Berbicara mengenai ragam hewan didunia ini tentu tak akan ada habisnya,karena di bumi kita ini dihuni oleh ratusan bahkan ribuan spesies hewan,dari mulai yang unik,cantik,sampai yang mematikan sekalipun pada faktanya memang hidup bersama dengan kita di bumi ini.
Ngomong-ngomong soal hewan mematikan,tentu yang terlintas dipikiran kita adalah hewan yang buas,yang ganas,yang suka membabi buta,suatu hal yang sangat mengerikan sekali bukan? Tentu kita akan memilih jauh jauh dari hal yang berhubungan dengan hewan mematikan tersebut,namun apa jadinya jika peristiwa tersebut bisa disebabkan oleh hewan sekecil lebah? Ya lebah,hewan yang doyan menyengat ini memang hewan yang sangat bermanfaat karena memang lebah adalah salah satu penghasil madu yang bisa kita nikmati sampai sekarang ini.
Namun apa jadinya jika ada jenis spesies lebah (hybrid) yang dijuluki sebagai lebah pembunuh hidup disekitar kita? Disamping status mereka yang memang bermanfaat untuk menghasilkan madu,tentu tak akan ada yang mau jika harus hidup berdampingan dengan koloni lebah pembunuh tersebut,lantas dimanakah mereka tinggal? Bagaimana kah mereka bisa mendapat sebutan hewan hybrid? Sebegitu mengerikan kah mereka hingga dijuluki sebagai lebah pembunuh?

Langsung saja kita simak penjelasan dibawah ini....Cekidott
Quote:
Lebah madu yang satu ini sedikit memiliki cerita seperti film-film sains fiction, dimana sebuah hewan di eksperimenkan untuk tujuan tertentu, namun terlepas di alam dan melakukan serangan ke penduduk di sekitarnya. Lebah ini merupakan hybrid dari lebah Afrika dan Eropa.
Lebah madu Afrikanisasi (Apis mellifera scutellata) juga disebut dengan lebah Afrikanisasi atau lebah pembunuh – adalah keturunan dari lebah Afrika bagian selatan yang diimpor pada tahun 1956 oleh para ilmuwan Brasil yang mencoba mengembangbiakkan lebah madu yang beradaptasi lebih baik dengan daerah tropis Amerika Selatan.
Ketika beberapa lebah tersebut melarikan diri dari karantina pada tahun 1957, mereka mulai berkembang biak dengan lebah madu lokal yang ada di Brasil , dengan cepat memperbanyak diri dan memperluas jangkauan mereka di seluruh Amerika Selatan dan Tengah dengan tingkat persebaran lebih dari 200 mil per tahun. Dan dalam dekade terakhir, Lebah madu Afrikanisasi mulai menyerang Amerika Utara.
Lebah Afrikanisasi memperoleh gelarnya sebagai lebah pembunuh karena mereka sangat kejam dan akan menyerang manusia dan hewan yang tanpa sadar nyasar ke wilayah mereka, lebah ini memiliki ciri-ciri sifat mempertahankan wilayah yang sangat kuat, sehingga sering mengakibatkan cedera serius atau kematian.
Saking sangat defensif sekali alias mudah sekali bereaksi terhadap gangguan, anda bahkan tidak perlu mengganggu sarang lebah ini untuk memulai terjadinya serangan oleh lebah Afrikanisasi. Karena, lebah Afrikanisasi telah dikenal sering menanggapi dengan brutal terhadap kejadian biasa, termasuk suara atau bahkan getaran dari kendaraan, peralatan dan pejalan kaki.
Meskipun racun mereka tidak lebih kuat dari lebah madu lokal, lebah Afrikanisasi menyerang dalam jumlah yang jauh lebih besar dan mengejar musuh yang ditargetnya dengan jarak yang lebih jauh dari lebah-lebah lainnya. Setelah terganggu, koloni akan tetap gelisah selama 24 jam, menyerang manusia dan hewan dalam jarak seperempat mil dari sarangnya.
Kejadian fatal terjadi di Texas, dimana 30.000 lebah Afrikanisasi menyerang sebuah pasangan yang sedang melatih kuda kecil mereka. Saking banyaknya lebah yang “marah’ ini, hingga langit seakan di penuhi oleh lebah- lebah Afrikanisasi, pasangan ini dapat menyelamatkan diri setelah masuk ke dalam air dan bersembunyi di dalam rumah. Namun 2 kuda mereka mati, dan juga 5 ekor ayam betina mereka juga mati akibat serangan brutal ini.
Kasus lain juga terjadi pada seorang kakek berusia 62 tahun asal Texas, meninggal setelah terkena serangan 40.000 lebah pembunuh.
Sebenarnya serangan racun lebah pembunuh tidaklah berbahaya, namun saat mereka di ganggu, lebah Afrikanisasi cenderung mengejar sumber pengganggu tersebut dengan sangat konsisten dan dengan armada dalam jumlah yang besar.
Sebagai pembanding, jika lebah Eropa sarangnya di ganggu, maka 10% dari jumlah koloni akan melakukan pengejaran, tetapi jika lebah Afrikanisasi sarangnya di ganggu maka 100% dari jumlah koloni akan melakukan pengejaran.
Sengatan lebah pembunuh juga menjadi sinyal bagi lebah lain untuk memburu dan untuk “menandai” target sasaran serangan.
Lebah Afrikanisasi tergolong sebagai lebah penginvasi dan memiliki kecenderungan mendominasi lebah lokal. Para peternak lebah di Amerika memiliki kekhawatiran mengenai perkembangan bisnis mereka dengan menyebarnya lebah Afrikanisasi secara luas.
Nah udah tau sekarang kan? Duh jangan berani berani ganggu mereka ya Gan/Sist mereka mainnya keroyokan soale

,mending kaga usah cari gara gara deh ya sama mereka,asal kita ngga ganggu mereka ngga bakal ngusik kok...

Kita asik mereka santai,kalo kita ngusik bisa bisa kita dibantai...

Kabur...







Sumber
Pict Source : Google Image