- Setengah Lusin Ciuman Pertama
- Perahu Kertas dengan Huruf-Huruf Kanji
- Setia adalah Pekerjaan yang Baik
- Sehari Setelah Istrinya Dimakamkan
- Membunuh Mini
- Aku Selalu Bangun Lebih Pagi
- Ketinggalan Pesawat
- Celana Dalam Rahasia Terbuat dari Besi
- Lima Pertanyaan Perihal Bakso
- Lebaran Kali Ini Aku Pulang
- Hujan, Deras Sekali.
- Tiba-Tiba Aku Florentino Ariza
- Tiga Surat Cinta yang Belum Terkirim
- Cinta (Kami) Seperti Sepasang Anjing dan Kucing
Penulis yang juga merupakan seorang penyair, membuat gaya penceritaan dalam kumpulan cerpen ini terbilang cukup puitis, namun tetap tidak menghilangkan esensi 'keprosaannya'. Hal yang menarik dari buku kumpulan cerita ini salah satunya terletak pada cara penyampaian M. Aan Mansyur yang cukup santai namun tetap mengena. Selain itu, klimaks dan ending dalam cerpen-cerpen yang ada dalam buku ini tergolong unpredictable. Kita sebagai pembaca akan dengan cepat dibawa naik-turun bersama cerita-ceritanya yang penuh twist di sana-sini. Dengan tema kehidupan sehari-hari di era modernisasi, khususnya dunia percintaan yang dewasa dan universal, penulis memasukkan unsur humor satir dan sarkas yang cukup menggelitik.
Maka tidak perlu panjang lebar lagi, mari kita simak beberapa kutipan dari cerpen-cerpennya yang akan membuat teman-teman semua penasaran untuk membaca dan mengikuti semua cerita yang ada di dalam buku ini.
Quote:
Kukila (Rahasia Pohon Rahasia)
Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang, untuk itu ia menitipkan surat—kadang kepada sesuatu yang tak kita duga. Kita menyebutnya kenangan. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:23)
Quote:
Kebun Kelapa di Kepalaku
Karena aku tak mungkin membenci Ibu, maka aku membenci Tante Mare. Setiap Tante Mare “memainkan” gunting dan sisirnya di kepalaku, aku selalu menangis. Ya, menangis, hanya itu yang aku bisa. Air mataku membuat potongan-potongan rambut menempel di pipi. Aku ingin mengatakan kepadamu, jangan menangis selagi dicukur. Rasanya gatal. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:74)
Quote:
Setengah Lusin Ciuman Pertama
Ciuman itu terjadi di balkon tempat saya tinggal waktu itu. ini ciuman paling “panas” yang pernah saya lakukan. Tetapi, saya tidak ingin bercerita kenapa saya menyebutnya panas. Malam itu, sesungguhnya, cuaca cukup dingin.
Lucu juga, semua mantan pacar saya sudah menikah, yang sebelum dan termasuk Sebut-Saja-Dia. Tiba-tiba saya berpikir, kayaknya bibir saya ini cukup ampuh buat menjadi pembuka jodoh orang lain—tapi tidak buat diri saya sendiri. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:83—84)
Quote:
Aku Selalu Bangun Lebih Pagi
Aku merasa tidak punya alasan kenapa harus mandi lebih pagi. Aku selalu berpikir, banyak hal lain lebih penting daripada mandi pagi. Membersihkan lantai. Menata buku-buku. Menyelesaikan satu buku yang baru aku beli sebelum dimasukkan ke dalam katalog dan dipinjam anggota perpustakaan. Atau menulis apa saja di komputer. Seharusnya ia sadar, ia selalu menemukan komputerku sudah bangun ketika ia datang.
Siang hingga sore, aku selalu sibuk meladeni pengunjung perpustakaan. Mengurusi toko buku dan perpustakaan bukan pekerjaan enteng bagi dua orang. Seharusnya ia tahu aku tidak punya banyak waktu untuk membaca buku, selain pada hari ketika orang-orang yang mau membaca, meminjam, atau membeli buku belum datang. Karena, membayangkan ada pemilik perpustakaan dan toko buku yang tidak pernah membaca buku merupakan hal yang sangat lucu. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:107—108)
Quote:
Ketinggalan Pesawat
Aku kutuk kepelitanku kepada sopir taksi, tidak merelakan uang kembalian. Aku kutuk petugas yang memeriksa tiketku sambil berbincang di telepon. Aku kutuk mesin sensor yang penuh kecurigaan. Aku kutuk ponsel di kantong celanaku dan pintu yang berbunyi, membuat langkahku terhenti beberapa saat. Aku kutuk jam sopir taksi yang tidak tepat. Aku kutuk polisi yang menghentikan taksi. Aku kutuk presiden yang gemar prihatin itu karena datang bertandang saat aku mau pergi. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:126)
Quote:
Celana Dalam Rahasia Terbuat Dari Besi
[…]Rahasia diam, sebab ada lebih banyak kata-kata dalam diam. Rahasia membersihkan rumah. Rahasia mencuci dan menyetrika pakaian. Rahasia memasak. Rahasia harus teratur buang air setiap pagi dan malam saja. Rahasia menghidangkan makan malam. Rahasia memijat dan melayani berahi suami. Semuanya ia lakukan dalam senyum. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:133)
Quote:
Lebaran Kali Ini Aku Pulang
Lebaran selalu membawa orang-orang pulang. Pulang melihat semua yang telah berubah[…] (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:149)
Quote:
Tiba-Tiba Aku Florentino Ariza
Seusai mandi sore, segelas kopi dan sebungkus rokok menemaniku di depan komputer. Skripsiku belum kelar, judulnya sudah dua kali ulang tahun. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:161)
Quote:
Tiga Surat Cinta yang Belum Terkirim
Mengirim surat kepadamu dan kepada pacar, bukan hal aneh bagimu. Tetapi, kau pernah menyebutku gila ketika pertama menerima surat yang aku kirim kepada diri sendiri. Aku berada di Jakarta waktu itu. Aku mengirim catatan perjalananku ke rumah kita di Balikpapan. Tetapi akhirnya kau paham, anakmu ini memang gila, setiap berkunjung ke kota mana pun selalu mengirimkan catatan perjalanannya dalam bentuk surat ke rumah. Aku jarang pulang ke rumah, dan surat-suratku sendiri adalah kejutan bagiku setiap pulang ke Balikpapan. Kau pernah mengatakan, pandai-pandailah memberikan kejutan kepada hidupmu sendiri. (M. Aan Mansyur dlm. Kukila, 2016:176)
Itulah beberapa kutipan-kutipan menarik dari kumpulan cerpen karya Aan Mansyur berjudul Kukila. Penulis kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini memiliki sudut pandang yang unik mengenai keberagaman, tak jarang dalam kumpulan cerpennya dalam buku Kukila ini ia memasukkan latar-latar seputar daerah kelahirannya tersebut, serta mengangkat kebudayaan mengenai kehidupan di sana. Karena cerita-cerita dalam buku Kukila ini lahir di tahun 2000-an, sehingga gambaran dari cerita yang dimuat sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari dewasa ini.
Quote:
Tentu saja saya suka membaca karya-karya Aan Mansyur. Pengarang ini pintar menciptakan misteri cerita, kemudian mengurainya dengan cara yang menyeret pembaca untuk ikut mengalir sampai akhir. Jangan lupa, bagaimanapun Aan seorang penyair. Di sana-sini muncul jalinan kata-kata bernapaskan puisi yang tidak jarang membuat bahasa ceritanya lebih berbunyi.
-Joko Pinurbo, tukang syair
-Joko Pinurbo, tukang syair
Penilaian Buku: 4.8/5