- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Kicauan presiden Amerika Trump Terkait Teror London Dikecam Netizen


TS
methadone.500mg
Kicauan presiden Amerika Trump Terkait Teror London Dikecam Netizen
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Respons pertama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap serangan teror di Jembatan London, Inggrid, adalah berupa retweet dari sebuah halaman berita yang dikenal pemburu sensasi dan partisan, ketimbang menjunjung reportase yang akurat.
Serentak retweet Trump ini dikecam karena tidak sensitif terhadap korban teror.
Kicauan kedua Trump malah lebih parah lagi, sebagaimana dipantau oleh The Guardian, Minggu (4/6/2017).
Trump bercericit, "Kita mesti cerdas, tegas, dan keras. Kita membutuhkan pengadilan yang mengembalikan hak-hak kita. Kita membutuhkan travel ban (larangan berkunjung) sebagai level keselamatan ekstra."
Kicauan Trump itu kontan memicu kritik dari banyak kalangan karena dianggap memanfaatkan penderitaan orang lain untuk mempromosikan kebijakannya sendiri.
Daniel Drezner, profesor politik pada Fletcher School of Law and Diplomacy, Universitas Tufts, menyebut sang presiden sebagai "pramuria yang menduduki kekuasaan yang tidak dimengertinya."
John Horgan, psikolog dan pakar teroris pada Georgia State University, menyebut Trump pemimpin oportunis (opportunist-in-chief).
Setelah muncul kecaman dan kritik, Trump lalu memasan kicauan yang lebih simpatik, "Apa pun yang dapat dilakukan AS untuk membantu London dan Inggris. KAMI BERSAMA KALIAN. TUHAN MEMBERKATI!”
Setelah kicauan ketiga itu, Wakil Presiden Mike Pence menimpali "doa kami bersama para korban.”
Sedangkan Ketua DPR dari Partai Republik, Paul Ryan, berkata, "Kita berdiri tegak bersama dengan sahabat-sahabat kita di London dan teriring doa untuk para korban. Teror dan kebencian tidak akan pernah menang," demikian The Guardian seperti diteruskan Antara.
Pesan relatif sama disampaikan Chuck Schumer, ketua faksi Demokrat di Senat, yang juga mendoakan para korban teror di London itu.
http://internasional.kompas.com/read...ikecam.netizen
Serentak retweet Trump ini dikecam karena tidak sensitif terhadap korban teror.
Kicauan kedua Trump malah lebih parah lagi, sebagaimana dipantau oleh The Guardian, Minggu (4/6/2017).
Trump bercericit, "Kita mesti cerdas, tegas, dan keras. Kita membutuhkan pengadilan yang mengembalikan hak-hak kita. Kita membutuhkan travel ban (larangan berkunjung) sebagai level keselamatan ekstra."
Kicauan Trump itu kontan memicu kritik dari banyak kalangan karena dianggap memanfaatkan penderitaan orang lain untuk mempromosikan kebijakannya sendiri.
Daniel Drezner, profesor politik pada Fletcher School of Law and Diplomacy, Universitas Tufts, menyebut sang presiden sebagai "pramuria yang menduduki kekuasaan yang tidak dimengertinya."
John Horgan, psikolog dan pakar teroris pada Georgia State University, menyebut Trump pemimpin oportunis (opportunist-in-chief).
Setelah muncul kecaman dan kritik, Trump lalu memasan kicauan yang lebih simpatik, "Apa pun yang dapat dilakukan AS untuk membantu London dan Inggris. KAMI BERSAMA KALIAN. TUHAN MEMBERKATI!”
Setelah kicauan ketiga itu, Wakil Presiden Mike Pence menimpali "doa kami bersama para korban.”
Sedangkan Ketua DPR dari Partai Republik, Paul Ryan, berkata, "Kita berdiri tegak bersama dengan sahabat-sahabat kita di London dan teriring doa untuk para korban. Teror dan kebencian tidak akan pernah menang," demikian The Guardian seperti diteruskan Antara.
Pesan relatif sama disampaikan Chuck Schumer, ketua faksi Demokrat di Senat, yang juga mendoakan para korban teror di London itu.
http://internasional.kompas.com/read...ikecam.netizen
Diubah oleh methadone.500mg 07-06-2017 11:17




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.4K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan