TRIBUNNEWS.COM - Di jaman yang sama sekali belum mengenal seni fotografi masyarakat kuno sebenarnya telah menerapkan cara untuk merekam wajah tokoh terkenal yang sedang meninggal menggunakan topeng.

Merekam wajah seorang yang mati menggunakan topeng bahkan merupakan tradisi yang dilaksanakan di Perancis pada tahun 1800-an.

Bentuk topeng kematian itu dibuat dengan teknik khusus dengan cara menempelkannya ke wajah si mati sehingga hasilnya persis.

Salah satu topeng kematian yang hingga kini masih tersimpan di Museum Militer Paris Perancis adalah topeng yang merekam wajah Kaisar Napoleon Bonaparte sewaktu meninggal.

Sesuai catatan sejarah Napoleon Bonaparte yang menjadi Kaisar Perancis pada usia 45 tahunan (1804-1814)  mengalami masa yang suram setelah pasukannya mengalami kekalahan telak dalam pertempuran di Waterloo, Belgia bulan Juni 1815.

Napoleon yang kemudian diturunkan sebagai kaisar selanjutnya diasingkan ke pulau St Helena, Eropa dan meninggal pada 5 Mei 1821 pada usia 51 tahun akibat kanker usus.
Topeng kematian Napoleon Bonaparte dari depan. (Thevintagenews )
Topeng kematian Napoleon yang mencerminkan wajah aslinya saat meninggal sebenarnya menimbulkan kontroversi karena dianggap tidak asli.

Pasalnya masih ada topeng kematian Napoleon yang tersimpan di museum lainnya, yakni Musee de Malmaison, yang berlokasi di kota Ruell.

Namun terlepas dari kontroversi asli dan tidaknya sejumlah topeng kematian kaisar legendaris Napoleon, para ahli sejarah sepakat wajah Napoleon sewaktu meninggal memang seperti yang terekam pada sejumlah topeng kematiannya.

Agustinus Winardi/Intisari-Online.com

Artikel Ini Sudah Tayang di Intisari-Online.com dengan Judul: Inilah Wajah Kaisar Legendaris Napoleon Bonaparte yang Terekam Jelas Melalui Topeng Kematian Napoleon Bonaparte

Sumber : http://www.tribunnews.com/internasio...ng-kematiannya

---

Baca Juga :

- Target Lion Air, Operasikan 1.000 Pesawat Pada 2031

- 10 Foto Ini Tunjukkan Kehidupan di Jepang 100 Tahun Lalu, Unik Banget!

- Jleb! Trik Pendaki Perancis di Indonesia: Ikuti Sampahnya, Kalau Jalurnya Bersih Berarti Tersesat