- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pasukan Khusus di Dunia


TS
c4punk1950...
Pasukan Khusus di Dunia
Quote:
Untuk itu kali ini saya akan membahas mengenai pasukan khusus yang ada di berbagai dunia. Pasukan khusus ini memiliki operasi dan misi yang sangat rahasia demi melindungi negaranya atau sedang melakukan misi luar negeri yang kita tak pernah tahu. Berikut adalah pasukan khusus yang memiliki kemampuan paling spesial dan sangat kuat di berbagai penjuru dunia.
GSG 9

GSG-9 der Bundespolizei (sebelumnya GSG-9 adalah kependekan dari Grenzschutzgruppe 9, Penjaga Perbatasan, Grup 9) adalah unit taktis operasi khusus anti-terorisme elit dari kepolisian Federal Jerman. Unit ini dianggap sebagai salah satu unit khusus terbaik di dunia. Banyak unit-unit anti-terorisme negara-negara lain dibentuk menurut model GSG-9 ini. Unit Sat-81 Gultor dari Kopassus dibentuk berdasarkan bimbingan dari GSG-9.

Secara resmi pasukan GSGn 9 dibentuk pada 17 April 1973 sebagai bagian dari kepolisian federal Jerman. Pasukan ini memiliki spesialisasi mengatasi penyanderaan, pencurlikan dan terorisme.
Misi pertama GSG 9 adalah operasi Fire Magic pada 1977 untuk menyelamatkan sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Lufthansa yang dibajak dalam penerbangan dari Palma de Mallorca menuju Frankfurt.
Para pembajak asal Palestina yang kemudian mengalihkan pesawat Boeing 737 itu ke beberapa lokasi di Timur Tengah dan menuntut pemerintah Jerman membebaskan anggota Faksi Tentara Merah yang dipenjara.
Dalam pengalihan penerbangan selama empat hari, pembajak membunuh kapten pilot Juergen Schumann di Aden, Yaman. Selanjutnya, para pembajak mendaratkan pesawat itu di Mogadishu, Somalia untuk menunggu anggota Faksi Tentara Merah yang akan ditukarkan.
Tanpa diketahui para pembajak, pasukan GSG 9 diam-diam diberangkatkan ke Mogadishu untuk membebaskan para sandera.
Di malam hari antara 17-18 Oktober 1977 pasukan ranger Somalia membuat sebuah gerakan untuk mengalihkan perhatian pembajak. Di saat itulah pasukan GSG 9 menyerbu pesawat.
Operasi tersebut berlangsung hanya tujuh menit dan berakhir dengan dibebaskannya hampir semua penumpang dan kru pesawat.
Sementara tiga pembajak tewas dan satu lainnya terluka parah. Korban lain adalah satu anggota GSG 9 dan seorang kru kabin.

Aksi gemilang GSG 9 itu langsung mendapat pujian dunia internasional karena melakukan penyerbuan ke dalam kabin pesawat terbang dianggap sebagai salah satu operasi militer paling sulit.
Prestasi inilah yang langsung melambungkan nama GSG 9 ke jajaran pasukan-pasukan elite dunia.
Sebagian besar operasi GSG 9 memang dirahasiakan tetapi setidaknya sedang dibentuk pasukan elite ini sudah melaksanakan 1.500 misi namun tercatat hanya lima kali melepaskan tembakan dalam operasinya.
Kelima operasi itu, di luar misi mereka di Irak adalah di Mogadishu (1977), Bad Kleinen (1993), Aachen (1999).
Sayeret Shaldag

Sayeret Shaldag dibentuk pada 1974 sebagai operasi pelatihan ketika terjadi perang Yom Kippur pada 1973. Pada saat itu, Sayeret Matkal praktis tidak dapat digunakan karena kekurangan persiapan dan tidak koordinasi.
Hampir semua pasukan khusus IDF memiliki kemampuan pengintaian jarak jauh yang ekstrim, dengan kemampuan kontra teror yang dimiliki oleh berbagai cabang khusus di IDF.
Dengan kondisi seperti itu, kebanyakan pasukan khusus di IDF mampu merencanakan dan memilih perannya di peperangan yang akan datang. Seperti apa yang dilakukan oleh Sayeret Matkal di perang Yom Kippur. Ketika semua jenderal sibuk, Sayeret Matkal memilih sendiri operasi yang akan dilakukannya.

Semenjak kebanyakan misi baru disetujui di saat-saat terakhir, Sayeret Matkal tidak menggunakan semua potensinya untuk menjalankan sebuah operasi. Pada akhirnya, kemampuan mereka hanya setara dengan unit infanteri ketimbang pasukan elit yang memiliki kemampuan mengumpulkan informasi intelijen.
Ketika perang Yom Kippur selesai, pemimpin Sayeret Matkal saat itu, Muki Betser melakukan perubahan besar-besaran di dalam unit. Tujuan utamanya adalah, di masa depan Sayeret Matkal hanya akan menjalankan operasi dan misi khusus, untuk menjaga keeksklusifannya.
Sayeret Matkal akan berlatih misi-misi khusus di masa damai, jadi ketika perang kembali pecah, unit ini akan menjadi bagian tak terpisahkan dari pasukan Israel, memberi kontribusi berharga bagi kepentingan Israel.

Salah satu hasil reorganisasi ini adalah pembentukan sebuah unit kecil cadangan yang kemudian diberi nama Sayeret Shaldag. Sementara itu, pejabat eksekutif menunjuk seseorang yang bertanggung jawab untuk menjalankan operasional.
Unit yang baru dibentuk itu memiliki keahlian khusus dalam melakukan operasi air-to ground dan fokus kepada operasi darat penunjuk laser untuk rudal dan bom berpenuntun laser.
Alasan utama spesialisasi ini, tidak seperti perang Enam Hari pada 1967 dimana IAF memenangi air superiority di hari pertama dan hari-hari selanjutnya, pada saat perang Yom Kippur, IAF menderita banyak kekalahan dengan banyaknya pesawat yang hancur tertembak rudal darat-udara (SAM) milik Arab yang diberikan oleh Uni Soviet.
Salah satu alasan utama mengapa Sayeret Shaldag menjadi unit khusus paling elit bersama-sama dengan Sayeret Matkal, adalah karena unit ini memiliki dana besar dari Pemerintah Israel. Sedangkan unit khusus lainnya harus berjuang keras untuk mendapatkan dana untuk membeli peralatan.
Bahkan ketika dana pertahanan dikurangi, Sayeret Shaldag tetap menerima dana besar untuk membeli peralatan militer canggih apapun dan memodifikasinya sesuai kebutuhan mereka.

Permasalahan dana ini adalah keuntungan lain menjadi bagian dari IAF, karena IAF adalah unjung tombak IDF, maka matra ini selalu mendapatkan persentase lebih besar ketimbang matra lainnya.
Jika dibandingkan, dana yang dikeluarkan untuk pembelian dan perawatan pesawat, dana yang diperlukan untuk mengoperasikan sebuah unit khusus seperti Sayeret Shaldag terbilang kecil, oleh karena itu Sayeret Shaldag tidak pernah mengalami kesulitan keuangan.
Seal Team 6

nama resmi pasukan khusus ini dirahasiakan dari publik, secara teknis tidak ada pasukan bernama SEAL Team 6. ST 6 mula-mula dibentuk dari kegagalan penyelamatan sandera AS di Iran tahun 1980. Misi penyelamatan itu gagal total kemudian dibentuklah pasukan elit antiteroris yang beroperasi dengan kerahasiaan tinggi. Saat itu, tim ini diberi label 6 agar membuat bingung agen intelijen Uni Soviet tentang jumlah total anggota tim khusus ini.

