Bupati Ciamis Larang Warung Nasi Buka Siang Hari Saat Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Pemerintah Kabupaten Ciamis bersama tokoh agama, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan tokoh ormas di Kabupaten Ciamis menandatangani maklumat untuk menghormati dan mengagungkan bulan suci Ramadan 1438 H di Aula Sekretariat Daerah beberapa waktu lalu. Salah satu poinnya yaitu melarang warung nasi melayani konsumennya di siang hari.

Pemilik warung, rumah makan dan sejenisnya juga diminta tidak melakukan pelayanan terhadap konsumen pada waktu puasa. Penyedia makanan atau minuman untuk berbuka puasa diperbolehkan melayani konsumen mulai pukul 15.00 WIB. Masyarakat non-Muslim atau yang tidak puasa karena berhalangan disarankan tidak makan atau minum saat siang hari di lingkungan masyarakat yang sedang puasa. Selanjutnya, penyedia jasa hiburan seperti tempat karaoke diminta tidak melaksanakan aktivitas selama bulan Ramadan.

Bupati Ciamis Iing Syam Arifin mengatakan pembuatan maklumat itu diharapkan menjaga kekhusyukan selama Ramadhan. “Bagaimana pemikirannya supaya aman nyaman dan tetib dan puasa penuh kesenangan. Jadi, kami membuat maklumat ini, supaya masyarakat melaksanakan puasa dengan penuh kesenangan,” katanya pada wartawan.

Ia berharap segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan perayaan bulan puasa bisa dilaksanakan dengan bergotong-royong. Usai penandatanganan, pemerintah menindaklanjutinya dengan koordinasi bersama TNI, Polri dan tokoh masyarakat. “Termasuk penyebaran maklumat ini kepada masyarakat. Yang penting bersama dulu jadi tidak akan ada aksi sweeping-sweping karena kebersamaan,” ucapnya.

Diketahui, isi maklumat itu antara lain memakmurkan bulan Ramadhan dengan penuh semangat untuk beribadah, menjauhi segala bentuk maksiat dan munkarat yang akan merugikan diri sendiri dan ketentraman masyarakat seperti perjudian, perzinahan, mengonsumsi narkoba dan minuman keras, menjual dan membakar petasan, termasuk dilarang melakukan balapan liar.
http://nasional.republika.co.id/beri...-saat-ramadhan


Kurang apa coba ummat muslim Indonesia?
Diberi kekhususan, dianak emaskan, diproritaskan, sampai sebulan penuh!
Kalau masih aja ada ummat muslim yang gak puasa di bulan Ramadhan, alangkah bodoh dan hinanya dia.

Puasa Ramadhan itu pada dasarnya menahan hawa nafsu lahir dan bathin. Bukan cuma urusan melawan nafsu ingin makan dan minum. Jadi pada dasarnya siapapun yang melarang warung makan untuk tutup selama Ramadhan itu sebenarnya udah dzalim! Menutup pintu rejeki orang lain dengan alasan Ramadhan. Dan Ramadhan sebenarnya dinistakan dan direndahkan hanya diartikan sebagai puasa makan dan minum.

Makin kesini makin lucu sebenarnya ummat muslim Indonesia. Apa-apa harus diutamakan. sampai soal ibadahpun harus diutamakan. Padahal urusan ibadah puasa Ramadhan itu hukumnya wajib bagi yang aqil baliq di Islam. Andai tak bisa puasapun harus ada pengganti dan harus ada alasan yang jelas yang udah diatur. Lantas apa orang lain tahu kalau kita tidak puasa? Gak! Cuma orang itu dan Allah yang tau. Lalu apa hubungannya dengan warung makan yang buka siang hari? Bukankah justru ummat muslim punya tantangan tersendiri dalam menjalani ibadah puasa? Kalau ibadah puasa hanya flat, tidak ada tantangannya, dimana nilai ibadahnya?

Ulama salah, dibela, hanya karena labelnya Ulama.
Ormas salah, dibela, hanya karena labelnya Islam.
Orang salah, dibela, hanya karena sama-sama muslim.
Peraturan salah, dibela, hanya karena mayoritas.

Apapun juga, seharusnya ucapan terima kasih yang tak terhingga, harusnya ditujukan pada semua ummat non muslim Indonesia yang sabar, yang ikhlas, yang penurut, yang patuh, yang sadar bahwa mereka minoritas, sehingga apapun juga, mereka mau tidak mau, suka tidak suka, menurut pada undang-undang yang tak tertulis di Indonesia ini, bahwa mayoritas punya kuasa penuh melakukan apapun juga semau mereka.

Berbangga hatilah kalian wahai ummat non muslim Indonesia, sebab hanya karena kalianlah bisa ada mayoritas dan minoritas. Hanya karena kalianlah maka Indonesia jadi punya warna, bukan sekedar hitam dan putih.