[HSI] 1 Liter Of Tears By Aya Kito

Aya kito, seorang gadis berusia 15 tahun yang harus menghadapi kenyataan pahit saat penyakit aneh menghampiri dan merubah hidupnya, hal ini dimulai dengan kesulitan berjalan dengan normal, sering tersandung, dan tersedak saat makan atau minum, Hingga akhirnya harus dirawat dirumah sakit selama liburan musim panas tanpa tau penyakit apa yang dideritanya.

Dirumah sakit aya harus menjalani beberapa tes dan terapi untuk mengetahui perkembangan penyakitnya serta untuk mengetahui upaya penyembuhnnya, walau hanya memberikan hasil yang sangat sedikit tapi hal tersebut setidaknya memberikan sebuah titik terang tentang penyakit aya. Akan tetapi hingga aya kembali kesekolah kesehatannya belum juga membaik, kesehariannya disekolah pun terhambat seperti berjalan sambil berpegangan sisi koridor dan hanya bisa memakan satu sampai dua suap bekal saat jam istirahat karena gerakannya yang lambat, hal ini juga membuat aya sangat bergantung pada teman sekelasnya. Untunglah ada yu dan shin yang selalu membantu aya disekolah.

Pandangan rendah, hinaan, dan sikap sinis dari teman sekolah dan orang sekitar adalah makanan sehari – hari aya, akan tetapi setiap menangis sang ibu selalu menenangkan dan mengatakan hal – hal indah yang mampu menenangkan aya. Hingga pada akhirnya aya pindah ke sekolah luar biasa pada kelas 2 sma dikarenakan banyaknya gangguan dan aya sudah merasa itu yang terbaik.

Selama di SLB aya bertemu dengan banyak anak berkebutuhan khusus sepertinya dan banyak hal yang bisa dipelajari seperti meskipun memiliki kekurangan pasti ada sisi kelebihan yang dimiliki oleh setiap orang, dan sana tidak ada lagi yang merendahkannya. Setelah lulus dari SLB aya menjalani hari – hari yang membosankan dirumah seorang diri, tidak banyak yang bisa dilakukan dan juga perasaan takut yang selalu menghantui jika terjadi apa – apa pada dirinya sedangkan sedang tidak ada orang yang bisa membantunya.

Adalah spinocerebellar ataxia, sebuah penyakit yang telah merenggut keceriaan dan kebebasan aya hingga menjadi seperti ini, penyakit ini membuat sel saraf sumsum tulang belakang, otak kecil,dan penghubung otak besar – otak kecil mengalami penurunan bahkan kehilangan fungsinya. Ini yang menyebabkan beberapa penyakit yang diderita aya.

Rumah sakit sudah menjadi rumah kedua bagi aya, karena sudah sering bolak – balik dan menginap dirumah sakit selama sakit kurang lebih 5 tahun, hingga usia 20 tahun kondisi aya semakin terpuruk, aya kini hanya bisa berbaring dikasur dan sudah sangat sulit untuk berbicara dan menelan sehingga perlu dibantu dengan alat pada hari – harinya.

Buku ini adalah sebuah adaptasi dari buku diary milik aya yang ditulis dari umur 14 hingga 20 tahun, saya sendiri tertarik membacanya setelah menonton adaptasi lainnya yaitu drama dengan judul yang sama akan tetapi pastinya ada beberapa poin ataupun kejadian yang berbeda antara diary dan film/drama untuk itu saya merekomendasikan untuk membaca bukunya agar tau kisah asli dari aya kito. Banyak kisah kehidupan yang dapat dipelajari dari buku ini, mulai dari perasaan seorang penyandang cacat hingga pengorbanan seorang ibu yang rela melakukan banyak hal demi anaknya.

Penilaian akhir 4,5/5