Pasukan khusus ini sangatlah spesial, sehingga tidak ada yang dapat mendaftarkan diri untuk menjadi anggota baru. Tim dari pasukan ini diambil dari anggota pasukan elit angkatan laut AS (Navy) SEAL yang merupakan singkatan dari Sea, Air and Land. SEAL memiliki makna bahwa pasukan ini bisa beroperasi di darat, laut maupun udara. Sehingga dapat disimpulkan, ST 6 merupakan pasukan elit dalam pasukan elit. Operasi dari misi pasukan ini selalu dirahasiakan. Jangkauannya berada di luar protokol militer, terlibat dalam operasi militer tingkat tinggi dan seringkali berada di atas hukum internasional. Catatan operasi dari pasukan ini jarang disimpan. Ini dilakukan agar otoritas AS dapat menyangkal keberadaan dan keterlibatan pasukan ini.

SEAL Team 6 adalah bagian dari SEAL (Sea, Land, Air – Laut, Darat, Udara), pasukan khusus yang merupakan bagian dari Naval Special Warfare Command (Komando Perang Khusus Angkatan Laut).
Pada 2006, Pemimpin Joint Special Operation Command (JSOC), yang membawahi Seal Team 6, Letnan Jenderal Stanley McChrystal menginginkan SEAL untuk mengambil peran lebih besar di Afghanistan untuk menghadapi Taliban. Mereka juga diterjunkan di Irak bersama dengan pasukan khusus lainnya, Delta Force untuk memimpin misi untuk menangkap dan membunuh lawan.

Kementerian Pertahanan AS, atau yang juga dikenal dengan nama Pentagon, tidak secara terbuka mengakui nama SEAL Team 6. Nama yang digunakan oleh unit ini adalah Naval Special Warfare Development Group (Kelompok Pengembangan Perang Khusus Angkatan Laut) sebagai persetujuan bagi misi-misi resmi untuk mengembangkan peralatan dan taktik perang untuk organisasi SEAL secara umum.
Aksi-aksi yang dilakukan oleh SEAL Team 6 tidak jarang merupakan misi rahasia. Pada 2009 sebuah serangan yang dipimpin oleh anggota Team 6 yang beranggotakan operatif dari Dinas Intelijen AS (CIA) dan pasukan militer Afghanistan berakhir dengan kematian para pemuda Afghanistan. Kejadian in menimbulkan ketegangan antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan Pemerintah Afghanistan.
JSOC saat itu menyelidiki kejadian tersebut, namun tidak menyebutkan keterlibatan Team 6 kepada penyelidik dari Angkatan Laut AS. Dalam pernyataannya JSOC hanya mengatakan setiap kesalahan yang terjadi akan ditindaklanjuti dengan serius.
Meski tidak selalu berakhir dengan sukses, namun beberapa pihak mengakui perlunya unit operasi khusus seperti SEAL Team 6 untuk bergerak dengan penuh kerahasiaan.
“Jika Anda menginginkan pasukan seperti ini untuk sesekali melanggar hukum internasional, maka Anda tentu tidak ingin tindakan mereka diketahui publik,” kata mantan Komandan NATO James G. Stavridis.

Saat ini hampir semua anggota SEAL Team 6 dilengkapi dengan infra merah dan alat pendeteksi panas sebagai peralatan standar. Beberapa anggota bahkan dilengkapi dengan granat generasi terbaru yang sangat efektif untuk menghancurkan bangunan.
Kopassus

Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Komando Utama (KOTAMA) tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, Indonesia.

Kopassus memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror. Tugas Kopasus Operasi Militer Perang (OMP) diantaranya Direct Action serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, Combat SAR, Anti Teror, Advance Combat Intelligence (Operasi Inteligen Khusus). Selain itu, Tugas Kopasus Operasi Militer Selain Perang (OMSP) diantaranya Humanitarian Asistensi (bantuan kemanusiaan), AIRSO (operasi anti insurjensi, separatisme dan pemberontakan), perbantuan terhadap kepolisian/pemerintah, SAR Khusus serta Pengamanan VVIP.

Satuan Penanggulangan Teror 81 (Satgultor 81) Kopassus. Kata kunci Satgultor 81 adalah strategis terpilih, artinya yang menjadi sasaran penindakan Satgultor 81 adalah obyek atau kasus yang masuk kategori strategis terpilih. Peristiwa teror bom di Thamrin dan pengejaran kelompok Santoso, belum lagi masuk kategori strategis terpilih.

Kualifikasi personel Satgultor 81 secara umum lebih tinggi dari satuan sejenis (primus inter pares), dan paling lama didirikan (tahun 1981). Oleh karenanya personel Satgultor baru diturunkan, bila ancaman itu bersifat kompleks dengan skala kesulitan terbilang tinggi.

Dan satu lagi yang harus diingat, palagan yang disediakan bagi Satgultor ada pada ruang yang terbatas (seperti pesawat terbang dan gedung), dan biasanya di perkotaan, bukan pertempuran konvensional di dataran luas atau rimba raya. Itu sebabnya model operasi penindakan dari Satgultor 81 (juga satuan anti-teror lainnya), memiliki istilah teknis Pertempuran Jarak Dekat (PJD, Close Quarters Battle)
Bila Kopassus pada akhirnya mendapat tugas operasi lawan gerilya, bukan Satgultor yang dikirimkan, namun satuan lainnya seperti Grup 1 dan Grup 2 (kualifikasi para komando), atau Grup 3 (Sandi Yudha, operasi senyap).
Mutlak diperlukan sinergi

Bagi negeri kita, begitu krusialnya ancaman teroris atau teror itu, satuan anti-teror juga dikembangkan di angkatan lain. Seperti Detasemen Jala Mangkara (Denjaka Korps Marinir), Komando Pasukan Katak TNI-AL, Detasemen Bravo 90 Paskhas TNI-AU, Satuan Gegana (Brimob Polri), dan Densus 88 (Polri).

“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,”
Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu. selama “pelolosan” si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.
Dalam pelolosan itu, kalau siswa sampai tertangkap maka itu berarti neraka baginya karena dia akan diinterogasi layaknya dalam perang. Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.

Dalam kondisi seperti itu, si prajurit harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya. Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka. Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.
Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan. nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70. Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter.

“Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa.
SAS ( Special Air Service)

SAS adalah Pasukan Khusus Kerajaan Inggris, yang terbagi dalam 3 (tiga) Resimen, yaitu Resimen ke-22 yang bersifat Reguler, Resimen ke-21 dan 23 yang merupakan bagian dari Pasukan Teritorial AD Inggris atau Territorial Army Reserve. Setiap Resimen terdiri dari 4 kompi Operasional, yaitu Kompi A, B, D, G dan 1 Kompi Cadangan bernama Kompi R, setipa kompi berkekuatan 64 personel dipimpin oleh seorang perwira berpangkat Mayor. 64 personel tersebut dibagi menjadi 4 tim pasukan masing-masing berjumlah 16 personel dipimpin oleh seorang Kapten, dimana dalam tiap tim dengan 16 personel tersebut masing-masing mempunyai keahlian tempur khusus, yaitu Pasukan Perahu untuk misi amfibi, Pasukan Mobilitas untuk tugas Manuver Darat Cepat dengan menggunakan jeep Land Rover, kendaraan serang cepat atau sepeda motor. Kemudian ada Pasukan Udara yang personelnya ahli dalam terjun bebas serta Pasukan Gunung dengan kemampuan melakukan tugas-tugas di medan pegunungan (panjat tebing) dan perang dimusim dingin di daerah bersalju. Tim dengan 16 personel tersebut ternyata dipecah lagi menjadi 4 unit pasukan kecil dengan kekuatan 4 personel dipimpin seorang prajurit berpangkat Kopral. 4 personel inilah sesungguhnya merupakan unit taktis mendasar dalam
Resimen SAS.
pada tahun 1941 ia mendapatkan kepercayaan dari pimpinan AD Inggris untuk membentuk Satuan Komando yang lebih besar lagi, dengan tetap diawali oleh pembentukan Detasemen L sebagai bagian dari Brigade Special Air Service.
Sejak saat itu, David Stirling mengatur jadwal pelatihan untuk merekrut dan melatih calon anggota SAS yang baru, sesuai dengan kriteria dan syarat yang sudah ditentukan.

