- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Buya Syafii, Kardinal Julius, Bhikkhu Nyana hingga Istri Gus Dur Serukan Perdamaian


TS
aghilfath
Buya Syafii, Kardinal Julius, Bhikkhu Nyana hingga Istri Gus Dur Serukan Perdamaian
Spoiler for Buya Syafii, Kardinal Julius, Bhikkhu Nyana hingga Istri Gus Dur Serukan Perdamaian Indonesia:

Quote:
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh nasional, baik dari lintas agama dan budayawan, bertemu di Yogyakarta dalam Forum Sesepuh Bangsa untuk perdamaian Indonesia.
Mereka yang tergabung dalam forum ini berdialog bersama untuk menyampaikan seruan perdamaian. Mereka antara lain Buya Ahmad Syafii Maarif, Kardinal Julius Dharmaatmaja, Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Bhikkhu Nyana Suryanadi, Mohamad Sobary, Pendeta Gomar Gultom, Prof Abdul Munir Mulkan, KH Imam Aziz, Ida Bagus Agung, Engkus Ruswana, dan Budi Suniarto.
Alissa Wahid yang membuka acara ini mengatakan, Pilkada DKI Jakarta walaupun terjadi di pusat kekuasaan namun ternyata membawa getaran sampai ke ujung Indonesia.
"Situasi akhir-akhir ini yang terjadi menjadi tantangan kita bersama. Ujaran kebencian, ajakan melakukan kekerasan, kekhawatiran dan kecemasan atas masa depan, rasa tidak aman itu semakin terasa diberbagai penjuru Indonesia," ujar Alissa dalam jumpa pers di UC Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (26/5/2017).
Alissa menuturkan, jika dibiarkan terus, hal-hal seperti itu akan mendatangkan kesulitan bagi bangsa Indonesia untuk melangkah maju ke depan. Apalagi baru saja terjadi aksi bom di Jakarta yang mengagetkan semua masyarakat.
"Itu semua membuat kami merasa sudah saatnya yang muda-muda ini sowan dan bertanya kepada para sesepuh," ungkapnya.
Para tokoh yang hadir dalam forum ini, lanjutnya, kredibilitasnya sudah tidak diragukan lagi. Para sesepuh ini sudah tidak lagi mengejar yang sifatnya duniawi ataupun kekuasaan semata. Kiprah para sesepuh dalam menjaga Indonesia juga sudah tidak bisa ragukan lagi.
"Beliau-beliau pernah muda dan mengikuti proses perjalanan bangsa sedemikian rupa. Kami membutuhkan kearifan, Ilham dan wejangan atau arahan agar perjalanan sejarah bangsa ini tetap dijaga pada arahnya dan bisa melangkah ke depan," katanya.
"Para sesepuh ini telah bermusyawarah dan dialog. Nanti akan ada seruan yang beliau-beliau ingin sampaikan kepada bangsa Indonesia dan terutama kepada pemerintah," tambah Alissa kemudian.
Mereka yang tergabung dalam forum ini berdialog bersama untuk menyampaikan seruan perdamaian. Mereka antara lain Buya Ahmad Syafii Maarif, Kardinal Julius Dharmaatmaja, Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Bhikkhu Nyana Suryanadi, Mohamad Sobary, Pendeta Gomar Gultom, Prof Abdul Munir Mulkan, KH Imam Aziz, Ida Bagus Agung, Engkus Ruswana, dan Budi Suniarto.
Alissa Wahid yang membuka acara ini mengatakan, Pilkada DKI Jakarta walaupun terjadi di pusat kekuasaan namun ternyata membawa getaran sampai ke ujung Indonesia.
"Situasi akhir-akhir ini yang terjadi menjadi tantangan kita bersama. Ujaran kebencian, ajakan melakukan kekerasan, kekhawatiran dan kecemasan atas masa depan, rasa tidak aman itu semakin terasa diberbagai penjuru Indonesia," ujar Alissa dalam jumpa pers di UC Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (26/5/2017).
Alissa menuturkan, jika dibiarkan terus, hal-hal seperti itu akan mendatangkan kesulitan bagi bangsa Indonesia untuk melangkah maju ke depan. Apalagi baru saja terjadi aksi bom di Jakarta yang mengagetkan semua masyarakat.
"Itu semua membuat kami merasa sudah saatnya yang muda-muda ini sowan dan bertanya kepada para sesepuh," ungkapnya.
Para tokoh yang hadir dalam forum ini, lanjutnya, kredibilitasnya sudah tidak diragukan lagi. Para sesepuh ini sudah tidak lagi mengejar yang sifatnya duniawi ataupun kekuasaan semata. Kiprah para sesepuh dalam menjaga Indonesia juga sudah tidak bisa ragukan lagi.
"Beliau-beliau pernah muda dan mengikuti proses perjalanan bangsa sedemikian rupa. Kami membutuhkan kearifan, Ilham dan wejangan atau arahan agar perjalanan sejarah bangsa ini tetap dijaga pada arahnya dan bisa melangkah ke depan," katanya.
"Para sesepuh ini telah bermusyawarah dan dialog. Nanti akan ada seruan yang beliau-beliau ingin sampaikan kepada bangsa Indonesia dan terutama kepada pemerintah," tambah Alissa kemudian.
Quote:
Buya Syafii Maarif hingga Istri Gus Dur Duduk Bersama, Ini 5 Seruan untuk Indonesia
Jumat, 26 Mei 2017 | 20:22 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh nasional, baik lintas agama dan budayawan, bertemu di Yogyakarta dalam Forum Sesepuh Bangsa untuk perdamaian Indonesia.
Dialog dan pertemuan para sesepuh bangsa yang digelar di University Club Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (26/5/2017), ini menghasilkan lima poin seruan untuk perdamaian Indonesia.
Lima poin hasil dialog para sesepuh tersebut dibacakan oleh H. Abdul Munir Mulkhan.
"Saya akan membacakan seruan yang tadi sudah dibicarakan oleh para sesepuh," ucap H Abdul Munir Mulkhan dalam jumpa pers di University Club Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (26/5/2017).
Kelima poin tersebut adalah:
1. Semua elemen bangsa, khususnya pemerintah, harus melakukan penyadaran bagi semua pihak tentang pentingnya persatuan dalam Indonesia yang bhineka dan mendudukkan Pancasila sebagai kepribadian bangsa untuk semua generasi.
2. Pemerintah harus bersikap tegas dan bijaksana dalam menanggapi situasi yang menjurus pada keretakan persatuan dan segera bertindak mengutamakan keselamatan bangsa dan negara.
3. Pemerintah harus memiliki sikap dan bahasa yang sama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup berbangsa dan bernegara.
4. Pendidikan politik dan sejarah kebangsaan perlu dikuatkan kembali, baik kepada para politisi maupun semua elemen bangsa, demi keselamatan dan masa depan bangsa.
5. Perlu dibangun persaudaraan sejati dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, demi terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan kepada semua makhluk ciptaan Tuhan, bahkan semua agama mewajibkan penerimaan dan penghormatan kepada orang lain.
Para sesepuh yang hadir adalah Buya Ahmad Syafii Maarif, Kardinal Julius Dharmaatmaja, Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Bhikku Nyana Suryanadi, Mohamad Sobary, Pendeta Gomar Gultom, Prof Abdul Munir Mulkan, KH Imam Aziz, Ida Bagus Agung, Engkus Ruswana, dan Budi Suniarto.
KH Moh Quraish Shihab dan KH Ahmad Mustofa Bisri tidak dapat hadir dalam acara ini, namun wejangan dan seruan mereka ditampilkan lewat video.
Jumat, 26 Mei 2017 | 20:22 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh nasional, baik lintas agama dan budayawan, bertemu di Yogyakarta dalam Forum Sesepuh Bangsa untuk perdamaian Indonesia.
Dialog dan pertemuan para sesepuh bangsa yang digelar di University Club Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (26/5/2017), ini menghasilkan lima poin seruan untuk perdamaian Indonesia.
Lima poin hasil dialog para sesepuh tersebut dibacakan oleh H. Abdul Munir Mulkhan.
"Saya akan membacakan seruan yang tadi sudah dibicarakan oleh para sesepuh," ucap H Abdul Munir Mulkhan dalam jumpa pers di University Club Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (26/5/2017).
Kelima poin tersebut adalah:
1. Semua elemen bangsa, khususnya pemerintah, harus melakukan penyadaran bagi semua pihak tentang pentingnya persatuan dalam Indonesia yang bhineka dan mendudukkan Pancasila sebagai kepribadian bangsa untuk semua generasi.
2. Pemerintah harus bersikap tegas dan bijaksana dalam menanggapi situasi yang menjurus pada keretakan persatuan dan segera bertindak mengutamakan keselamatan bangsa dan negara.
3. Pemerintah harus memiliki sikap dan bahasa yang sama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup berbangsa dan bernegara.
4. Pendidikan politik dan sejarah kebangsaan perlu dikuatkan kembali, baik kepada para politisi maupun semua elemen bangsa, demi keselamatan dan masa depan bangsa.
5. Perlu dibangun persaudaraan sejati dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, demi terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan kepada semua makhluk ciptaan Tuhan, bahkan semua agama mewajibkan penerimaan dan penghormatan kepada orang lain.
Para sesepuh yang hadir adalah Buya Ahmad Syafii Maarif, Kardinal Julius Dharmaatmaja, Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Bhikku Nyana Suryanadi, Mohamad Sobary, Pendeta Gomar Gultom, Prof Abdul Munir Mulkan, KH Imam Aziz, Ida Bagus Agung, Engkus Ruswana, dan Budi Suniarto.
KH Moh Quraish Shihab dan KH Ahmad Mustofa Bisri tidak dapat hadir dalam acara ini, namun wejangan dan seruan mereka ditampilkan lewat video.
kompas
Damailah Indonesiaku

Diubah oleh aghilfath 26-05-2017 21:26
0
2.2K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan