- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Lounge Pictures
PULAU ROTE, KEINDAHAN UJUNG SELATAN INDONESIA (BAGIAN 2)


TS
komunitasjalan2
PULAU ROTE, KEINDAHAN UJUNG SELATAN INDONESIA (BAGIAN 2)
Baca artikel Bagian 1 di SINI
6. Termenung Memandang Batu Termanu

Batu Termanu via tourism.nttprov.go.id
Objek wisata satu ini memang akan membuat siapa saja termenung sesaat memandanginya. Terletak di Kecamatan Rote Tengah, hanya sekitar 20 menit perjalanan bermotor dari Kota Baa, objek wisata di tepi pantai ini merupakan kawasan seperti tanjung berupa batu besar memanjang.
Terdapat dua buah batu karang yang menjadi focal point Batu termanu ini yaitu yang bernama Batu Hun dan Batu Suelai. Menurut legendanya, batu berjenis kelamin pria yaitu Suelai merupakan batu yang berada persis di pinggir pantai, sedangkan batu wanitanya yang berada beberapa ratus meter dari garis pantai alias di tengah laut.
Keindahan alam yang dimiliki Batu Termanu ini tidak hanya untuk dipandangi, kalian bisa menyelam atau memancing terutama di sekitaran Batu Hun yang di tengah laut. Disana terkenal ada banyak biota laut seperti ikan kerapu bahkan terumbu karang mutiara.

Bukit Termanu via awalnya.blogspot.co,id
Jika ingin merasakan sensasi berbeda, kalian bisa menikmati senja dan malam di Sebuah Bukit bernama sama, Bukit Termanu. Dari sana, panorama alam nampak eksotis dan berbeda dari tempat lain. Bahkan ketika malam dan langit cerah, milky way atau galaksi Bima Sakti sangat mungkin bisa dilihat. Menarik bukan?
7. Sensasi Wisata Sejarah-Religi di Gereja Tua Laoholu
via tourism.nttprov,go.id
Selain wisata alam, ternyata Rote juga memiliki jenis wisata sejarah religi. Perlu diketahui juga bahwa mayoritas penduduk Pulau Rote beragama Kristen dan kesejarahan penduduknya dengan agama Kristen juga cukup dekat dan panjang. Satu bukti perkembangan kristen awal di Rote ialah dari sebuah gereja tua bernama Laoholu yang terletak di Desa Oelua, Kecamatan Rote Barat Laut.
Gereja yang dibangun sejak tahun 1818 tersebut sebenarnya tidak memiliki keunikan khusus secara bentuk bangunan, tetapi karena usia dan kesejarahannya yang sangat tinggi, Gereja Laoholu sangat layak menjadi tujuan wisata.
Memiliki ukuran 25 x 11 meter, bangunan gereja terdiri atas dua ruang yaitu ruang kebaktian dan ruang berdoa. Sebagai bangunan gereja tua, gereja ini menjadi gereja induk di kawasan tersebut. Kegiatan keagamaan juga rutin dilakukan sebagai mana gereja pada umumnya.
8. Bertamu ke Rumah Raja Thie J.A Messakh

via tourism.nttprov.go.id
Menyapa bukti budaya ketika berkunjung ke suatu daerah di Indonesia pasti akan memberikan kesan yang berbeda-beda karena memang setiap suku di negeri ini sangat beragam. Tak terkecuali di Rote, di pulau ini juga memiliki unsur-unsur budaya dan sejarah yang menarik untuk dieksplore sejalan dengan menariknya keindahan alamnya.
Terletak di Dusun Tuasu’uk, Desa Oebafok, Kecamatan Rote Barat Daya, atau sekitar 14 km dari Kota Ba’a, terdapat sebuah bangunan tradisional yang menjadi rumah raja. Dibangun tahun 1930, rumah bagi raja ke 7 itu dibangun oleh sang raja. Thie Messakh dalam rangka menghentikan perang saudara antara kerajaan Thie dan Kerajaan Dengka.
Dengan arsitektur yang sangat etnik menggunakan bentuk atap khas, bangunan kerajaan yang berbahan batang lontar ini terdiri atas 3 lantai dimana masing-masig lantainya memiliki peran masing-masing sesuai kearifan setempat yaitu lantai pertama untuk menyimpang padi dan gula, lantai dua sebagai ruang pertemuan, kamar, dan aktivitas lain, serta lantai teratas untuk menyimpan rempah dan hasil bumi lain.
9. Patung Jenderal Sudirman, Monumen Titik Ter-Selatan Negeri
photo oleh Dea sihotang via story.phinemo.co
Jika di ujung Barat Indonesia kita mengenal tugu 0 kilometer dan menjadi spot wajib dikunjungi sebagai bukti benar-benar pernah menginjakkan kaki di pulau ter Barat, maka kawasan kepulauan Rote punya Patung Jenderal sudirman sebagai penanda titik paling Selatan Indonesia.
Lokasinya memang bukan berada di Pulau Rote, tetapi di Pulau Ndana, pulau kecil seluas 13 km persegi tak berpenghuni yang benar-benar sebagai pulau paling selatan negeri ini. Untuk dapat menuju pulau di Barat Daya Pulau Rote itu bisa langsung menyewa perahu motor dari pelabuhan di Desa Oeseli. Sebelumnya harus izin terlebih dahulu ke Pos Satga TNI yang ada disana. Pelayaran dari Rote ke Ndana memakan waktu hanya sekitar setengah jam.
Patung yang nampak gagah menghadap ke lautan tersebut dibangun dan diresmikan tahun 2010 silam oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso. Berada di tengah hamparan padang savana, patung setinggi sekitar 10 meter itu nampak sangat mencuri perhatian.
10. Menyapa Mitos di Danau Merah

via jilbabbackpacker.com
Jika ada tempat yang memiliki keunikan, biasanya ada saja mitos yang menyertainya. Seperi yang satu ini, Danau Merah, sebuah danau yang masih berada di Pulau Ndana. Dinamakan demikian karena memang air danau nya berwarna merah yang menurut kisahnya perubahan warna terjadi karena danau tersebut sering dijadikan lokasi membersihkan pedang setelah peperangan antar kerajaan. Mitosnya juga, wanita haid dilarang untuk datang kesana.
Untuk menuju Danau Merah, perjalanan dengan berjalan kaki harus ditempuh melewati hutan selama sekitar satu jam. Bukan hanya karena lamanya perjalanan, tantangan juga harus ditemui karena tanah yang diinjak banyak berupa karang tajam, sehingga perlu menggunakan sepatu tebal dan nyaman agar perjalanan berjalan lancar. Dengan kondisi demikian dan memang tidak ada petunjuk arah, biasanya petugas TNI akan siap menemani perjalanan wisatawan.
Sesampai di Kawasan Danau Merah, suasana tenang akan langsung terasa. Air berwarna merah kecoklatan yang hanya beriak kecil dan dikelilingi oleh hutan bakau akan menjadi pemandangan utama disana. Tidak ada pemandangan spesial memang selain warna merah airnya.
11. Nikmati Ketenangan Pantai di Pulau Ndana

via skyscanner.co.id
Sebagai sebuah pulau tak berpenghuni –selain satgas TNI-, garis pantai Pulau Ndana masih sangat perawan nan bersih. Selagi sempat ke Pulau Ndana, maka jangan sampai melewatkan menyusuri setiap garis pantainya. Dengan pasirnya yang putih berpadu dengan kilauan laut yang super jernih, rasanya siapa saja pasti terpikat dan rela berlama-lama menikmati nuansa pantai.
12. Rasakan Keunikan Danau Laut Mati