Pada perkembangan selanjutnya, Detasemen L berubah nama menjadi Resimen SAS ke-1, dan setelah mengalami berbagai reorganisasi, kemudian terbentuklah Brigade SAS di Skotlandia pada tahun 1944, yang terdiri dari 2 Resimen Inggris, 2 Resimen Perancis, 1 Skuadron Belgia dan 1 Skuadron Perhubungan.
Pada tahun 1952, pasukan SAS unit Malayan dibentuk dan Resimen ke-22 yang telah ada ditata kembali.

Persyaratan Menjadi Anggota Pasukan SAS :
- Minimal sudah 3 tahun menjadi prajurit dalam AD Inggris, kemudian dilakukan proses kegiatan training oleh Stirling Lines, suatu Satuan Training yang bermarkas di Hereford. Para calon anggota SAS digodok delama 24 minggu dengan materi latihan yaitu jalan gunung, longmarch, navigasi, latihan hutan, sekolah Para (terjun), latihan fisik untuk membentuk tubuh yang prima, dan selama mengikuti pendidikan, mereka diharuskan menggendong ransel seberat kurang lebih 25 Kg. Jika mereka berhasil lulus dalam pelatihan selama 24 minggu tersebut, maka para calon akan dilantik dengan pemasangan badge SAS dan siap bertugas di Resimen SAS.

Fungsi Utama SAS :
- Penanganan Anti-Terorisme
- Pengumpulan Informasi Intelijen
- Penyerangan Target, sabotase dibelakang garis pertahanan musuh
- Perlindungan Jarak Dekat (close protection)
- Melakukan Misi Rahasia Negara
- Penanganan wilayah konflik bersenjata
Spesialisasi Khusus Prajurit :
-Pertolongan Pertama, level tingkat tinggi, dengan bertugas penuh di Rumah Sakit yang sibuk, termasuk seminggu berada di kamar mayat.
-Sinyal atau Isyarat
-Teknik Parasut HALO (High Altitude Low Opening)
-Teknik Parasut HAHO (High Altitude High Opening)
-Berlatih menembak Sniper, semua prajurit SAS dilatih oleh Marinir Kerajaan Inggris pada kursus -Latihan menembak sniper di CTCRM (Commando Training Centre Royal Marines)
-Mempelajari bahasa asing
-Kemampuan mengoperasikan kendaraan; patroli kendaraan, patroli dan penjagaan lintas negara, dan latihan mengemudi untuk menghindari kejaran dan serangan musuh
-Pelatihan CRW
-Metode peledakan bom EMOE
-Perlindungan VIP (bodyguard atau perlindungan dekat)

Sampai saat ini, SAS telah banyak terlibat dalam operasi militer jauh dari negaranya sendiri. Operasi militer tersebut tentu sangat membantu sekutu dalam perlawanan terhadap kelompok bersenjata di daerah konflik militer. Dari dulu hingga saat ini SAS telah bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam masalah konflik militer dan penanganan Anti-Terorisme di dunia. Tentu pasukan Elite dari Inggris ini menambah daya tempur dan mendapatkan banyak Informasi Intelijen dalam bekerjasama dengan AS, yang tentunya mempermudah operasi mereka di lapangan.

motto resmi Pasukan Khusus Angkatan Udara : “Yang Berani yang Menang / Who Dares Win”. Dengan mencoba bergabung di Pasukan Khusus Angkatan Udara, anda membuat sebuah risiko (atau “tantangan”) yang berarti — Waktu dan upaya yang anda siapkan serta pelatihan tersebut tidak akan sia-sia. Dengan kendali diri yang tepat, risiko akan berkurang — jika anda menginginkan hadiah, anda harus mendorong diri anda mengeluarkan seluruh potensi dalam diri anda untuk mendapatkannya.
Diubah oleh c4punk1950... 29-05-2017 05:31
0
43.3K
Kutip
189
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan