- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Komunitas Muslim Indonesia Bantu Pendirian Masjid di 3 Negara


TS
aghilfath
Komunitas Muslim Indonesia Bantu Pendirian Masjid di 3 Negara
Spoiler for Komunitas Muslim Indonesia Bantu Pendirian Masjid di 3 Negara:

Quote:
Jakarta - Selain berjuang mendirikan masjid Indonesia di luar negeri, komunitas muslim Indonesia di beberapa negara juga berjuang untuk mendirikan masjid komunitas muslim di suatu negara atau wilayah bersama dengan komunitas muslim dari negara lain.
Di antaranya masjid di:
1. Wageningen - Belanda
Komunitas muslim di Wageningen Belanda sudah berjuang 17 tahun untuk memiliki masjid dan pusat dakwah (Islamic Center) yang layak. Kondisi sekarang, komunitas muslim di sana menyewa masjid sementara. Namun, masjid ini masih menjadi satu dengan area kegiatan lain seperti escape room yang digunakan untuk bar atau pesta sehingga kurang nyaman.
Dilansir dari situs kitabisa.com, pada Oktober 2016, pemerintah Kota Wageningen telah menyetujui untuk menjual lahan dan gedung Gymnasium yang berlokasi di Schapmanstraat 165, Nude sebagai Islamic Centre bagi kaum muslimin di Wageningen. Total biaya yang diperlukan untuk pembelian tersebut yaitu Euro 220.000, ditambah dengan biaya administrasi dan pajak.
Pengurus komunitas muslim menaksir angka sejumlah Euro 100.000 masih harus dikeluarkan untuk biaya administrasi dan pajak, penyekatan ruangan muslimah, pembangunan lahan parkir, pembelian karpet dan pembuatan pagar. Sekarang ini, telah berhasil digalang dana wakaf masjid sekitar Euro 170.000 yang dikumpulkan sejak 17 tahun yang lalu.
Masih terdapat kekurangan dana sekitar Euro 150.000 (Rp 2,2 miliar). Ditengok per 20 Juni 2017 di situs kitabisa.com, dana yang terkumpul baru Rp 71 juta dari target Rp 2,2 miliar.
2. Sevilla - Spanyol
Sevilla, ibu kota wilayah otonomi Andalusia, Spanyol. Andalusia, khususnya Granada dan Sevilla, dulunya merupakan pusat peradaban Islam di Eropa pada tahun 711 - 1400-an Masehi.
Namun kini di Sevilla, sama sekali tak ada satupun masjid ataupun Islamic Center. Dilansir dari situs kitabisa.com,
"Selama ini, muslim Seville salat berjemaah di ruang-ruang kecil yang dijadikan musala. Ruangannya sangat terbatas, jamaah harus berdesakan dalam ruangan yang kecil," ujar Muhammad Paleiro, seorang muslim Sevilla.
Karenanya, Fundacion Mezquita de Sevilla (komunitas muslim Sevilla) menginisiasi pembangunan Masjid dan Islamic Center di Sevilla dengan mengajak masyarakat dunia turut serta menjadi donatur. Di Indonesia penggalangan dana pembangunan masjid ini di inisiasi bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Dari situs kitabisa.com, biaya untuk pembangunan masjid di Sevilla itu membutuhkan dana Rp 2 miliar. Namun saat ditengok per 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru Rp 85 juta alias sekitar 4 persennya.
3. Newcastle - Inggris
Komunitas muslim Indonesia juga membantu penggalangan dana untuk pendirian masjid komunitas muslim di Newcastle Inggris.
Seperti disampaikan pembaca detikcom yang kini bermukim di Newcastle Upon Tyne, Indra Prawira, menyampaikan video kampanye yang dibuat komunitas muslim Indonesia. Para muslim Indonesia menggalang kampanye penggalangan dana dengan tagar #BantuMasjidNewcastle melalui video.
Tayangan video selama 1 menit itu berjudul #BantuMasjidNewcastle, menayangkan wawancara dengan Abdul Basith, Imam Newcastle Central Mosque.
Basith menjelaskan rencana program Newcastle Central Mosque, untuk jemaah laki-laki, perempuan dan anak-anak.
Memang ada belasan masjid yang tersebar di Newcastle. Namun, Newcastle Central Mosque adalah masjid yang terletak di tengah kota.
Dilansir dari situs pedulimuslim.com, seorang warga Indonesia menuliskan bahwa bagi kaum muslimin di sini, merasa masjid ini masih kurang nyaman untuk salat lima waktu. Puluhan hingga ratusan jemaah kadang harus salat di luar bangunan ketika salat Jumat atau ketika tarawih karena keterbatasan daya tampung. Waiting list yang panjang harus dibuat bagi anak-anak kaum muslimin yang ingin belajar agama, karena keterbatasan ruang belajar.
Newcastle Central Mosque menargetkan penggalangan dana sebesar 450.000 poundsterling atau sekitar Rp 8 miliar. Program ini merupakan kerja sama antara Peduli Muslim, Al-Imanu (Indonesian Muslims Association Newcastle upon Tyne), dan Newcastle Central Mosque (buildncm.com).
Di antaranya masjid di:
1. Wageningen - Belanda
Spoiler for Wageningen:

Komunitas muslim di Wageningen Belanda sudah berjuang 17 tahun untuk memiliki masjid dan pusat dakwah (Islamic Center) yang layak. Kondisi sekarang, komunitas muslim di sana menyewa masjid sementara. Namun, masjid ini masih menjadi satu dengan area kegiatan lain seperti escape room yang digunakan untuk bar atau pesta sehingga kurang nyaman.
Dilansir dari situs kitabisa.com, pada Oktober 2016, pemerintah Kota Wageningen telah menyetujui untuk menjual lahan dan gedung Gymnasium yang berlokasi di Schapmanstraat 165, Nude sebagai Islamic Centre bagi kaum muslimin di Wageningen. Total biaya yang diperlukan untuk pembelian tersebut yaitu Euro 220.000, ditambah dengan biaya administrasi dan pajak.
Pengurus komunitas muslim menaksir angka sejumlah Euro 100.000 masih harus dikeluarkan untuk biaya administrasi dan pajak, penyekatan ruangan muslimah, pembangunan lahan parkir, pembelian karpet dan pembuatan pagar. Sekarang ini, telah berhasil digalang dana wakaf masjid sekitar Euro 170.000 yang dikumpulkan sejak 17 tahun yang lalu.
Masih terdapat kekurangan dana sekitar Euro 150.000 (Rp 2,2 miliar). Ditengok per 20 Juni 2017 di situs kitabisa.com, dana yang terkumpul baru Rp 71 juta dari target Rp 2,2 miliar.
2. Sevilla - Spanyol
Spoiler for Sevilla:

Sevilla, ibu kota wilayah otonomi Andalusia, Spanyol. Andalusia, khususnya Granada dan Sevilla, dulunya merupakan pusat peradaban Islam di Eropa pada tahun 711 - 1400-an Masehi.
Namun kini di Sevilla, sama sekali tak ada satupun masjid ataupun Islamic Center. Dilansir dari situs kitabisa.com,
"Selama ini, muslim Seville salat berjemaah di ruang-ruang kecil yang dijadikan musala. Ruangannya sangat terbatas, jamaah harus berdesakan dalam ruangan yang kecil," ujar Muhammad Paleiro, seorang muslim Sevilla.
Karenanya, Fundacion Mezquita de Sevilla (komunitas muslim Sevilla) menginisiasi pembangunan Masjid dan Islamic Center di Sevilla dengan mengajak masyarakat dunia turut serta menjadi donatur. Di Indonesia penggalangan dana pembangunan masjid ini di inisiasi bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Dari situs kitabisa.com, biaya untuk pembangunan masjid di Sevilla itu membutuhkan dana Rp 2 miliar. Namun saat ditengok per 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru Rp 85 juta alias sekitar 4 persennya.
3. Newcastle - Inggris
Komunitas muslim Indonesia juga membantu penggalangan dana untuk pendirian masjid komunitas muslim di Newcastle Inggris.
Seperti disampaikan pembaca detikcom yang kini bermukim di Newcastle Upon Tyne, Indra Prawira, menyampaikan video kampanye yang dibuat komunitas muslim Indonesia. Para muslim Indonesia menggalang kampanye penggalangan dana dengan tagar #BantuMasjidNewcastle melalui video.
Tayangan video selama 1 menit itu berjudul #BantuMasjidNewcastle, menayangkan wawancara dengan Abdul Basith, Imam Newcastle Central Mosque.
Basith menjelaskan rencana program Newcastle Central Mosque, untuk jemaah laki-laki, perempuan dan anak-anak.
Memang ada belasan masjid yang tersebar di Newcastle. Namun, Newcastle Central Mosque adalah masjid yang terletak di tengah kota.
Dilansir dari situs pedulimuslim.com, seorang warga Indonesia menuliskan bahwa bagi kaum muslimin di sini, merasa masjid ini masih kurang nyaman untuk salat lima waktu. Puluhan hingga ratusan jemaah kadang harus salat di luar bangunan ketika salat Jumat atau ketika tarawih karena keterbatasan daya tampung. Waiting list yang panjang harus dibuat bagi anak-anak kaum muslimin yang ingin belajar agama, karena keterbatasan ruang belajar.
Newcastle Central Mosque menargetkan penggalangan dana sebesar 450.000 poundsterling atau sekitar Rp 8 miliar. Program ini merupakan kerja sama antara Peduli Muslim, Al-Imanu (Indonesian Muslims Association Newcastle upon Tyne), dan Newcastle Central Mosque (buildncm.com).
Quote:
Ramai-ramai Berikhtiar Dirikan Masjid Indonesia di 3 Negara
Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikNews
Jakarta - Komunitas muslim Indonesia di 3 negara kini sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia. Yakni di Inggris, Belanda dan Selandia Baru. Mari dibantu!
Berdasarkan penelusuran detikcom di situs kitabisa.com, ada komunitas Islam Indonesia di 3 negara yang sedang berusaha mendirikan masjid atau Islamic Center.
3 Negara itu yakni:
1. Utrecht - Belanda
Komunitas muslim Indonesia kini juga sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia di Utrecht. Mimpi yang ditindaklanjuti dengan ikhtiar mendirikan masjid ini lantaran musala muslim komunitas Indonesia makin tak muat menampung jemaah.
"Saat ini tempat kami melaksanakan serangkaian kegiatan adalah sebuah musala yang sebelumnya digunakan sebagai minimarket. Dikarenakan jumlah jemaah semakin bertambah dari waktu ke waktu, sehingga kami sekarang sedang berupaya dengan jalan bergotong royong secara moril dan material lewat penggalangan donasi, baik dalam bentuk infak, sedekah, maupun wakaf guna mewujudkan impian kami semua akan sebuah mesjid komunitas muslim Indonesia di Utrecht," ungkap pembaca detikcom, Ristiyanti Handayani yang menetap di Utrecht sejak 2014 ini saat membagikan kisah Ramadan yang dimuat pada Rabu, 7 Juni 2017 lalu.
Dalam rangka itu, komunitas muslim Indonesia di Utrecht menggalang dana keroyokan di situs kitabisa.com demi bisa membangun masjid ini di kitabisa.com.
Dikutip dari situs kitabisa.com, bangunan masjid yang akan dibeli direncanakan terletak di daerah Overvecht-Noord, 9 km dari stasiun pusat kota Utrecht, namun berada di daerah dimana banyak penduduk Indonesianya. Bangunan ini terdiri dari 3 tingkat dengan luas bangunan 270 m2.
Sejak dicanangkan, program ini telah terkumpul sekitar € 51.421,00 (setara dengan Rp 719.000.000) hasil dari sumbangan sponsor dan iuran warga Indonesia yang ada di Utrecht. Masih butuh sekiranya € 178.579 (Rp 2,5 M) lagi untuk mewujudkan bangunan milik umat yang kita semua impikan. Target pembelian bangunan adalah pada pertengahan bulan Agustus 2017.
Ditengok di situs kitabisa.com sampai Selasa, 20 Juni ini, target dana pembangunan masjid adalah Rp 3,2 miliar. Dana yang terkumpul sejauh ini sekitar Rp 392 juta.
2. London - Inggris
Komunitas muslim Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Islamic Community (IIC) London juga sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia pertama di Inggris.
Dilansir dari situs kitabisa.com, sebenarnya, IIC London pada 2003 lalu, dari dana dan wakaf jemaah sudah bisa membeli properti rumah di 22 Wakemans Hills. Walaupun kecil, namun cukup untuk menampung 100 orang dan dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan pengajian rutin, bazaar, TPA, kajian tafsir, kesenian rebana, dll.
Sayangnya lokasi IIC London ini masih berada di pemukiman penduduk, sehingga izin yang diberikan sebatas rumah tinggal, bukan untuk aktivitas publik. Konsekuensinya, komunitas muslim Indonesia tidak bisa menggunakan properti ini untuk kegiatan keumatan secara maksimal.
Saat ini IIC London sedang memprospek sebuah properti seluas 400m2 di Hyland House, 21 Park Way, Burnt Oak Edgware HA8 5EY. Lokasi yang diincar ini memiliki keunggulan dekat dari gedung IIC London lama, sudah memiliki izin properti untuk kegiatan publik, berada di tengah-tengah komunitas Muslim London hingga tak perlu renovasi total sehingga lebih hemat.
Di situs dana keroyokan kitabisa.com, dana yang dibutuhkan untuk membeli properti ini adalah Rp 5 miliar. Hingga ditengok pada Selasa, 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru mencapai Rp 1 miliar.
3. Auckland - Selandia Baru
Dilansir dari kitabisa.com, komunitas muslim Indonesia di kota Auckland, Selandia Baru melakukan aktifitas dari rumah ke rumah, hingga akhirnya menyewa tempat setiap minggunya.
Setelah berikhtiar menggalang dana dari tahun 2009, pada tahun 2015 lalu, komunitas muslim Indonesia membeli sebuah properti yang rencananya akan difungsikan sebagai masjid.
Sejak itu properti itu pun diberi nama Masjid Utsman Bin Affan dan telah digunakan untuk berbagai kegiatan ummat. Mulai dari pengajian bapak-bapak, pengajian ibu-ibu, pengajian anak-anak, hingga mengundang beberapa pembicara dari luar untuk tausiah.
Namun ada hal yang masih mengganjal. Dana pembelian bangunan masjid itu adalah pinjaman lunak dari beberapa pihak. Artinya tetap harus dikembalikan. Saat ini sudah kurang lebih 22% dari total dana pembelian bangunan masjid telah terbayarkan.
Aneka cara dilakukan komunitas muslim Indonesia untuk melunasi pinjaman lunak itu. Mulai dari patungan komunitas tiap bulan, penggalangan dana seperti garage sale, bazaar makanan dan fundraising setiap minggunya dalam ikhtiar mempercepat proses pelunasan.
Dari situs kitabisa.com, target pendanaan adalah Rp 5 miliar. Namun hingga 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru mencapai RProperti yang kami beli untuk Masjid Utsman ini kami biayai dengan pinjaman lunak dari beberapa pihak, dimana pengembalian bulanannya ditutup oleh patungan komunitas. Saat ini sudah kurang lebih 22% dari kepemilikan telah terbayarkan.
Selain itu, teman-teman di komunitas juga rutin melakukan kegiatan seperti garage sale, bazaar makanan dan fundraising setiap minggunya dalam ikhtiar mempercepat proses pelunasan.
Namun di situs kitabisa.com, target dananya Rp 5 miliar. Hingga 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru sekitar Rp 600-an juta atau sekitar 12 persennya.
Semoga komunitas muslim Indonesia di 3 negara itu bisa menyusul komunitas muslim Indonesia di Tokyo Jepang yang baru saja meresmikan masjid Indonesia pada 26 Mei 2017 lalu.
Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikNews
Jakarta - Komunitas muslim Indonesia di 3 negara kini sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia. Yakni di Inggris, Belanda dan Selandia Baru. Mari dibantu!
Berdasarkan penelusuran detikcom di situs kitabisa.com, ada komunitas Islam Indonesia di 3 negara yang sedang berusaha mendirikan masjid atau Islamic Center.
3 Negara itu yakni:
1. Utrecht - Belanda
Spoiler for utrecht:

Komunitas muslim Indonesia kini juga sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia di Utrecht. Mimpi yang ditindaklanjuti dengan ikhtiar mendirikan masjid ini lantaran musala muslim komunitas Indonesia makin tak muat menampung jemaah.
"Saat ini tempat kami melaksanakan serangkaian kegiatan adalah sebuah musala yang sebelumnya digunakan sebagai minimarket. Dikarenakan jumlah jemaah semakin bertambah dari waktu ke waktu, sehingga kami sekarang sedang berupaya dengan jalan bergotong royong secara moril dan material lewat penggalangan donasi, baik dalam bentuk infak, sedekah, maupun wakaf guna mewujudkan impian kami semua akan sebuah mesjid komunitas muslim Indonesia di Utrecht," ungkap pembaca detikcom, Ristiyanti Handayani yang menetap di Utrecht sejak 2014 ini saat membagikan kisah Ramadan yang dimuat pada Rabu, 7 Juni 2017 lalu.
Dalam rangka itu, komunitas muslim Indonesia di Utrecht menggalang dana keroyokan di situs kitabisa.com demi bisa membangun masjid ini di kitabisa.com.
Dikutip dari situs kitabisa.com, bangunan masjid yang akan dibeli direncanakan terletak di daerah Overvecht-Noord, 9 km dari stasiun pusat kota Utrecht, namun berada di daerah dimana banyak penduduk Indonesianya. Bangunan ini terdiri dari 3 tingkat dengan luas bangunan 270 m2.
Sejak dicanangkan, program ini telah terkumpul sekitar € 51.421,00 (setara dengan Rp 719.000.000) hasil dari sumbangan sponsor dan iuran warga Indonesia yang ada di Utrecht. Masih butuh sekiranya € 178.579 (Rp 2,5 M) lagi untuk mewujudkan bangunan milik umat yang kita semua impikan. Target pembelian bangunan adalah pada pertengahan bulan Agustus 2017.
Ditengok di situs kitabisa.com sampai Selasa, 20 Juni ini, target dana pembangunan masjid adalah Rp 3,2 miliar. Dana yang terkumpul sejauh ini sekitar Rp 392 juta.
2. London - Inggris
Spoiler for london:

Komunitas muslim Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Islamic Community (IIC) London juga sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia pertama di Inggris.
Dilansir dari situs kitabisa.com, sebenarnya, IIC London pada 2003 lalu, dari dana dan wakaf jemaah sudah bisa membeli properti rumah di 22 Wakemans Hills. Walaupun kecil, namun cukup untuk menampung 100 orang dan dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan pengajian rutin, bazaar, TPA, kajian tafsir, kesenian rebana, dll.
Sayangnya lokasi IIC London ini masih berada di pemukiman penduduk, sehingga izin yang diberikan sebatas rumah tinggal, bukan untuk aktivitas publik. Konsekuensinya, komunitas muslim Indonesia tidak bisa menggunakan properti ini untuk kegiatan keumatan secara maksimal.
Saat ini IIC London sedang memprospek sebuah properti seluas 400m2 di Hyland House, 21 Park Way, Burnt Oak Edgware HA8 5EY. Lokasi yang diincar ini memiliki keunggulan dekat dari gedung IIC London lama, sudah memiliki izin properti untuk kegiatan publik, berada di tengah-tengah komunitas Muslim London hingga tak perlu renovasi total sehingga lebih hemat.
Di situs dana keroyokan kitabisa.com, dana yang dibutuhkan untuk membeli properti ini adalah Rp 5 miliar. Hingga ditengok pada Selasa, 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru mencapai Rp 1 miliar.
3. Auckland - Selandia Baru
Spoiler for auckland:

Dilansir dari kitabisa.com, komunitas muslim Indonesia di kota Auckland, Selandia Baru melakukan aktifitas dari rumah ke rumah, hingga akhirnya menyewa tempat setiap minggunya.
Setelah berikhtiar menggalang dana dari tahun 2009, pada tahun 2015 lalu, komunitas muslim Indonesia membeli sebuah properti yang rencananya akan difungsikan sebagai masjid.
Sejak itu properti itu pun diberi nama Masjid Utsman Bin Affan dan telah digunakan untuk berbagai kegiatan ummat. Mulai dari pengajian bapak-bapak, pengajian ibu-ibu, pengajian anak-anak, hingga mengundang beberapa pembicara dari luar untuk tausiah.
Namun ada hal yang masih mengganjal. Dana pembelian bangunan masjid itu adalah pinjaman lunak dari beberapa pihak. Artinya tetap harus dikembalikan. Saat ini sudah kurang lebih 22% dari total dana pembelian bangunan masjid telah terbayarkan.
Aneka cara dilakukan komunitas muslim Indonesia untuk melunasi pinjaman lunak itu. Mulai dari patungan komunitas tiap bulan, penggalangan dana seperti garage sale, bazaar makanan dan fundraising setiap minggunya dalam ikhtiar mempercepat proses pelunasan.
Dari situs kitabisa.com, target pendanaan adalah Rp 5 miliar. Namun hingga 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru mencapai RProperti yang kami beli untuk Masjid Utsman ini kami biayai dengan pinjaman lunak dari beberapa pihak, dimana pengembalian bulanannya ditutup oleh patungan komunitas. Saat ini sudah kurang lebih 22% dari kepemilikan telah terbayarkan.
Selain itu, teman-teman di komunitas juga rutin melakukan kegiatan seperti garage sale, bazaar makanan dan fundraising setiap minggunya dalam ikhtiar mempercepat proses pelunasan.
Namun di situs kitabisa.com, target dananya Rp 5 miliar. Hingga 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru sekitar Rp 600-an juta atau sekitar 12 persennya.
Semoga komunitas muslim Indonesia di 3 negara itu bisa menyusul komunitas muslim Indonesia di Tokyo Jepang yang baru saja meresmikan masjid Indonesia pada 26 Mei 2017 lalu.
detik
Semoga mampu menjadi rujukan Islam yg rahmatan lil alamin dan menularkan kesejukan di jazirah eropa dan belahan dunia lainnya

Diubah oleh aghilfath 21-06-2017 04:24
0
1.5K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan