Assalamualikum gan..
Saya ingin sedikit berbagi TRUE STORY antara ojek pangkalan, calon penumpang ayah ane, dan juga ayah ane yang merupakan pengemudi grabcar. Tolong ambil hikmahnya saja



Tanggal 13/6/2017 tepatnya di Bandung, Cinunuk - Cibiru.

Subuh saat ramadhan, Ayah berangkat dari rumah untuk mencari orderan

Akhirnya di Bunderan Cibiru mendapatkan satu orderan dimana letak calon penumpang berada di Jl. Manisi. Ayah ane menelpon calon penumpang dan katanya memang dia berada di Jl. Manisi.

Ayah ane TIDAK MAU MENGAMBIL ORDERAN dikarenakan Jl. Manisi itu dapat disebut KANDANG SINGA.

Pada awal kemunculan trend Go-Jek di Bandung, jalan tersebut sempat menjadi tempat tawuran antara ojek pangkalan (opang) dan ojek online karena opang tidak terima ladang nafkahnya direnggut oleh ojek online.

Oke ane kembali ke obrolan awal, ayah ane yang sudah bilang tidak mau ambil orderan (meminta tolong cancel) dengan alasan 'Jl. Manisi merupakan daerah rawan' kepada calon penumpang tapi akhirnya diambil juga karena calon penumpang BENAR-BENAR MEMOHON & MEMINTA TOLONG untuk diantarkan ke lokasi tujuan karena seorang keluarganya sedang sakit.


Ayah ane yang tidak jauh dari lokasi penjemputan langsung berangkat untuk menjemput, mencari lokasi fix calon penumpang ke daerah pemukiman namun, setelah ditelpon lagi ternyata memang lokasi calon penumpang berada tepat di dekat pangkalan ojek. Mungkin agan bisa merasakan ketegangan yang amat jika agan menjadi ayah ane.

Setelah bertemu, ayah ane iba kepada penumpang karena yang mengorder adalah wanita yang membawa seorang keluarganya, entah ayahnya atau pamannya. Wanita tersebut membantu bapak masuk ke mobil. Bapak itu menggunakan satu KRUK, itu ribet banget gan pake KRUK, cape hati, pegel, cape tenaga juga iya.

Sesaat setelah keduanya naik mobil ayah saya, datang seorang ojek menghampiri.
O:"buka kacanya pak!"
O:"pak, bapak grabcar?"
A:"iya kang kenapa?"
O:"gini pak, grabcar atau ojek lainnya gaboleh masuk kesini pak"
A:"iya saya tau, awalnya saya minta cancel ke penumpang ini. tapi terus2an minta tolong antarkan katanya lagi sakit bapak ini liat tuh kang"
O:"mending turunin pak penumpangnya temen2 dibelakang saya juga ga setuju"
A:"maksud akang apa?"
O:"ini wilayah kita pak, kita gamau uang nafkah kita diambil sama oranglain, mendingan bapak turunin penumpangnya"
Teman2 ojek dia ngomong "GEUS TURUNKEUN NGGEUUUS!" (udah turunin aja udaaah!).
Seorang opang yang terlihat lebih tua datang menghampiri.
O2:"pak, kita disini udah lama, bapak & kami sama2 cari nafkah, kita bagi2 saja ladang nafkah kita. saya bicara ini demi bapak. sudah ya pak turunkan saja."

Akhirnya Wanita dan bapak itu mengcancel orderan, turun dari mobil ayah ane dan wanita itu membantu bapak yang sakit kakinya keluar dari mobil dengan susah payah. Wanita itu terlihat sedih, sakit hati juga menangis saat turun dari mobil. Bisa agan rasakan seperti apa jika agan diposisi wanita itu. Ayah ane minta maaf ke wanita itu lalu langsung cari orderan lain. Entah dia lanjut naik opang atau tidak.

Sebetulnya ayah ane tidak mengapa penumpang ini diturunkan, masih bisa cari penumpang lain hanya karena iba dan ingin menolong kepada wanita & bapak itu. keliatanya udah susah gan buat naik motor, belum ongkosnya yang bisa sampe lebih dari 2x dari ongkos grabcar. kasian wanita itu dah susah2 bantu bapaknya masuk mobil, harus susah2 lagi keluarin bapaknya lagi sampe nangis karena nerima kelakuan opang. Opang di Jl. Manisi cuma mentingin urusan perut aja, ga kasihan ke bapak yg lagi sakit & butuh uang banyak buat bisa berobat. Beri kemudahan & pertolongan buat orang yang sakit walau hanya sedikit.

“Siapa yang mengunjungi seseorang yang lain maka dia mendapatkan rahmat Allah dan siapa yang mengunjungi orang yang sakit maka dia seperti berada di dalam taman-taman (raudhah) surga ” (HR Thabrani ).

Coba agan share dimari pendapatnya terhadap kejadian ini. Kalo menurut ane gaada rasa simpati dan empatinya nih Opang Jl. Manisi Cibiru. parah banget dah.