via indonesi-tourism.com
Jika di Timur Tengah ada Laut Mati, maka Pulau Rote punya Danau Laut Mati. Ya, objek wisata alam ini merupakan danau yang sangat luas namun berisi air laut yang tentunya mengandung garam.
Berada di Desa Sotimori, Kecamatan Rote Timur, perjalanan menuju Danau Laut Mati memakan waktu sekitar 1,5 jam dari Kota Ba’a. Karena cukup jauh dari ibukota kabupaten itulah mengapa danau ini tidak begitu banyak kunjungan, padahal fasilitas penunjang dan akses sudah mulai dibangun.
Menjadikan unik dari danau ini ialah karena airnya merupakan air laut membuatnya sering dijumpai buih-buih khas gelombang lautan ketika sampai di tepi pantai. Hal ini menarik perhatian pengunjungnya termasuk sangat cocok untuk fotografi. Keunikan lain ialah pasir yang ada disana merupakan serpihan kulit kerang dan keong yang membuatnya cukup kasar namun memiliki tekstur khas.
13. Bermain Ombak di Pantai Nemberala
via tourism.nttprov.go.id
Kembali menyusuri pantai nya, Pulau Rote juga memiliki pantai yang sangat cocok untuk kamu pecinta selancar, bahkan ombak yang ada bisa dikatakan sangat sesuai untuk peselancar kelas dunia dengan tinggi bisa mencapai 7 meter. Tak heran jika justru para peselancar dari berbagai belahan dunia lebih menganal Pantai Nemberala ini.
Berjarak sekitar 1,5 jam dari Kota Ba’a, menuju pantai ini bisa dilakukan dengan menggunakan kendaraan mobil dengan jalanan yang sudah cukup layak. Pemandangan khas seperti padang savana akan menjadi teman selama perjalanan ke pantai yang sering disebut kuta-nya Pulau Rote ini.
Selain karena ombak berkelasnya, pantai ini juga menarik bagi wisatawan lainnya. Pasir putih yang terhampar luas, air laut biru jernih, serta nyiur yang elok melambai nampak sangat membuat eksotis suasana yang ada. Ketika sunset, keindahan yang ada semakin menjadi saja sehingga membuat pengunjung rela berlama-lama disana.
Karena memang sudah terkenal apalagi untuk peselancar profesional, fasilitas yang ada sudah cukup mendukung, termasuk hotel atau homestay dengan beragam pilihan tarif.
14. Luas Memandang dari Mercusuar Pelabuhan Ba’a
via i999.photobucket.com
Kembali ke ibukota kabupaten, Kota Ba’a, kalian juga bisa mengeksplore lebih jauh kawasan pelabuhan Ba’a. Ketika sampai di Pelabuhan utama tersebut, bangunan putih tinggi yaitu mercusuar sudah akan sangat jelas terlihat bahkan dari kejauahan. Selain sebagai penanda adanya pulau untuk kapal-kapal yang berlayar, mercusuar ini ibarat focal point dan tugu selamat datang.
Menikmati mercusuar tentu menjadi biasa jika hanya dari bagian bawahnya atau berfoto dengan latar mercusuar tersebut, tetapi akan lebih spesial jika kalian bisa masuk dan naik ke atasnya. Mercusuar di Pelabuhan Ba’a ini bisa dimasuki dengan bebas alias tanpa biaya, kecuali jika ada petugas yang mengantar keatas ada baiknya beri saja uang rokok.
Meskipun cukup melelahkan menaiki puluhan anak tangga, namun sesampainya di atas mercusuar kalian bisa melihat keindahan alam Pulau Rote. Lautan biru, kapal-kapal yang berlabuh dan berlayar, serta daratan hijau Rote akan dengan leluasanya dipandang. Semakin menarik lagi jika datang ketika sore dimana kalian bisa melihat sunset yang memukau.
SUMBER
6. Termenung Memandang Batu Termanu

Batu Termanu via tourism.nttprov.go.id
Objek wisata satu ini memang akan membuat siapa saja termenung sesaat memandanginya. Terletak di Kecamatan Rote Tengah, hanya sekitar 20 menit perjalanan bermotor dari Kota Baa, objek wisata di tepi pantai ini merupakan kawasan seperti tanjung berupa batu besar memanjang.
Terdapat dua buah batu karang yang menjadi focal point Batu termanu ini yaitu yang bernama Batu Hun dan Batu Suelai. Menurut legendanya, batu berjenis kelamin pria yaitu Suelai merupakan batu yang berada persis di pinggir pantai, sedangkan batu wanitanya yang berada beberapa ratus meter dari garis pantai alias di tengah laut.
Keindahan alam yang dimiliki Batu Termanu ini tidak hanya untuk dipandangi, kalian bisa menyelam atau memancing terutama di sekitaran Batu Hun yang di tengah laut. Disana terkenal ada banyak biota laut seperti ikan kerapu bahkan terumbu karang mutiara.

Bukit Termanu via awalnya.blogspot.co,id
Jika ingin merasakan sensasi berbeda, kalian bisa menikmati senja dan malam di Sebuah Bukit bernama sama, Bukit Termanu. Dari sana, panorama alam nampak eksotis dan berbeda dari tempat lain. Bahkan ketika malam dan langit cerah, milky way atau galaksi Bima Sakti sangat mungkin bisa dilihat. Menarik bukan?
7. Sensasi Wisata Sejarah-Religi di Gereja Tua Laoholu

via tourism.nttprov,go.id
Selain wisata alam, ternyata Rote juga memiliki jenis wisata sejarah religi. Perlu diketahui juga bahwa mayoritas penduduk Pulau Rote beragama Kristen dan kesejarahan penduduknya dengan agama Kristen juga cukup dekat dan panjang. Satu bukti perkembangan kristen awal di Rote ialah dari sebuah gereja tua bernama Laoholu yang terletak di Desa Oelua, Kecamatan Rote Barat Laut.
Gereja yang dibangun sejak tahun 1818 tersebut sebenarnya tidak memiliki keunikan khusus secara bentuk bangunan, tetapi karena usia dan kesejarahannya yang sangat tinggi, Gereja Laoholu sangat layak menjadi tujuan wisata.
Memiliki ukuran 25 x 11 meter, bangunan gereja terdiri atas dua ruang yaitu ruang kebaktian dan ruang berdoa. Sebagai bangunan gereja tua, gereja ini menjadi gereja induk di kawasan tersebut. Kegiatan keagamaan juga rutin dilakukan sebagai mana gereja pada umumnya.
8. Bertamu ke Rumah Raja Thie J.A Messakh

via tourism.nttprov.go.id
Menyapa bukti budaya ketika berkunjung ke suatu daerah di Indonesia pasti akan memberikan kesan yang berbeda-beda karena memang setiap suku di negeri ini sangat beragam. Tak terkecuali di Rote, di pulau ini juga memiliki unsur-unsur budaya dan sejarah yang menarik untuk dieksplore sejalan dengan menariknya keindahan alamnya.
Terletak di Dusun Tuasu’uk, Desa Oebafok, Kecamatan Rote Barat Daya, atau sekitar 14 km dari Kota Ba’a, terdapat sebuah bangunan tradisional yang menjadi rumah raja. Dibangun tahun 1930, rumah bagi raja ke 7 itu dibangun oleh sang raja. Thie Messakh dalam rangka menghentikan perang saudara antara kerajaan Thie dan Kerajaan Dengka.
Dengan arsitektur yang sangat etnik menggunakan bentuk atap khas, bangunan kerajaan yang berbahan batang lontar ini terdiri atas 3 lantai dimana masing-masig lantainya memiliki peran masing-masing sesuai kearifan setempat yaitu lantai pertama untuk menyimpang padi dan gula, lantai dua sebagai ruang pertemuan, kamar, dan aktivitas lain, serta lantai teratas untuk menyimpan rempah dan hasil bumi lain.
9. Patung Jenderal Sudirman, Monumen Titik Ter-Selatan Negeri

photo oleh Dea sihotang via story.phinemo.co
Jika di ujung Barat Indonesia kita mengenal tugu 0 kilometer dan menjadi spot wajib dikunjungi sebagai bukti benar-benar pernah menginjakkan kaki di pulau ter Barat, maka kawasan kepulauan Rote punya Patung Jenderal sudirman sebagai penanda titik paling Selatan Indonesia.
Lokasinya memang bukan berada di Pulau Rote, tetapi di Pulau Ndana, pulau kecil seluas 13 km persegi tak berpenghuni yang benar-benar sebagai pulau paling selatan negeri ini. Untuk dapat menuju pulau di Barat Daya Pulau Rote itu bisa langsung menyewa perahu motor dari pelabuhan di Desa Oeseli. Sebelumnya harus izin terlebih dahulu ke Pos Satga TNI yang ada disana. Pelayaran dari Rote ke Ndana memakan waktu hanya sekitar setengah jam.
Patung yang nampak gagah menghadap ke lautan tersebut dibangun dan diresmikan tahun 2010 silam oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso. Berada di tengah hamparan padang savana, patung setinggi sekitar 10 meter itu nampak sangat mencuri perhatian.
10. Menyapa Mitos di Danau Merah

via jilbabbackpacker.com
Jika ada tempat yang memiliki keunikan, biasanya ada saja mitos yang menyertainya. Seperi yang satu ini, Danau Merah, sebuah danau yang masih berada di Pulau Ndana. Dinamakan demikian karena memang air danau nya berwarna merah yang menurut kisahnya perubahan warna terjadi karena danau tersebut sering dijadikan lokasi membersihkan pedang setelah peperangan antar kerajaan. Mitosnya juga, wanita haid dilarang untuk datang kesana.
Untuk menuju Danau Merah, perjalanan dengan berjalan kaki harus ditempuh melewati hutan selama sekitar satu jam. Bukan hanya karena lamanya perjalanan, tantangan juga harus ditemui karena tanah yang diinjak banyak berupa karang tajam, sehingga perlu menggunakan sepatu tebal dan nyaman agar perjalanan berjalan lancar. Dengan kondisi demikian dan memang tidak ada petunjuk arah, biasanya petugas TNI akan siap menemani perjalanan wisatawan.
Sesampai di Kawasan Danau Merah, suasana tenang akan langsung terasa. Air berwarna merah kecoklatan yang hanya beriak kecil dan dikelilingi oleh hutan bakau akan menjadi pemandangan utama disana. Tidak ada pemandangan spesial memang selain warna merah airnya.
11. Nikmati Ketenangan Pantai di Pulau Ndana

via skyscanner.co.id
Sebagai sebuah pulau tak berpenghuni –selain satgas TNI-, garis pantai Pulau Ndana masih sangat perawan nan bersih. Selagi sempat ke Pulau Ndana, maka jangan sampai melewatkan menyusuri setiap garis pantainya. Dengan pasirnya yang putih berpadu dengan kilauan laut yang super jernih, rasanya siapa saja pasti terpikat dan rela berlama-lama menikmati nuansa pantai.
12. Rasakan Keunikan Danau Laut Mati

via indonesi-tourism.com
Jika di Timur Tengah ada Laut Mati, maka Pulau Rote punya Danau Laut Mati. Ya, objek wisata alam ini merupakan danau yang sangat luas namun berisi air laut yang tentunya mengandung garam.
Berada di Desa Sotimori, Kecamatan Rote Timur, perjalanan menuju Danau Laut Mati memakan waktu sekitar 1,5 jam dari Kota Ba’a. Karena cukup jauh dari ibukota kabupaten itulah mengapa danau ini tidak begitu banyak kunjungan, padahal fasilitas penunjang dan akses sudah mulai dibangun.
Menjadikan unik dari danau ini ialah karena airnya merupakan air laut membuatnya sering dijumpai buih-buih khas gelombang lautan ketika sampai di tepi pantai. Hal ini menarik perhatian pengunjungnya termasuk sangat cocok untuk fotografi. Keunikan lain ialah pasir yang ada disana merupakan serpihan kulit kerang dan keong yang membuatnya cukup kasar namun memiliki tekstur khas.
13. Bermain Ombak di Pantai Nemberala
via tourism.nttprov.go.id
Kembali menyusuri pantai nya, Pulau Rote juga memiliki pantai yang sangat cocok untuk kamu pecinta selancar, bahkan ombak yang ada bisa dikatakan sangat sesuai untuk peselancar kelas dunia dengan tinggi bisa mencapai 7 meter. Tak heran jika justru para peselancar dari berbagai belahan dunia lebih menganal Pantai Nemberala ini.
Berjarak sekitar 1,5 jam dari Kota Ba’a, menuju pantai ini bisa dilakukan dengan menggunakan kendaraan mobil dengan jalanan yang sudah cukup layak. Pemandangan khas seperti padang savana akan menjadi teman selama perjalanan ke pantai yang sering disebut kuta-nya Pulau Rote ini.
Selain karena ombak berkelasnya, pantai ini juga menarik bagi wisatawan lainnya. Pasir putih yang terhampar luas, air laut biru jernih, serta nyiur yang elok melambai nampak sangat membuat eksotis suasana yang ada. Ketika sunset, keindahan yang ada semakin menjadi saja sehingga membuat pengunjung rela berlama-lama disana.
Karena memang sudah terkenal apalagi untuk peselancar profesional, fasilitas yang ada sudah cukup mendukung, termasuk hotel atau homestay dengan beragam pilihan tarif.
14. Luas Memandang dari Mercusuar Pelabuhan Ba’a

via i999.photobucket.com
Kembali ke ibukota kabupaten, Kota Ba’a, kalian juga bisa mengeksplore lebih jauh kawasan pelabuhan Ba’a. Ketika sampai di Pelabuhan utama tersebut, bangunan putih tinggi yaitu mercusuar sudah akan sangat jelas terlihat bahkan dari kejauahan. Selain sebagai penanda adanya pulau untuk kapal-kapal yang berlayar, mercusuar ini ibarat focal point dan tugu selamat datang.
Menikmati mercusuar tentu menjadi biasa jika hanya dari bagian bawahnya atau berfoto dengan latar mercusuar tersebut, tetapi akan lebih spesial jika kalian bisa masuk dan naik ke atasnya. Mercusuar di Pelabuhan Ba’a ini bisa dimasuki dengan bebas alias tanpa biaya, kecuali jika ada petugas yang mengantar keatas ada baiknya beri saja uang rokok.
Meskipun cukup melelahkan menaiki puluhan anak tangga, namun sesampainya di atas mercusuar kalian bisa melihat keindahan alam Pulau Rote. Lautan biru, kapal-kapal yang berlabuh dan berlayar, serta daratan hijau Rote akan dengan leluasanya dipandang. Semakin menarik lagi jika datang ketika sore dimana kalian bisa melihat sunset yang memukau.
SUMBER


4iinch memberi reputasi
1
2.1K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan