- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
Share: Cara Bangkit dari Kegagalan Usaha


TS
vivief
Share: Cara Bangkit dari Kegagalan Usaha
Hai gan, sis.... izinkan ane share artikel yang barusan saya baca. Judul aslinya adalah: "Bisnis Bangkrut? Ini Cara Saya Bangkit!" Kata "saya" yang dimaksud adalah penulisnya, bukan ane lo ya? Kalau ane sih belum pernah bangkrut, karena belum pernah jadi pengusaha hehe...
Oke, ini dia cuplikan tipsnya yang menurut ane bermanfaat buat bahan motivasi diri. Ane ambil point2 pentingnya saja karena ceritanya panjang banget. Kalo ane share semua takut yang baca ngantuk, gan
Tips cara bangkit dari kegagalan usaha
1. Pikirkan nasib keluarga
Ya, pikirkan nasib anak istri jika Anda adalah seorang suami. Pikirkan nasib suami dan anak-anak jika Anda adalah seorang istri. Pikirkan nasib ayah ibu jika Anda masih lajang. Intinya, pikirkan nasib keluarga dan orang yang Anda cintai. Itu kunci pertama
Pikirkan dan jawab pertanyaan-pertanyaan ini
- Bagaimana anak istri bisa makan kalau aku terus larut dalam keadaan?
- bagaimana aku bisa mendapat penghasilan jika tak segera bangkit mencari sumber pendapatan?
- Bagaimana perasaan ayah ibu melihat keadaanku seperti ini?
- Betapa malunya keluarga jika aku mati karena bunuh diri?
Saya kira jika pertanyaan tersebut berhasil Anda jawab, motivasi untuk secepatnya bangun sudah ada di tangan. Lupakan dulu pertanyaan, “mengapa usaha saya gagal?”. Itu perlu waktu lama. Bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menemukan jawaban yang tepat. Keburu anak istri menangis kelaparan!
Setidaknya saya (penulis) telah membuktikan cara tersebut. Anak adalah sumber inspirasi dan motivasi terbesar dalam hidup saya, setelah kuasa Tuhan tentunya.
2. Jadilah orang yang sombong
Kesombongan itu kadang berdampak positif. Maksudnya bukan menyombongkan kepintaran, kekayaan, kecakepan dll pada orang lain. Tapi sombong pada diri sendiri. Sekali-kali tak masalah berdiri di depan cermin sambil berkacang pinggang dan berkata lantang:
- Hai, jelek! Kau ini orang hebat. Tunjukkan itu pada dunia!!
- Hanya karena masalah begini saja sampai membuatmu putus asa? Hadew..., malu-maluin saja!
- Kemarin kau memarahi karyawanmu karena malas bekerja. Lihatlah, apakah ini yang kau sebut rajin dan hendak kau contohkan? Pantas saja bisnismu bangkrut!!
- Wahai jiwa-jiwa nestapa... bangkitlah... tunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya
Entahlah, apakah cara ini cocok bagi Anda atau tidak. Tapi dengan latar belakang sebagai anak yatim sejak kecil, saya terbiasa menyelesaikan masalah sendiri. Jadi, rasa sombong itu otomatis muncul jika menghadapi kegagalan. Dan dengan kesombongan itulah, memberi energi berlipat dalam menghadapi masalah seberat apapun. Logikanya, jika kemarin bisa, kenapa sekarang tidak? Gitu aja mah, keciiiil...!!
3. Cari penghasilan di tempat yang jauh
Maaf, saya tidak menyarankan lari dari tanggung jawab. Mungkin saja dalam keadaan bangkrut, kita masih punya banyak tanggungan hutang. Mencari penghasilan di tempat yang jauh, bukan berarti melupakan kewajiban. Justru karena ingin mencari uang untuk melunasi hutang tersebut,
Kenapa harus di tempat yang jauh?
- Suasana baru bisa membuat kita mendapatkan mood dan semangat yang baru
- Di tempat yang jauh, dimana tak seorangpun mengenal, membuat kita tidak malu, gengsi untuk memulai bisnis baru atau bekerja apa saja yang penting halal
- Di tempat baru, untuk sementara kita tidak bertemu muka langsung dengan orang yang menagih hutang, yang akan membuat kita tambah sumpek
- Di tempat baru, kita bisa menganalisa kegagalan dan menyusun strategi baru untuk mengembalikan kejayaan bisnis dengan tenang
- Di tempat jauh kita bisa belajar berhemat. Terutama bagi yang suka bergaya nge-boss, suka traktir sana-sini dan (maaf) menghamburkan uang untuk “biaya kenakalan”. Tahu kan maksudnya apa?
Itu juga yang dulu saya lakukan. Setelah bangkrut dari bisnis supplier mainan anak di Malang, saya “lari” ke Surabaya. Kebetulan ada teman yang nawari kerja di perusahaan advertising outdoor. Dari situ saya belajar siang malam mengenal cara membuat reklame, ngelas, membuat huruf timbul dll.
Saya ingat betul. Siang kerja sebagai marketing, malam sering bantuin tukang memasang baliho, neonbox, neon sign dan reklame iklan segede gajah di ketinggian puluhan meter. Padahal, saya digaji hanya untuk tugas pemasaran. Tapi karena ingin belajar sekaligus melipur hati karena jauh dari anak istri, saya rela tak digaji ikut membantu urusan teknis lapangan di malam hari. Tentu saja tak digaji, karena di luar perintah lembur dan tanpa sepengetahuan atasan.
Tapi efeknya, karena “lembur kerja bakti” tersebut, saya paham betul seluk beluk marketing advertising sekaligus mahir ngelas, lihai membuat neon box dan teknik produksi reklame lain. Ilmu katon yang terlihat mudah tapi sulit dilakukan tanpa latihan jam terbang. Dan itulah gaji terbesar yang pernah saya dapat dalam bekerja sebagai karyawan. Jadi, kalau ada orang yang mengeluh bayarannya kurang, saya cuma mesem saja. Lha wong sudah tahu kurang kok masih betah. Karepmu iku piye to?
10 bulan kemudian saya resign dan kembali ke Malang membuka advertising sendiri. Pada perkembangannya, usaha pembuatan reklame tersebut berubah jadi bengkel las pagar, kanopi. Dan alhamdulillah, bisnis kecil saya berjalan cukup baik sampai sekarang
Sumber: http://www.bisnisjasa.id/2017/06/bis...a-bangkit.html
Itu tadi kisah tentang cara bangkit kegagalan atau kebangkrutan bisnid yang kayaknya sedikit beda dari artikel sejenis yang pernah ane baca. Sekali lagi itu bukan kisah pribadi ane sendiri. Tapi ane udah kirim email ke penulis aslinya buat izin share di sini. Buat mimin, mohon dikoreksi kalau share artikel orang lain itu tak diijinkan. Tapi ane kira kalau bermanfaat, terutama buat para entrepreneur en pengusaha muda, tak jadi masalah kan? makasih
Oke, ini dia cuplikan tipsnya yang menurut ane bermanfaat buat bahan motivasi diri. Ane ambil point2 pentingnya saja karena ceritanya panjang banget. Kalo ane share semua takut yang baca ngantuk, gan
Tips cara bangkit dari kegagalan usaha
1. Pikirkan nasib keluarga
Ya, pikirkan nasib anak istri jika Anda adalah seorang suami. Pikirkan nasib suami dan anak-anak jika Anda adalah seorang istri. Pikirkan nasib ayah ibu jika Anda masih lajang. Intinya, pikirkan nasib keluarga dan orang yang Anda cintai. Itu kunci pertama
Pikirkan dan jawab pertanyaan-pertanyaan ini
- Bagaimana anak istri bisa makan kalau aku terus larut dalam keadaan?
- bagaimana aku bisa mendapat penghasilan jika tak segera bangkit mencari sumber pendapatan?
- Bagaimana perasaan ayah ibu melihat keadaanku seperti ini?
- Betapa malunya keluarga jika aku mati karena bunuh diri?
Saya kira jika pertanyaan tersebut berhasil Anda jawab, motivasi untuk secepatnya bangun sudah ada di tangan. Lupakan dulu pertanyaan, “mengapa usaha saya gagal?”. Itu perlu waktu lama. Bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menemukan jawaban yang tepat. Keburu anak istri menangis kelaparan!
Setidaknya saya (penulis) telah membuktikan cara tersebut. Anak adalah sumber inspirasi dan motivasi terbesar dalam hidup saya, setelah kuasa Tuhan tentunya.
2. Jadilah orang yang sombong
Kesombongan itu kadang berdampak positif. Maksudnya bukan menyombongkan kepintaran, kekayaan, kecakepan dll pada orang lain. Tapi sombong pada diri sendiri. Sekali-kali tak masalah berdiri di depan cermin sambil berkacang pinggang dan berkata lantang:
- Hai, jelek! Kau ini orang hebat. Tunjukkan itu pada dunia!!
- Hanya karena masalah begini saja sampai membuatmu putus asa? Hadew..., malu-maluin saja!
- Kemarin kau memarahi karyawanmu karena malas bekerja. Lihatlah, apakah ini yang kau sebut rajin dan hendak kau contohkan? Pantas saja bisnismu bangkrut!!
- Wahai jiwa-jiwa nestapa... bangkitlah... tunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya
Entahlah, apakah cara ini cocok bagi Anda atau tidak. Tapi dengan latar belakang sebagai anak yatim sejak kecil, saya terbiasa menyelesaikan masalah sendiri. Jadi, rasa sombong itu otomatis muncul jika menghadapi kegagalan. Dan dengan kesombongan itulah, memberi energi berlipat dalam menghadapi masalah seberat apapun. Logikanya, jika kemarin bisa, kenapa sekarang tidak? Gitu aja mah, keciiiil...!!
3. Cari penghasilan di tempat yang jauh
Maaf, saya tidak menyarankan lari dari tanggung jawab. Mungkin saja dalam keadaan bangkrut, kita masih punya banyak tanggungan hutang. Mencari penghasilan di tempat yang jauh, bukan berarti melupakan kewajiban. Justru karena ingin mencari uang untuk melunasi hutang tersebut,
Kenapa harus di tempat yang jauh?
- Suasana baru bisa membuat kita mendapatkan mood dan semangat yang baru
- Di tempat yang jauh, dimana tak seorangpun mengenal, membuat kita tidak malu, gengsi untuk memulai bisnis baru atau bekerja apa saja yang penting halal
- Di tempat baru, untuk sementara kita tidak bertemu muka langsung dengan orang yang menagih hutang, yang akan membuat kita tambah sumpek
- Di tempat baru, kita bisa menganalisa kegagalan dan menyusun strategi baru untuk mengembalikan kejayaan bisnis dengan tenang
- Di tempat jauh kita bisa belajar berhemat. Terutama bagi yang suka bergaya nge-boss, suka traktir sana-sini dan (maaf) menghamburkan uang untuk “biaya kenakalan”. Tahu kan maksudnya apa?
Itu juga yang dulu saya lakukan. Setelah bangkrut dari bisnis supplier mainan anak di Malang, saya “lari” ke Surabaya. Kebetulan ada teman yang nawari kerja di perusahaan advertising outdoor. Dari situ saya belajar siang malam mengenal cara membuat reklame, ngelas, membuat huruf timbul dll.
Saya ingat betul. Siang kerja sebagai marketing, malam sering bantuin tukang memasang baliho, neonbox, neon sign dan reklame iklan segede gajah di ketinggian puluhan meter. Padahal, saya digaji hanya untuk tugas pemasaran. Tapi karena ingin belajar sekaligus melipur hati karena jauh dari anak istri, saya rela tak digaji ikut membantu urusan teknis lapangan di malam hari. Tentu saja tak digaji, karena di luar perintah lembur dan tanpa sepengetahuan atasan.
Tapi efeknya, karena “lembur kerja bakti” tersebut, saya paham betul seluk beluk marketing advertising sekaligus mahir ngelas, lihai membuat neon box dan teknik produksi reklame lain. Ilmu katon yang terlihat mudah tapi sulit dilakukan tanpa latihan jam terbang. Dan itulah gaji terbesar yang pernah saya dapat dalam bekerja sebagai karyawan. Jadi, kalau ada orang yang mengeluh bayarannya kurang, saya cuma mesem saja. Lha wong sudah tahu kurang kok masih betah. Karepmu iku piye to?
10 bulan kemudian saya resign dan kembali ke Malang membuka advertising sendiri. Pada perkembangannya, usaha pembuatan reklame tersebut berubah jadi bengkel las pagar, kanopi. Dan alhamdulillah, bisnis kecil saya berjalan cukup baik sampai sekarang
Sumber: http://www.bisnisjasa.id/2017/06/bis...a-bangkit.html
Itu tadi kisah tentang cara bangkit kegagalan atau kebangkrutan bisnid yang kayaknya sedikit beda dari artikel sejenis yang pernah ane baca. Sekali lagi itu bukan kisah pribadi ane sendiri. Tapi ane udah kirim email ke penulis aslinya buat izin share di sini. Buat mimin, mohon dikoreksi kalau share artikel orang lain itu tak diijinkan. Tapi ane kira kalau bermanfaat, terutama buat para entrepreneur en pengusaha muda, tak jadi masalah kan? makasih
Diubah oleh vivief 16-06-2017 23:32
0
2.5K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan