Aku sekolah hanya sampai tingkat SMK
Aku tak mau berhenti begitu saja, pendidikan ku "belum tinggi", walau aku mempunyai keahlian dari sekolah kejuruan.

Kehidupan begitu keras?
IYA

Aku pernah merasakan bekerja tanpa gaji bulanan, ketika aku memulai karir marketing Forex.
Orang melihatnya begitu mewah dengan fasilitas mobil yang dapat digunakan untuk bertemu client. Penampilan yang rapih, wangi, make up dan rambut tertata. Tapi? Sebenarnya entah kapan perjuanganku akan menjadi hasil? Esok apakah aku masih bisa ke kantor lagi?

Jika aku mau menghalalkan segala cara? Sangatlah mudah
Tawaran untuk "berkencan" dengan client itu menjanjikan hidup layak.

Lalu? Apa bedanya aku dengan kupu kupu malam?

Aku memutuskan untuk resign.

Melamar menjadi buruh pabrik. Awal aku berkarir di sana menjadi operator.
Walaupun itu aku merasa sangat merugi, perjuanganku selama sekolah dengan menjadi juara kelas dari SD hingga SMK. Aku punya prestasi hingga Tingkat Provinsi. Kemampuan Bahasa Inggrisku juga?

Tak ternilai semuanya
Apa bedanya aku dengan teman-teman yang "sekolah hanya sampai gerbang"?

Kerja keras dan mau belajar . .
Aku sangat ingat dengan wali kelas ku saat masih kelas 1 SD dia menanamkan semangat untuk "Carilah Ilmu Setinggi Mungkin, jika orang tuamu sanggup hingga SMA, kau harus kuliah. Jika orang tuamu Sarjana kamu harus bisa S2"
Masa penjajahan, ga mudah untuk mengenyam bangku pendidikan. Dan wanita mungkin akan di culik oleh Tentara Jepang untuk "bermain-main". Sangat mengerikan !

Ketika teman-temanku lulus ada yang memilih untuk menikah muda. Aku lebih memilih berkarya, karena saat aku belum menikah aku bisa berbakti penuh kepada orang tuaku.

Aku ingat wejangan dari guruku "Wanita walaupun ujung-ujungnya di dapur, jadilah wanita berkualitas. Wanita akan mencetak generasi muda yang berkualitas. Didiklah anakmu! Jadikan anak yang pintar dan cerdas! Jangan jadi bangsa yang tertinggal!"

Guruku . . .
Jika kau membaca tulisan ini, aku mengucapkan terima kasih banyak atas ilmu yang kau wariskan. Tak hanya akademik, ilmu tentang padangan hidup, moral, sosial . .

Guruku . .
Mungkin beliau sudah pensiun
Sehat selalu ya Bu, Sekar kangen Ibu saat di marahin mejanya di lempar penghapus papan tulis kalo Sekar ngobrol, kangen sama perhatian Ibu kalau nilai Sekar turun, mata Ibu berkaca-kaca dan berkata "lebih serius dan jangan ceroboh kalo ngerjain soal"

Bu, murid Ibu sekarang udah mandiri.
Murid Ibu waktu masih sekolah aktif di kegiatan Sukarelawan mengkampanyekan baik buruknya pergaulan bebas.

Alhamdulillah berkat ibu, saya semangat dan sekarang melanjutkan kuliah sudah Semester 6 dengan biaya sendiri
Dan karir pun naik bu, sekarang udah jadi Staff dan freelance juga sebagai marketing

Bu, sekarang aku lagi giat menulis
Semoga dengan tulisan-tulisanku, aku bisa berbagi pandanganku dan cerita hidupku kepada pembaca.